Nama influencer Rachel Vennya memang banyak menyita perhatian publik. Terlebih dengan kehadiran dua anaknya yang masih sangat kecil, semakin membuat banyak netizen ramai mengikuti media sosial miliknya.
Selain karena tingkah gemas dari kedua anaknya yaitu Xabiru Oshe Al-Hakimdan Aurorae Chava Al-Hakim, gaya parenting Rachel dalam mendidik kedua anaknya pun menyita perhatian netizen.
Sempat membuat sesi tanya jawab bersama para pengikutnya seputar gaya parenting, Rachel pun membagikan bagaimana ia mendidik kedua buah hatinya agar bisa menjadi anak-anak yang baik seperti sekarang ini.
Kira-kira bagaimana cara Rachel Vennya mendidik kedua anaknya ya, Ma?
Di tengah pandemi yang semakin hari terus bertambah jumlah kasusnya, Rachel pun membagikan tips bagi para orangtua yang memiliki anak kecil dan susah untuk menggunakan masker.
Rachel Vennya memberikan tips untuk anak-anak berusia 2 tahun ke atas seperti usia anak pertamnya, Xabiru. Berikut tips yang bisa Mama coba:
Cari masker yang menggemaskan atau karakter yang disukai anak.
Dicoba dulu menggunakannya di dalam rumah. Jika sudah terbiasa dari dalam rumah, saat diajak keluar pun anak akan terbiasa.
Menjadi contoh bagi anak dengan menggunakan masker dan menjelaskan apa gunanya masker di tengah pandemi seperti ini. Mama juga bisa mencontohkannya sambil bermain peran dengan boneka atau mainan kesukaannya.
Ketika anak mau memakai masker, jangan lupa berikan apresiasi dengan memujinya. Seperti yang Rachel lakukan yaitu memuji sang anak karena mau membantu banyak orang tak tertular virus yang ada.
Menurut Rachel, Mama bisa menggunakan cara apapun asal cara itu menyenangkan untuk anak. Sebab di usia anak-anak, jika terlalu dipaksa tentu anak tak akan suka menjalaninya, Ma.
2. Mengajarkan anak rajin sikat gigi sejak dini
ladydentistanchorage.com
Usia anak-anak biasanya menjadi usia yang cukup sulit dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya ya, Ma?
Namun, menurut pengalaman yang Rachel lakukan kepada dua anaknya, jika dilakukan sejak dini, maka anak pun jadi terbiasa lho, Ma!
Mama bisa mengikuti cara Rachel yang sudah mengenalkan sikat gigi sejak anak masih bayi. Caranya pun mudah, Ma. Cukup gunakan kain kasa yang sudah dililitkan di jari kelingking, lalu celupkan kain ke air hangat yang matang dan digosok ke lidah bayi.
Cara ini bisa Mama lakukan saat anak mama selesai meminum ASInya, serta saat bangun tidur dan mau tidur. Ketika usianya semakin bertambah, alat yang digunakan pun akan berubah, Ma.
Jika saat usia bayi masih mengenakan jari kelingking Mama, di usia yang semakin besar Mama bisa memberikannya alat sikat berbahan karet dan bulu yang banyak dipasarkan untuk sikat gigi anak balita.
Barulah di usia yang memungkinkan untuk anak memegang sikat giginya sendiri, Mama bisa memberikan sikat gigi yang diperuntukkan bagi anak-anak.
Mama dan Papa juga bisa lho melakukan sikat gigi bersama untuk membuat kegiatan ini menjadi lebih menyenangkan untuk anak.
Dengan begitu, anak pun tak akan merasa menyikat gigi adalah hal yang baru atau asing baginya. Sudah pernah coba, Ma?
3. Mengajarkan anak merapihkan mainannya
childcareresourcesinc.org
Usia balita adalah usia di mana anak berkembang dan bermain. Sebab dunia anak adalah dunia yang penuh permainan. Benda apapun yang ada di sekitar anak juga bisa jadi mainan untuknya, Ma.
Ketika Mama ingin mengajarkan anak menjaga kebersihan atau kerapihan sejak dini. Menurut Rachel, cobalah untuk mencontohkannya dari diri Mama dan Papa lebih dulu. Sebab anak adalah peniru dari orang sekitarnya.
Lakukan hal kecil mulai dari meminta anak merapihkan mainannya setelah selesai digunakan. Jika anak sulit melakukan hal ini, Mama bisa menggunakan lagu yang menyenangkan untuk mengajak anak merapihkan mainnya.
Seperti Rachel yang selalu menggunakan lagu yang mencerminkan anak-anak harus merapihkan kembali mainnya, Mama juga bisa mencobanya dengan lagu yang sekiranya anak paham dan sukai.
Setelah anak berhasil merapihkan mainannya, jangan lupa berikan pujian padanya ya, Ma. Dengan begitu, anak pun akan terbiasa untuk menjadi seorang yang bertanggung jawab dan tetap menjaga kerapihannya sejak dini.
Editors' Pick
4. Mengatasi anak yang suka berteriak
Freepik/user18526052
Bukan hal baru jika anak-anak banyak menghabiskan waktunya dengan berteriak. Sebenarnya ini wajar, Ma. Hanya saja, jika dibiarkan maka anak akan terus melakukan hal serupa hingga besar nanti.
Cara terbaik Rachel ketika sang anak berteriak adalah dengan berbisik kepada anaknya dan meminta sang anak berbicara pelan-pelan. Ketika melakukan hal itu, anak pun akan menirukan hal serupa untuk berbicara perlahan tanpa berteriak.
Mama bisa mencoba apa yang diucapkan Rachel pada anaknya, seperti, "Pelan-pelan yuk ngomongnya, mau nggak?" atau bisa juga mengajak anak diam selama beberapa detik, baru setelahnya ditanya perlahan apa yang membuat anak teriak seperti tadi.
5. Mengatasi anak yang merengek di tempat keramaian
Freepik
ilustrasi
Saat mengajak anak keluar rumah, biasanya anak menjadi lebih aktif dan banyak meminta berbagai hal pada Mama dan Papanya. Bukan begitu, Ma?
Saat anak meminta, tak jarang ia akan merengek hingga menangis agar Mama dan Papa segera memberikan apa yang diinginkannya tersebut.
Rachel pun berbagi tips bagaimana mengatasi anak yang merengek saat ditempat ramai. Jika memang anak merengek karena lapar atau haus, maka dengan segera harus Mama berikan makanan atau minum.
Jika anak merengek karena makanan yang dipesan terlalu lama, maka Mama bisa menjelaskan pada anak bagaimana proses membeli makanan. Jelaskan pelan-pelan seperti, "Beli makanan itu butuh proses, kita pesan dulu, dibuatkan dulu, bayar dulu, baru deh sampai ke tangan kamu."
Beda halnya jika anak merengek meminta permen atau makanan manis lainnya, Rachel tak pernah mendidik anak dengan menakut-nakutinya untuk menghentikan rengekan anak. Cara yang Rachel lakukan adalah meminta anak sabar menunggu hari berikutnya jika hari ini ia sudah terlalu banyak memakan makanan manis.
Alih-alih memarahi atau menakuti, Rachel mendistraksi anak dengan mengajaknya bermain hal-hal yang disukai anaknya. Lalu, saat sudah menjanjikan memberikan permen keesokan harinya, maka Mama harus segera memberikannya agar kepercayaan anak tetap terjaga ya, Ma.
6. Anak nggak mood makan? Coba ikuti cara Rachel nih, Ma!
Freepik
Banyak anak terlalu asyik bermain hingga lupa dan tak memiliki mood untuk makan. Saat sudah begini, tak sedikit orangtua yang harus memutar otaknya agar nutrisi harian anak mereka tetap terpenuhi.
Cara mudah membiasakan anak untuk mengonsumsi makanannya adalah dimulai sejak MPASI Ma. Saat MPASI adalah saat yang tepat untuk Mama mengenalkan berbagai rasa makanan dari jenis yang berbeda.
Seiring bertambahnya usia, tak jarang ada satu hari di mana anak akan menghindari jika diberikan makan. Anak juga sama seperti orang dewasa, Ma. Satu hari malas makan, esoknya baru mau makan lagi.
Jadi, cara yang tepat menurut Rachel adalah jangan memaksa anak. Jika anak makan tak sebanyak hari kemarin, tak apa. Menurutnya, minimal anak mau mengonsumsi makanan sebanyak 5 suap, sudah lumayan kok, Ma!
Pemberian snack juga perlu dijadwali ya, Ma. Sebab jika diberikan snack sebelum jam makannya, maka ini akan membuat anak tidak lapar dan tidak mau memakan makanannya. Mama bisa memberikan snack setelah jam makannya selesai ya!
7. Mengajarkan anak agar tak membuang makanannya
Freepik/master1305
Masih terkait makanan anak, selain susah makan, biasanya anak juga sering membuang makanannya. Baik yang masih di dalam mulut atau makanan yang sedang ia pegang.
Cara pertama yang bisa Mama lakukan adalah, cari tahu lebih dulu apa yang membuat anak membuang makanannya. Jika memang karena alasan sudah kenyang, Mama bisa mengajarkan anak mengucapkan kata "Finish!" sambil menggerakkan tangan.
Menurut Rachel, menggerakkan tangan ini bisa menajdi tanda saat anak sudah kenyang, Ma. Jadi dengan begitu, anak pun akan terbiasa untuk menghentikan makannya saat sudah kenyang dibanding membuangnya.
Tak hanya itu, jelaskan juga pada anak bahwa makanan itu akan selalu tersaji di atas piring atau wadah lainnya, serta selalu berada di dalam mulut. Sehingga anak mengerti bahwa makanan bukanlah sesuatu yang untuk dibuang.
8. Belajar mengekspresikan diri ketika anak terjatuh
Freepik/Pvproduction
Memahami emosi wajah anak juga penting diketahui, Ma. Hal ini untuk melihat apa yang anak rasakan dan apa yang harus Mama lakukan padanya saat itu.
Misalnya ketika anak terjatuh, Mama bisa melihat ekspresi wajahnya terlebih dulu. Jika ekspresi wajahnya terlihat sedih dan butuh support, datang padanya dan berikan pelukan untuk menenangkan. Mama juga bisa bertanya pada anak, bagian mana yang sakit saat dirinya terjatuh.
Dengan begitu, diharapkan anak akan belajar mengekspresikan apa yang ia rasakan, Ma. Namun, berbeda jika ekspresi wajahnya seperti malu. Rachel menyebutkan dirinya akan berpuar-pura tak melihat dan membiarkan anaknya memberskan mainannya.
Ketika anak sudah sedikit membaik, biasanya ia akan menghampiri Mama. Di saat seperti ini Mama bisa langsung bertanya padanya, "Tadi kamu jatuh ya? Ada yang sakit nggak?"
9. Mendidik anak tetap semangat saat belajar
Freepik/jcomp
Usia balita adalah usia anak untuk bermain, tak ada waktu belajar. Menurut Rachel, cara terbaik adalah memberikan edukasi lewat mainan yang menyenangkan.
Sama halnya seperti orang dewasa, anak juga bisa merasa malas saat di suruh belajar. Jadi, alih-alih memberikan pelajaran yang terlalu serius, Mama bisa mengedukasikannya melalui permainan.
Misal ketika mengajarkan anak mengaji, buat suasana mengaji menjadi menyenangkan.
Saat berlatih berenang, buat kegiatan tersebut tak seperti latihan tetapi seperti anak bermain air biasa. Serta saat mengajarkan anak belajar menulis, Mama bisa membuatnya semenyenangkan mungkin agar anak tak tahu bahwa yang sedang ia lakukan sebenarnya adalah belajar.
Sebagai orangtua yang memiliki dua orang anak balita, Rachel mengaku banyak belajar seputar parenting dari berbagai sumber. Tetapi menurutnya, tak ada orangtua yang sempurna, semuanya butuh proses dari kesalahan dan belajar hal baru lainnya.
Jadi, tetap semangat dalam mendidik dan mengasuh buah hati tercinta ya, Ma!