7 Cara Mengajarkan Potty Training pada Anak Laki-Laki
Siap-siap bilang bye sama popok sekali pakai
26 Mei 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Senangnya ketika bisa melihat tumbuh kembang bayi dengan baik, tapi kadang-kadang akan bikin stres kalau si Kecil nggak menunjukkan perkembangan.
Sama halnya, ketika si Kecil lagi belajar untuk buang air di toilet dan tak lagi mengandalkan popok sekali pakai.
Nah, apakah Mama sudah melakukan potty training?
Untuk mengenalkan pooty training pada anak laki-laki lebih menyenangkan, Mama dapat melakukan beberapa trik yang dilansir dari momtricks.com berikut ini!
1. Perhatikan waktunya
Pelatihan menggunakan toilet hanya akan berhasil jika dan ketika anak mama sudah siap.
Menurut BabyCentre, kebanyakan balita belajar keterampilan yang dibutuhkan untuk potty training antara 18 bulan dan tiga tahun.
Ingatlah Ma, kalau setiap anak memiliki keterampilan yang berbeda-beda, bisa saja si Kecil dapat melakukannya lebih cepat bahkan lebih lambat dari waktu yang ditentukan.
Anak laki-laki umumnya membutuhkan waktu lebih lama untuk menguasai keterampilan ini dibandingkan anak perempuan.
Jadi jangan terburu-buru saat mengenalkan si Kecil menggunakan toilet sebelum dia benar-benar sudah siap, dan jangan bandingkan dia dengan anak seusianya apalagi kalau Mama membandingkannya dengan anak perempuan.
Jika anak mama menunjukkan tanda-tanda berikut, berarti dia secara fisik siap dilatih dalam melakukan potty training:
- Menunjukkan ketertarikan untuk menggunakan toilet.
- Saat popok kering sebaiknya selalu menggantinya selama dua jam sekali dan saat si Kecil poop harus langsung di bersihkan ya, Ma.
- Ia mulai bisa menarik celananya ke atas dan ke bawah sendiri.
- Selalu meminta mama mengantarnya ke toilet setiap kali ingin buang air.
Jika dia masih menunjukkan banyak perlawanan saat ke kamar mandi, atau mengalami lebih banyak kegagalan daripada kesuksesan hingga seminggu saat melakukan pelatihan toilet, mungkin dia masih belum siap. Dalam hal ini, beri waktu istirahat dan coba lagi setelah beberapa minggu.
2. Rencanakan dengan benar sebelum dimulai
Ketika Mama ingin mengenalkan si Kecil potty training, Mama harus menyiapkan beberapa perencanaan. Biarkan dia melihat Mama atau Papanya ketika menggunakan toilet.
Katakan padanya bahwa kalau setiap ingin buang air, kita harus ke kamar mandi dan menggunakan toilet.
Bacalah bersama si Kecil buku cerita yang menjelaskan latihan toilet, dan bagaimana cara melakukannya. Pirate Pete's Potty, The Prince and the Potty, dan Dinosaurs Love Underpants adalah buku yang dapat Mama miliki untuk mengenalkan si Kecil potty training.
Rencana lainnya, Mama dapat mengajak anak laki-laki Mama membeli baby potty toilet dengan warna-warna yang menggemaskan. Selain itu, Mama juga dapat mengajaknya membeli celana superhero, bebaskan dia untuk memilih karakter yang sesuai dengan keinginannya.
Ma, kebanyakan anak laki-laki nggak suka pahlawan super kesukaannya basah atau kotor, jadi ini menjadi dorongan paling ampuh agar si Kecil tidak buang air di celananya lagi deh.
Pastikan Mama punya banyak celana, yang mudah ditarik ke bawah dan dipasang kembali oleh si Kecil.
Hindari celana dengan kancing, ikat pinggang, dan dungarees saat potty training.
Editors' Pick
3. Berdiri atau duduk saat buang air kecil
Memiliki anak laki-laki, berarti Mama harus bisa mengarahkannya bagaimana ia buang air kecil.
Sebelum mulai, biarkan anak mama menguasai dasar-dasar potty training terlebih dahulu, kemudian fokuskan untuk mengajarinya berdiri dan buang air kecil.
Pada awalnya, belajar untuk mendengarkan tubuhnya dan bisa menggunakan toilet secara mandiri lebih penting daripada teknik.
Saat si Kecil menunjukkan ketertarikan buang air kecil dengan berdiri, tunjukkan bagaimana caranya.
Pada tahap ini, Mama memerlukan bantuan dari laki-laki seperti kakak atau papa. Balita belajar dengan meniru, jadi sebaiknya dilakukan dengan bantuan dari laki-laki juga.
Untuk menyempurnakan tujuannya, lempar beberapa Cheerios atau Fruit Loops (atau sereal berbentuk lingkaran) di toilet.
Ini adalah cara yang bisa dicoba dan pastinya menyenangkan bagi anak laki-laki Mama untuk mendapatkan 'latihan target'.
Jika Mama ingin menambahkan unsur menyenangkan lainnya, Mama dapat menggunaka bola pingpong, dan berlomba-lomba untuk memasukkannya ke dalam toilet.
Setelah potty training, jangan lupa mengangkat kembali bola tersebut ya, agar toilet nggak mampet.
4. Jadikan potty training kegiatan yang menyenangkan
Potty training adalah langkah maju yang besar bagi balita, dan bisa sedikit menakutkan, jadikan kegiatan ini lebih menyenangkan ya, Ma.
Saat si Kecil mulai ingin menggunakan toilet untuk buang air kecil, pujilah dia setiap kali dia menggunakan toilet.
Tak perlu mainan mahal, Mama dapat membuat stiker dengan tulisan Good Job atau You Win ketika ia bisa buang di toilet.
Mintalah ia untuk mengumpulkan stiker tersebut setiap kali berhasil ke toilet. Setelah stiker terkumpul sekitar 10 buah, berikan dia hadiah istimewa, seperti puding atau buah kesukaannya.
Anak laki-laki kecil memiliki rentang perhatian yang sangat pendek, dan cepat bosan.
Tetap buat ia merasa terhibur saat di toilet, setidaknya di tahap awal. Baca buku (buatlah buku khusus, yang bisa dibaca saat duduk di toilet); bercerita; menghitung; menyanyikan lagu – apapun caranya buatlah duduk di toilet adalah hal yang menyenangkan baginya.
5. Konsisten
Jangan gunakan pendekatan start-and-stop. Bukan berarti ketika ia baru bisa menggunakan toilet, lantas Mama tidak lagi memberikannya popok sekali pakai.
Ini akan membingungkan anak laki-laki dalam belajar mengerti kebiasaan barunya.
Mama harus pelan-pelan melepaskan popok sekali pakai, ketika ia benar-benar sudah terbiasa menggunakan toilet untuk buang air.
6. Siap berurusan dengan latihan lepas popok pada malam hari
Beberapa anak laki-laki belajar buang air kecil di toilet dengan cukup cepat, tapi takut ketika ke toilet pada malam hari.
Pahami masalahnya dan bantulah anak mama mengatasi rasa takutnya. Jangan memaksa atau berteriak padanya, Mama harus tetap menemaninya hingga ia mulai berani ke toilet pada malam hari.
Anak-anak membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa ke toilet pada malam hari, jadi jangan sekali-kali tidak memakaikannya popok sebelum tidur.
Pertimbangkan latihan pada malam hari jika ia benar-benar kering dan bersih pada di siang hari.
Dia sering bangun dengan popok kering pada pagi hari. Ingatlah untuk membatasi asupan cairannya sebelum tidur. Nyalakan lampu tidur di kamarnya, supaya dia bisa pergi ke toilet di tengah malam.
7. Siap hadapi kegagalan
Pelatihan yang rumit melibatkan banyak kegagalan dan membuat cucian pakaian dalam lebih banyak pastinya.
Berikut tip praktis yang cukup membantu; menyimpan satu ember dengan larutan cairan desinfektan dan sa cairan pencuci pakaian.
Dengan cara ini Mama bisa membersihkan kotoran dan merendam pakaian kotor sekaligus.
Yash, ternyata mengajarkan si Kecil potty training nggak sesulit yang dibayangkan ya, Ma.
Banyak hal yang menyenangkan terkait potty training. Semakin banyak dilatih, si Kecil semakin cepat belajar untuk menggunakan toilet saat buang air kecil.
Dukungan dan kesabaran Mama adalah kunci kesuksesan si Kecil untuk bisa lulus melakukan potty training.