Ketagihan ‘Screen Time’ Bisa Bikin Anak Lambat Bicara? Cek Faktanya!
Jangan sampai mengandalkan gadget lalu mempengaruhi perkembangan si Kecil
10 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nggak sedikit orangtua modern mengandalkan gadget dalam bentuk apapun untuk membuat si Kecil merasa tenang. Akibatnya, penggunaan gadget menjadi lupa waktu hingga hampir setiap saat ada digenggaman anak.
Tak ada salahnya memberikan anak gadget, tapi jika lebih dari sewajarnya layar pada smartphone nyatanya sangat berdampak buruk bagi otak anak-anak lho.
Dilansir dari verywellfamily.com, terdapat sebuat penemuan baru yang diterbitkan oleh Pertemuan Masyarakat Akademik Pediatrik pada 2017, menyatakan bahwa layar dapat menimbulkan risiko keterlambatan bicara untuk balita.
Yuk Ma, sebelum terlambat ketahui bagaimana screen time yang berlebihan bisa membuat anak speech delay.
Bagaimana Layar Dapat Membuat si Kecil Terlambat Bicara?
Dalam sebuah studi khusus yang dipresentasikan pada Pediatric Academic Societies Meeting di Toronto, para peneliti mengungkapkan bahwa ada hubungan antara layar smartphone atau tablet dan perkembangan bicara dan bahasa balita.
Studi ini mengamati 894 anak-anak antara usia 6 bulan dan 2 tahun untuk rentang lebih dari empat tahun antara 2011 dan 2015.
Berdasarkan penilaian dan rekaman orangtua, penelitian ini mengungkapkan bahwa pada usia 18 bulan, sekitar 20 persen anak-anak menggunakan perangkat genggam setidaknya 28 menit setiap hari.
Layar genggam termasuk apa saja dari tablet pembelajaran anak-anak hingga smartphone ke tablet biasa, seperti iPad misalnya.
Para peneliti menduga bahwa mungkin ada hubungan negatif antara keterlambatan bicara dan layar yang mereka lihat hampir setiap hari.
Mereka menemukan bahwa semakin banyak waktu balita pada layar genggam setiap hari, semakin tinggi risiko balita mengalami keterlambatan bicara ekspresif.
Tautan itu sebenarnya terkait dengan peningkatan waktu. Jadi, misalnya, untuk setiap anak menatap layar lebih dari 30 menit akan ada peningkatan 49 persen risiko keterlambatan bicara secara ekspresif.
Namun, screen time hanya terikat pada keterlambatan bicara dan tidak mempengaruhi cara komunikasi lainnya. Misalnya, penggunaan layar balita tidak terikat pada jenis keterlambatan untuk interaksi sosial, bahasa tubuh, atau gerakan.
Penggunaan layar sepertinya hanya memengaruhi ucapan secara ekspresif, yang berarti kata-kata yang diucapkan secara lisan.
Editors' Pick
Apa Kata Para Ahli Mengenai Penemuan Ini?
"Ini adalah studi pertama yang melaporkan adanya hubungan antara screen time dan peningkatan risiko keterlambatan bahasa ekspresif," kata dokter anak Dr. Catherine Birken, MD, MSc, FRCPC, peneliti utama studi tersebut.
Para ahli lain mencatat bahwa temuan ini mendukung bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya semua cara yang menyaring perkembangan balita, terutama dalam hal bahasa.
Gunanya Studi Ini untuk Para Orangtua
American Academy of Pediatrics telah merevisi pedoman untuk sceen time untuk anak-anak selama bertahun-tahun, karena teknologi telah berubah dan menjadi lebih terintegrasi ke dalam kehidupan kita sehari-hari.
Cara keluarga yang biasa duduk dan menonton TV telah berevolusi untuk memasukkan layar dalam lebih banyak situasi, dan AAP harus mendasarkan rekomendasi mereka di sekitar teknologi layar yang telah berubah oleh waktu dan kebiasaan baru.
Pedoman AAP saat ini untuk screen time untuk balita menyatakan bahwa semua layar tidak disarankan untuk anak di bawah 18 bulan, selain dari video call dengan keluarga dan teman.
Saat ingin menggunakan gadget untuk mendukung perkembangan anak, anak-anak 18-24 bulan, orangtua disarankan untuk menggunakan program dan aplikasi pendidikan yang berkualitas tinggi. AAP juga mencegah penggunaan semua media tanpa pengawasan orangtua untuk balita.
Jadi dalam hal penelitian ini, meskipun AAP memiliki rekomendasi kuat untuk membatasi screen time untuk balita, mereka belum menerbitkan kebijakan resmi terhadap semua screen time yang direkomendasikan.
Sebaliknya, AAP mendorong semua keluarga untuk mengembangkan "Diet Media Sehat" mereka sendiri untuk memperkenalkan dan menggabungkan media digital dengan cara yang sehat. Jelas, menghilangkan semua layar untuk semua masa kanak-kanak adalah tidak realistis bagi kehidupan modern saat ini. Setuju?
Namun, penelitian ini adalah indikator kuat bahwa masih banyak yang kita tidak tahu tentang bagaimana waktu layar mempengaruhi perkembangan otak balita, terutama ketika berbicara dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkomunikasi yang baik.
Bicaralah dengan dokter anak untuk memahami risiko keterlambatan bicara dan cobalah untuk lebih bijak dalam menggunakan gadget.
Baca juga:
- Belajar dari Perempuan China yang Menjadi Buta karena Gadget
- Ini Ma, Permainan di Dalam Rumah Agar Anak Jauh dari Gadget
- Penggunaan Gadget Berlebihan Ganggu Saraf Vestibuler Anak