9 Strategi dalam Memilih Pengasuh untuk si Kecil
Jangan sampai salah pilih ya Ma
20 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kebutuhan finansial keluarga yang terus meningkat membuat sebagian Mama terpaksa harus turut membantu Papa mencari nafkah.
Hal ini cukup membingungkan apalagi kalau kita punya anak yang masih sangat kecil.
Alhasil, jasa pengasuh anak menjadi pilihan terakhir jika tidak ada lagi orang terdekat yang dapat menemani si Kecil selama Mama bekerja.
Jika Mama, memutuskan untuk mencari pengasuh anak, ada beberapa hal yang perlu Mama pertimbangkan ya, agar Mama tepat saat memilih orang yang akan menghabiskan hari-harinya bersama si Kecil saat Mama dan Papa bekerja.
Berikut ini beberapa saran dari Popmama.com yang dapat Mama perhatikan ketika ingin mencari pengasuh untuk anak. Read on!
1. Terlebih dahulu, kontak pengasuh melalui telepon
Untuk menghemat waktu, hubungi beberapa kandidat calon pengasuh yang Mama melalui telepon.
Ini memungkinkan Mama melakukan penyaringan awal sehingga Mama dapat mengeliminasi pengasuh yang tidak cocok tanpa harus menghabiskan waktu bertemu mereka satu persatu.
2. Pilih tempat umum untuk bertemu
Jika bagi Mama bertemu langsung adalah cara yang tepat ketika memilih pengasuh, sebaiknya ajak calon pengasuh bertemu di tempat umum yang tenang dan kondusif untuk wawancara.
Mewawancarainya di tempat umum lebih aman daripada bertemu calon pengasuh yang merupakan orang baru ke dalam rumah.
3. Siapkan pertanyaan untuk wawancara
Ingatlah Ma, memilih pengasuh itu nggak boleh asal ketemu saja.
Mama harus benar-benar mengetahui pengalamannya, pembayaran, tinggalnya dimana, dan beberapa hal yang patut ditanyakan secara mendetail.
Buatlah daftar pertanyaan sebelum Mama bertemu dengan calon pengasuh si Kecil.
Catat semua poinnya dan Mama dapat memberikan beberapa contoh kasus yang harus ia jawab, seperti; bagaimana pengasuh anak akan menangani tangisan anak Mama, atau bagaimana pengasuh mengatasi anak yang sulit makan? Apakah pengasuh mengerti dengan pola tidur anak-anak? dan pertanyaan lainnya seputar anak Mama.
Selain memberikan contoh kasus, Mama juga harus mengklarifikasi hal yang berkaitan dengan si pengasuh, seperti apakah ia merokok?
Apakan ia bersedia tinggal di rumah atau pulang-pergi?
Apakah ia bisa membuat makanan untuk anak? dan lain sebagainya.
Jadi, sebelum wawancara calon pengasuh, Mama perlu meluangkan waktu untuk membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu ya, hal ini untuk meminimalisir perasaan kecewa ketika pengasuh tak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Mama.
Editors' Pick
4. Mintalah referensi
Saat ini banyak sekali jasa penyalur pengasuh anak atau baby sitter.
Jasa ini menawarkan banyak kandidat untuk menjadi pengasuh anak Mama.
Tapi, sayangnya kredibilitas dari jasa tersebut masih dipertanyakan.
Oleh karena itu, Mama seharusnya tidak hanya meminta pelamar tentang pelatihan dan pengalaman profesional mereka, Mama juga harus benar-benar meminta rincian kontak keluarga tempat ia bekerja sebelumnya.
Mama dapat menghubungi keluarga tersebut untuk mengetahui seberapa baiknya pengasuh tersebut mengasuh anak-anak mereka dan alasan pengasuh tidak lagi bekerja di tempat mereka.
Melelahkan? Memang iya, tapi ini penting lho Ma, untuk memastikan si Kecil merasa aman dan nyaman diasuh oleh orang lain.
5. Berdiskusi apakah ia mau melakukan pekerjaan diluar mengasuh anak
Salah satu alasan mengapa Mama mencari pengasuh adalah tidak ada orang yang bisa menemani si Kecil saat Mama bekerja sekaligus tidak ada peran yang melakukan tugas rumah tangga seperti: menyetrika, memasak, mencuci piring, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, cobalah berdiskusi pada calon pengasuh, apakah ia dapat mengasuh anak juga melakukan tugas rumah tangga ketika si Kecil sedang tidur.
Diskusikan juga soal pembayaran, Jika Mama menginginkan sang pengasuh dapat multitasking, otomatis Mama perlu menambahkan gaji mereka juga. Untuk menghindari ketidakpuasan dari pihak kamu, atau dari pihak pengasuh, bicarakan aspek ini sebelum kontrak dimulai.
Hal ini akan berbeda jika Mama memang ingin memiliki lebih dari satu orang pekerja di rumah.
Jadi pikirkan terlebih dahulu, apakah Mama ingin memiliki pengasuh anak sekaligus asisten rumah tangga atau memiliki lebih dari satu pekerja yang punya peran sendiri-sendiri di rumah.
6. Bicara soal rutinitas sehari-hari
Disarankan sebelum akhirnya memberikan hak sepenuhnya mengasuh pada orang lain, Mama sebaiknya memberikan pengawasan selama seminggu.
Perkenalkan tentang jam tidur si Kecil, aktivitas apa yang akan ia tawarkan pada si Kecil jika ia rewel, taman bermain yang biasa dikunjungi, dan bagaimana cara pengasuh mengawasi anak jika ia bertemu dengan anak-anak lain di luar rumah.
Ngomongin soal rutinitas sehari-hari pada si Kecil menjadi poin yang wajib sebelum akhirnya Mama menyerahkan kewajiban mengasuh kepadanya.
7. Temui pelamar dengan anak
Pengasuh akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak dibandingkan kita saat bekerja.
Apakah si Kecil merasa nyaman dan apakah pengasuh memiliki kasih sayang yang cukup untuk anak?
Jadi, sangat disarankan ketika Mama telah menemukan kandidat yang dirasa cocok, temuilah dengan anak Mama sebelum ia mulai bekerja.
Berikan mereka waktu sekitar satu sampai dua jam sebagai proses PDKT.
Perhatikan dengan baik reaksi si Kecil saat bertemu dengan orang tersebut, senang atau justru merasa tak nyaman.
Jika reaksi si Kecil tak seperti yang Mama harapkan, tandanya Mama harus terus berusaha mencari pelamar lainnya.
8. Kelengkapan data pribadi
Jangan menganggap ini adalah hal yang sepele.
Kita tak pernah tahu masalah apa yang akan timbul dengan pengasuh anak di masa depan kan, jadi selalu meminta pengasuh untuk memberikan fotokopi dokumen identitasnya, sertifikat yayasannya, dan kelengkapan data lainnya.
9. Pertimbangkan untuk memberikan berbagai keuntungan menjadi pengasuh anak Mama
Pengasuh anak adalah jasa yang paling bernilai.
Untuk meringankan bebannya, Mama dapat menawarkan berbagai keuntungan jika ia menjadi pengasuh anak Mama.
Seperti, waktu istirahatnya, waktu untuk bergaul, kesempatan untuk pulang ke rumah, adanya Tunjangan Hari Raya, dan beberbagai keuntungan yang telah disepakati bersama.
Ingatlah, meski kita membayar jasanya, pengasuh juga manusia biasa yang memiliki kehidupan lain di luar pekerjaannya.
Jangan sampai ia merasa hak dan kewajibannya tak seimbang ketika bekerja bersama Mama.
Buatlah orang lain juga nyaman bekerja dengan Mama, agar ia bisa betah menjalani profesinya (Ingat kan Ma, kalau cari pengasuh itu nggak gampang?).
Mama dapat mempertimbangkan beberapa hal yang berkaitan dengan kehidupan sosialnya, namun tetap tidak mengganggu kewajibannya sebagai pengasuh anak Mama.
Ternyata mencari pengasuh anak itu gampang-gampang susah ya, Ma. Memang sebagai orangtua kita harus cermat betul memilih apapun yang terbaik untuk anak kita.
Bersiaplah menyambut perjuangan mencari pengasuh untuk anak Mama ya.
Tetap semangat, Ma!