Apakah Mainan Berisik Menyebabkan Speech Delay? Ini Kata Dokter!
Jangan overstimualasi anak karena memberikan mainan bersuara berisik tanpa pengawasan
19 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada banyak mainan anak yang bermanfaat untuk anak yang membantu tumbuh kembangnya. Namun, saat ini banyak mainan yang dianggap 'berbahaya' dan bisa mengganggu motorik kasar dan halus si Kecil.
Misalnya mainan berisik yang memiliki suara lantang bisa membuat anak overstimulasi. Lewat wawancara khusus dengan dr. Anggia Hapsari, Sp. K. J, Subsp. A. R. (K) ternyata hal itu memang berpengaruh tetapi tidak secara langsung.
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Subspesialis Anak dan Remaja (Psikiatri) RS Pondok Indah – Bintaro Jaya in mengatakan kemungkinan anak yang mengalami speech delay karena mainan berisik sudah mengalami gangguan sebelumnya.
"Pada kasus yang dimaksud, kemungkinan besar anak sudah memiliki gangguan pemrosesan sensori," jelasnya kepada Popmama.com.
Berikut ini kata dokter soal mainan berisik menyebabkan speech delay!
1. Overstimulasi bisa menyebabkan speech delay pada anak?
Beragam mainan yang memiliki warna cerah, terang dan banyak cukup bisa membantu stimulasi anak. Namun, jika berlebihan hal itu juga tidak baik. Apalagi jika mainan itu juga memiliki suara keras dan lantang.
Namun, tidak secara langsung anak bisa mengalami speech delay ketika bermain dengan jenis seperti itu.
Ada video viral curhat seorang mama yang anaknya mengalami speech delay karena sering diberikan mainan bersuara keras. Dokter Anggia menjelaskan kemungkinan si Anak tersebut sudah memiliki gangguan pemrosesan sensori sebelumnya.
"Ketika terstimulasi berlebihan dengan suara-suara mainan yang berisik, maka intensitas komunikasi antara orang tua dengan balita berkurang," pungkasnya.
Editors' Pick
2. Stimulasi dengan balita yang baru belajar bicara penting dilakukan
Perkembangan bahasa anak dimulai pada usia 1-2 tahun. Pada usia ini, anak-anak mulai mengembangkan kosa kata mereka lebih lanjut.
Anak mulai menggabungkan kata-kata menjadi kalimat sederhana. Mereka dapat mengucapkan beberapa kata yang digabungkan menjadi kalimat pendek.
Pada usia 2-3 tahun, anak-anak akan mulai mengucapkan kalimat yang lebih panjang dan kompleks. Mereka juga akan mengalami peningkatan dalam pemahaman bahasa.
Lalu di usia 3-4 tahun mereka biasanya memiliki kemampuan berbicara yang cukup baik. Mereka dapat berbicara dengan lebih lancar dan mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka dengan lebih baik.
Pada tahapan perkembangan usia anak terutama 1-3 tahun ini keberadaan orangtua untuk stimulasi bahasa sangat penting. Menurut dokter Anggia stimulasi dan interaksi dua arah antara balita dan orangtua mendukung kemampuan bahasanya.
"Padahal pada usia tersebut, stimulasi interaksi dua arah dengan balita yang baru belajar berbicara sangatlah penting agar perkembangan bahasanya optimal, sesuai dengan perkembangan usia," jelasnya.