Berapa Dosis untuk Anak yang Alami Kekurangan Vitamin D?
Orangtua perlu tahu agar tidak berlebihan nih!
13 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Vitamin D merupakan salah satu nutrisi penting yang berperan besar dalam menjaga kesehatan tulang, sistem kekebalan tubuh, dan perkembangan anak secara keseluruhan. Namun, tidak sedikit anak yang mengalami defisiensi vitamin D akibat kurangnya paparan sinar matahari, asupan makanan yang tidak memadai, atau kondisi kesehatan tertentu.
Untuk mendapat diagnosis ini tentu orangtua perlu memeriksakan anak ke dokter. Pasalnya ada banyak gangguan kesehatan jika anak dibiarkan defisit vitamin D ini.
Ketika anak didiagnosis mengalami kekurangan vitamin D, anak perlu mengonsumsi suplementasi vitamin D yang sesuai. Mengetahui dosis yang tepat guna memenuhi kebutuhan mereka tanpa menimbulkan efek samping.
Di Instagramnya, dr. Citra, SpA, IBCLC, MKes (@citra_amelinda) menjelaskan mengenai hal ini di unggahannya.
Berikut Popmama.com rangkum berapa dosis untuk anak yang alami kekurangan vitamin D? Simak penjelasannya ya, Ma.
1. Apa efek kekurangan vitamin D pada anak?
Dikutip dari website IDAI, kekurangan vitamin D yang berat, terutama pada anak, dapat menyebabkan penyakit riketsia nutrisional.
Riketsia umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan-2,5 tahun, dengan gejala seperti kelemahan otot, keterlambatan perkembangan gerak motorik, pembesaran area pergelangan tangan dan lutut, tungkai berbentuk O, gangguan bentuk kepala, keterlambatan pertumbuhan gigi, penurunan kepadatan tulang, dan infeksi.
Studi meta analisis tahun 2023 menemukan bahwa 33% anak di Indonesia mengalami kekurangan vitamin D. Adapun gejala riketsia nutrisional yakni:
- Kelemahan otot
- Keterlambatan pergerakan gerak motorik
- Pembesaran area pergelangan tangan dan lutut
- Gangguan bentuk kepala dan tungkai
- Keterlambatan pertumbuhan gigi
- Penurunan kepadatan tulang
- Infeksi berulang
Editors' Pick
2. Faktor risiko yang berperan dalam terjadinya defisiensi vitamin D
Faktor risiko yang berperan dalam terjadinya defisiensi vitamin D antara lain, kurangnya paparan sinar matahari, asupan makanan yang sedikit mengandung vitamin D, dan dan pemberian ASI berkepanjangan tanpa suplementasi vitamin D.
Selain itu faktor nutrisi juga berperan penting, karena banyak anak Indonesia sedikit makanan yang kaya vitamin D. Misalnya, jika mengonsumsi telur ternyata hanya mengandung sedikit vitamin D. Makanan-makanan yang tinggi vitamin D seperti ikan tuna, sarden, mackerel, dan keju jarang dikonsumsi oleh anak Indonesia.
Di sisi lain, adanya anjuran pantang susu sapi pada alergi susu sapi, rendahnya ketersediaan makanan yang difortifikasi vitamin D, dan kurangnya asupan makanan yang mengandung lemak turut berperan dalam rendahnya kadar vitamin D di darah.
Masalah defisiensi vitamin D merupakan masalah yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, namun kesadaran masyarakat masih tergolong rendah.