Wajib Tahu, Kenali 5 Penyebab Anak Bisa Tantrum!
Tantrum normal terjadi di masa tumbuh kembang anak, Mama perlu kenali penyebab anak bisa tantrum
14 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tantrum pada anak kadang menjadi momok yang menakutkan untuk dihadapi orangtua. Padahal menurut psikolog dari Mayapada Hospital, Adisti Soegoto menyebut fase tantrum adalah fase yang wajar dialami dalam pertumbuhan balita.
Namun sebagai orangtua, kadang rasa panik dan bingung ketika anak tantrum tidak bisa semudah itu dihadapi. Namun, Adisti menyebut agar tetap tenang dan menunjukkan mimik muka yang biasa ketika anak sedang tantrum. Sehingga selanjutnya bisa mengambil langkah terbaik untuk menghadapi penyebab anak tantrum.
Faktor dari timbulnya tantrum anak sangat beragam. Mulai dari faktor eksternal hingga faktor internal dari anak itu sendiri. Sebagai orangtua, kita harusnya bisa mengamati dan mempelajari pola dan faktor penyebab tantrum pada anak.
“Coba amati dan buat catatan pola tantrum anak seperti apa dan pada situasi apa anak bisa tantrum,” ujarnya dalam Popmama Talk, Jumat (11/9/2020).
Kira-kira apa saja kemungkinan penyebab tantrum pada anak? Berikut popmama.com rangkum informasi lengkap seputar penyebab anak tantrum untuk Mama ketahui.
1. Faktor kelelahan
Salah satu penyebab anak bisa tantrum karena ia merasa lelah dengan kegiatannya. Adisti menyebut meski sekedar aktivitas biasa seperti bermain, ketika anak sudah kelelahan maka tantrum pada anak bisa timbul karena hal ini.
“Pulang sekolah bisa melelahkan. Walaupun kegiatan sekolahnya banyak bermain tapi bagi anak usia dini itu melelahkan sekali. Pulang ke rumah bisa melt down terus tantrum,” ujarnya.
Editors' Pick
2. Faktor kebosanan
Faktor selanjutnya yang bisa membuat anak tantrum adalah kebosanan. Apalagi di masa pandemi ini, anak-anak tidak disarankan keluar rumah. Tentunya ini jadi masalah baru yang harus orangtua hadapi ketika 24 jam penuh bersama anak.
“Kita bosan di rumah, jenuh tidak ada kegiatan jadi tantrum,” ungkapnya.
Menurut Adisti, hal ini bisa dihadapi dengan membuat kegiatan yang bisa membuat anak beraktivitas sesuai kesukaannya di rumah.