4 Kesalahan Orangtua yang Membuat Anak Tidak Tinggi Menurut Dokter
Terhambatnya pertumbuhan anak tidak luput dari kesalahan orangtua yang kurang memperhatikan
22 Januari 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik secara fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Namun, masih banyak orangtua yang kurang memahami kebutuhan anak untuk mencapai kemajuan tersebut.
Terkadang, orangtua menyepelekan beberapa hal yang sebenarnya penting dalam proses pertumbuhan anak, salah satunya adalah terkait tinggi badan. Jika Mama bingung mengapa anak mama sulit bertambah tinggi, mungkin ada kesalahan yang tidak disadari dan itu membuat pertumbuhannya terhambat.
Seorang dokter spesialis ortopedi, dr. Asa Ibrahim Sp.OT, menyampaikan dalam unggahan di instagram pribadinya @dr.asaibrahim mengenai hal-hal apa saja yang menjadi kesalahan orangtua yang membuat anak tidak tinggi. Berikut ini Popmama.com sudah merangkum informasi yang diberikan oleh dr. Asa Ibrahim. Mama perlu simak sampai akhir, ya!
1. Salah memberi makan pada anak
Kesalahan orangtua yang membuat anak tidak tinggi menurut dr. Asa Ibrahim yang pertama adalah salah memberi makan. Apakah Mama sering menuruti apa pun yang ingin dimakan oleh anak mama? Selama makanan tersebut sehat dan bergizi, itu tidak menjadi masalah. Namun, terlalu sering memberi makanan yang disukai anak juga tidak bagus ya, Ma.
Pastikan Mama memberikan makanan yang mengandung cukup protein, karbohidrat, lemak, susu, sayur, dan mineral lain dalam setiap asupan anak. Si Kecil perlu menghindari makanan yang mengandung banyak gula dan tidak bergizi.
“yang pertama adalah ngasih makan yang anaknya suka, bukan ngasih makan yang sehat dan baik untuk optimalisasi pertumbuhan. Sejak kecil, usahakan kasih makan yang bergizi karena itu kunci dari pertumbuhan dan tinggi badannya.” ucap dr. Asa Ibrahim Sp.OT.
2. Tidak tahu bahwa anak mengalami defisiensi vitamin D
Seringkali orangtua tidak mengetahui bahwa anaknya mengalami defisiensi vitamin D. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan tulang dan gigi yang terhambat padahal sudah diberi banyak asupan kalsium. Mama perlu berhati-hati karena defisiensi vitamin D akan menyebabkan penyerapan kalsium menjadi sangat buruk, yaitu hanya sebesar 10-15 persen saja.
“yang ke-2 adalah kesalahan orangtua nih, nggak tahu kalau anaknya kekurangan atau defisiensi vitamin D. Udah dikasih minum susu terus, udah makan makanan yang mengandung kalsium banyak terus, bahkan kasih suplemen kalsium. Padahal, ternyata vitamin D-nya rendah. Nggak cek lab, vitamin D-nya ternyata rendah, defisiensi berat. Akhirnya, kalsium yang banyak dimakan itu cuman dibuang aja.” ucap dr. Asa Ibrahim Sp.OT.