Gangguan Tidur dan Night Terror pada Anak Menurut IDAI

Gangguan tidur dapat terjadi pada anak dengan gejala dan dampak pada fisik dan mentalnya

21 Februari 2025

Gangguan Tidur Night Terror Anak Menurut IDAI
Pexels/Ron Lach

Tahukah Mama bahwa tidur memberikan banyak manfaat pada anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya? Tidur dapat mengurangi aktivitas fisik, menurunkan suhu tubuh, detak jantung, pengeluaran energi, stabilisasi penguatan memori, konsentrasi efektif, regulasi mood, penguatan sistem imun, keseimbangan hormon dan mengurangi inflamasi. 

Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengadakan seminar pada Selasa (18/02/2025) mengenai Gangguan Tidur dan Night Terror pada Anak.

Dalam seminar ini, mereka menyampaikan bahwa ada 25-40% anak dan remaja yang mengalami gangguan tidur.

Gangguan tidur pada anak dapat muncul dengan berbagai gejala yang memberikan dampak langsung pada perkembangan fisik dan mental anak. 

Berikut ini Popmama.com akan memberikan informasi seputar gangguan tidur dan night terror pada anak menurut IDAI, mulai dari praktek tidur yang tidak tepat, dampak pola tidur yang tidak tepat, night terrors dan cara pencegahannya. 

1. Praktek tidur yang tidak tepat pada anak

1. Praktek tidur tidak tepat anak
Pexels/cottonbro studio

dr. Eva Devita Harmoniati, Sp.A Subs TKPS(K) selaku Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI, menjelaskan praktek tidur yang tidak tepat pada anak di antaranya yaitu:

  1. Jadwal tidur dan bangun yang tidak teratur
  2. Napping menjelang sore
  3. Tidak ada rutinitas tidur
  4. Membutuhkan asosiasi untuk tertidur, seperti diayun, ditemani orangtua, dan sebagainya
  5. Mengonsumsi kafein sebelum tidur
  6. Menggunakan elektronik di kamar tidur, seperti ponsel, komputer, TV dan iPad.

Editors' Pick

2. Dampak pola tidur anak yang tidak tepat

2. Dampak pola tidur anak tidak tepat
Pexels/RDNE Stock project

Setelah menerapkan pola tidur atau praktek tidur yang tidak tepat, dampak yang akan ditimbulkan adalah adanya gangguan tidur berbasis perilaku, kesulitan memulai atau jatuh tertidur dan kesulitan untuk mempertahankan tidur sampai sering terbangun. 

Dampak untuk jangka panjangnya adalah anak akan menjadi hiperaktivitas, iritabilitas, impulsif, agresif, adanya gangguan konsolidasi memori dan belajar.

3. Night terrors (Sleep terrors)

3. Night terrors (Sleep terrors)
Pexels/Galina Yarovaya

Night terrors adalah gangguan yang umum terjadi pada anak, ditandai dengan kondisi anak yang sering ketakutan selama tidur disertai teriak, panik, menendang dan gerakan tangan yang seperti menggapai-gapai. 

Hal ini dapat berlangsung selama 10-40 menit dan sering terjadi pada usia 3-7 tahun, lalu mulai berkurang dan akan hilang dengan sendirinya pada usia 10 tahun. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, namun dapat terjadi karena sakit, aktivitas fisik berlebih, kelelahan dan stres emosional. 

4. Cara mencegah night terrors pada anak

4. Cara mencegah night terrors anak
Pexels/Werner Pfennig

Sebenarnya, tidak ada cara khusus selain menenangkan anak dan memastikan keamanan anak selama peristiwa ini terjadi. Orangtua dapat menerapkan metode scheduled awakening, yaitu: 

  1. Membangunkan anak secara rutin setiap hari di waktu dia biasa terbangun
  2. Membangunkan anak 15-30 menit lebih awal
  3. Menenangkan anak hingga tertidur kembali

Metode ini dapat membuat anak terbangun secara spontan, lalu kembali tidur dengan sendirinya, kemudian memperbaiki konsolidasi tidur. Kondisi kamar tidur anak juga harus nyaman, memiliki pencahayaan yang redup, tidak berisik dan tidak ada elektronik. 

Demikian informasi seputar gangguan tidur dan night terror pada anak menurut IDAI. Sebagai orangtua, Mama harus selalu memperhatikan dan memastikan apakah anak mama memiliki tidur yang nyaman dan tidak terganggu.

Jika si Kecil mengalami gangguan tidur, lakukan tindakan yang dianjurkan di atas dan jangan memberi obat-obatan ya, Ma. Semoga bermanfaat! 

Baca juga:

The Latest