Apakah Mama pernah mendengar istilah 1000 Hari Pertama Kehidupan atau 1000 HPK? 1000 Hari Pertama Kehidupan ini adalah periode yang dimulai sejak janin berada di dalam kandungan hingga seorang anak berusia 2 tahun. Jika dihitung, periode ini terdiri dari 270 hari kehamilan, 365 hari di tahun pertama dan 365 hari di tahun kedua.
1000 HPK sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Saking pentingnya, periode ini sering disebut golden period, critical period, atau window of opportunity karena sedang terjadi fase pertumbuhan dan perkembangan berbagai organ yang paling pesat dalam hidup seorang manusia.
Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K)., seorang dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan tentang pentingnya nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan dalam seminar ‘Malnutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan’ yang diselenggarakan pada hari Kamis (21/01/2025).
Berikut ini Popmama.com sudah merangkum penjelasan yang diberikan oleh IDAI, disimak ya, Ma.
Anak membutuhkan nutrisi yang optimal
Pexels/cottonbro studio
Jika Mama ingin anak Mama memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, si Kecil harus memenuhi kebutuhan nutrisinya. Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K). menjelaskan bahwa zat gizi yang mendukung tumbuh kembang secara garis besar dapat dibagi menjadi makronutrien dan mikronutrien.
“Makronutrien ini contohnya adalah karbohidrat, protein, dan juga lemak. Fungsinya selain untuk menghasilkan energi, membentuk sel, menggantikan sel tubuh yang rusak, ini juga sangat penting tentunya untuk metabolisme. Nah, namanya saja makronutrien. Makro, karena memang dibutuhkan dalam jumlah makro, dalam jumlah banyak.
Sementara, mikronutrien contohnya adalah vitamin dan mineral. Berfungsi untuk membantu proses metabolisme zat gizi makro, dan karena namanya mikro, tentu dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit.” ucap Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K).
Manfaat nutrisi untuk jangka pendek dan jangka panjang
Pexels/Kampus Production
Dalam jangka pendek, nutrisi akan sangat mempengaruhi perkembangan otak yang ternyata juga akan turut mempengaruhi efek pada jangka panjangnya, seperti aspek kognitif dan pendidikan.
“Ada suatu penelitian yang dilakukan secara longitudinal, diikuti anak-anak yang di 1000 hari pertamanya malnutrisi dan saat mereka sudah bersekolah. Ternyata, hasilnya menunjukkan anak-anak yang dulunya pernah malnutrisi (kekurangan gizi), IQ-nya secara signifikan lebih rendah. Kemudian, nilai-nilainya pada saat bersekolah secara akademik lebih rendah secara signifikan, dan lama durasi bersekolahnya secara signifikan juga lebih rendah.“ ucap Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K).
Jadi, durasi bersekolah yang lebih lama bukan berarti anak-anak tersebut lebih pintar ya Ma, tetapi justru karena anak-anak yang pernah mengalami malnutrisi jarang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Nutrisi juga mempengaruhi pertumbuhan massa otot, komposisi tubuh, dan metabolik. Pada jangka panjang, ini akan mempengaruhi daya tahan tubuh dan kapasitas kerja anak. Anak juga bisa menderita berbagai penyakit.
Mama perlu tahu bahwa malnutrisi itu tidak hanya disebabkan oleh kekurangan nutrisi saja, tetapi juga kelebihan nutrisi, karena pada dasarnya malnutrisi merupakan kondisi ketika anak mengalami ketidakseimbangan nutrisi. Terdapat 3 kategori malnutrisi, yaitu overnutrition, undernutrition dan hidden hunger atau defisiensi mikronutrien.
Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K). menjelaskan, kelebihan nutrisi (overnutrition) contohnya adalah obesitas dan overweight, sedangkan kekurangan nutrisi (undernutrition) contohnya adalah kurang gizi, gizi buruk, stunting, dan underweight.
Ada juga istilah defisiensi mikronutrien atau sering disebut hidden hunger yang berarti kelaparan yang tersembunyi karena gejalanya tidak terlihat secara jelas. Contohnya adalah defisiensi zat besi, defisiensi zinc, defisiensi yodium, dan defisiensi vitamin A.
Penyebab dan dampak undernutrition
Pexels/Vanessa Loring
Undernutrition atau kurang gizi disebabkan oleh asupan gizi yang tidak cukup atau kebutuhan nutrisi meningkat. Seringkali ada orangtua yang mengatakan bahwa anaknya banyak makan, tetapi berat badannya tidak naik. Hal ini ternyata terjadi karena adanya penyakit yang mengakibatkan kebutuhan nutrisi si Kecil meningkat.
Faktor penyebab lainnya adalah karena kemiskinan dan kurangnya pengetahuan. Banyak orangtua yang menganggap dirinya berasal dari kalangan menengah ke atas, sehingga anaknya tidak mungkin mengalami stunting. Padahal, ini juga bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan. Undernutrition dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan dalam jangka panjang.
Penyebab dan dampak overnutrition
Pexels/FURKAN GÜNEŞ
Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K). menjelaskan bahwa overnutrition terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan dengan keluaran, sehingga ada kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Kelebihan energi bisa terjadi karena asupan energi yang tinggi, mengonsumsi makanan secara berlebihan, dan keluaran energi yang rendah (akibat kurangnya aktivitas fisik).
Anak-anak yang overnutrition dapat mengalami self esteem, depresi dan menurunnya kualitas hidup. Ada banyak risiko penyakit yang muncul, seperti asma, gangguan pernapasan pada saat tidur, hipertensi, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan lainnya.
Hidden hunger/defisiensi mikronutrien dan prinsip pemenuhannya
Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA
Defisiensi mikronutrien dapat mempengaruhi siklus kehidupan, bahkan dimulai dari bayi, anak-anak, remaja, ibu hamil, orang dewasa, sampai lansia. Berdasarkan penjelasan Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K)., pemenuhan mikronutrien pada prinsipnya yang pertama adalah dari sumber makanan alamiah yang merupakan sumber mikronutrien tersebut. Misalnya, yang terbaik untuk memenuhi zat besi adalah dari sumber makanan yang mengandung zat besi.
Jika kondisinya tidak memungkinkan, pilihan kedua adalah memenuhinya dengan makanan yang terfortifikasi, seperti terfortifikasi vitamin D, vitamin A, zat besi, dan sebagainya. Namun, jika sudah ada gejala defisiensi, anak baru bisa diberikan suplementasi. Prinsip suplementasi bisa berupa pencegahan atau terapi.
Itu dia rangkuman penjelasan yang disampaikan oleh Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K). dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengenaipentingnya nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Setelah mengetahui faktanya, Mama harus lebih memperhatikan kebutuhan nutrisi si Kecil ya, Ma. Perlu diingat bahwa malnutrisi bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang status sosial.