Akibat Krisis Populasi, Setengah TK di Korea Selatan Terancam Tutup
Korea Selatan memang sedang menghadapi masalah krisis populasi
31 Januari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Korea Selatan kembali memecahkan rekor angka kelahiran terendah pada 2023. Berdasarkan data, angka kelahiran tercatat hanya 0,72, menjadikannya yang terburuk sepanjang sejarah Negeri Ginseng.
Masalah penurunan angka kelahiran di Korea Selatan ternyata sangat berdampak pada pusat penitipan anak dan sekolah Taman Kanak-kanak (TK) di sana.
Mengutip dari laman Koreaboo, memperkirakan bahwa sepertiga lembaga-lembaga tersebut akan tutup pada tahun 2028 karena diperkirakan akan berkurangnya jumlah anak-anak pada tahun tersebut.
Seperti apa informasi selengkapnya? berikut Popmama.com telah merangkumnya lebih lanjut.
Editors' Pick
1. Pendaftaran TK di Korsel mengalami penurunan akibat angka kelahiran yang kecil
Pendaftaran TK di Korea Selatan menurun dari 675.998 pada tahun 2018 menjadi 552.812 pada tahun 2022, yang berarti penurunan sebesar 18,2 persen. Pendaftaran pusat penitipan anak turun dari 1,41 juta pada tahun 2019 menjadi 1,09 juta pada tahun 2022. Hal tersebut terjadi akibat berkurangnya jumlah kelahiran bayi yang selalu menurun di setiap tahunnya. Sehingga, situasi diperkirakan akan semakin memburuk.
Angka kelahiran di Korea Selatan pada tahun 2023, tercatat hanya sebesar 0,72 bayi yang lahir per wanita. Proyeksi yang dilakukan juga telah memperlihatkan bahwa jumlah anak dengan usia kurang dari satu tahun akan hanya berada di bawah 200 ribu pada tahun 2026.
2. Dampak dan penyebab
Dampak yang akan diakibatkan karena semakin berkurangnya angka kelahiran tersebut menunjukkan sekitar 31,8 persen pusat penitipan anak dan taman kanak-kanak, sebanyak 12.416 institusi, berisiko ditutup dalam empat tahun ke depan. Penurunan ini diperkirakan akan lebih besar lagi di kota-kota besar, dengan proyeksi penurunan sebesar 39,4 persen di Busan, 37,3 persen di Seoul, 37,3 persen di Daegu, dan 34 persen di Incheon.
Saat ini, setidaknya ada dua penyebab utama yang dikatakan sebagai pemicu rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan, yaitu biaya pendidikan dan sewa rumah yang terlalu tinggi. Sehingga, sejumlah pasangan muda yang baru menikah belum berani memiliki dan membesarkan anak karena takut akan terbebani finansialnya.
3. Upaya yang dilakukan
Saat ini Korea Selatan telah mencapai titik masalah tersebut menjadi darurat nasional. Untuk mengatasi krisis yang akan datang, laporan ini menekankan perlunya dukungan untuk menjaga infrastruktur penitipan anak pada tingkat minimum, khususnya di daerah yang mengalami arus keluar penduduk. Laporan ini menyarankan dukungan finansial bagi lembaga-lembaga yang berisiko ditutup dan menunjuk pusat penitipan anak dan taman kanak-kanak tertentu di wilayah rentan sebagai infrastruktur yang penting untuk dijaga.
Itulah informasi seputar setengah TK di Korea Selatan terancam tutupkarena krisis populasi. Hal ini dapat menjadi pembelajaran bahwa memiliki seorang anak bukan hanya berdampak untuk diri sendiri saja. Tetapi juga berdampak untuk kelanjutan hidup pada sebuah negara.
Baca juga:
- 15 Tempat Wisata Menarik di Korea Selatan untuk Remaja
- Bunuh Diri Meningkat di Korea Selatan, Jadi Bencana Nasional
- 7 Hunian Termewah di Korea Selatan, Ada yang Ratusan Miliar Rupiah