Alasan Kenapa Anak Takut Bertemu Orang baru
Anak-anak seringkali malu atau bahkan takut ketika bertemu orang yang baru pertama kali ia lihat
4 Januari 2025
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama pasti pernah mengalami saat si Kecil merasa malu atau bahkan menangis karena takut saat harus bertemu dengan orang yang baru pertama kali atau jarang ia lihat bukan?
Reaksi seperti ini adalah hal yang umum terjadi pada anak-anak, terutama pada usia balita. Meski terkadang membuat Mama bingung atau khawatir, ketakutan bertemu orang baru adalah bagian normal dari perkembangan emosional anak.
Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang alasan kenapa anak takut bertemu orang baru. Simak informasinya di bawah ini.
Editors' Pick
1. Takut bertemu orang baru merupakan hal yang normal
Ketakutan anak untuk bertemu dengan orang baru, atau sering disebut stranger anxiety, biasanya muncul pada usia 6 bulan hingga 2 tahun. Hal ini adalah tahap perkembangan yang wajar dan menandakan bahwa anak mulai menyadari perbedaan antara orang yang dikenalnya dengan orang asing. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa anak takut bertemu dengan orang baru:
Sudah Merasa Aman dengan Orang-orang yang Sering Dilihat
Pada usia dini, anak sangat bergantung pada figur yang mereka percayai, seperti orang tua atau pengasuh utama. Kehadiran orang asing dapat memicu rasa tidak aman karena mereka belum memiliki hubungan emosional yang kuat dengan orang tersebut.
Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif anak yang sedang berkembang memungkinkan mereka mengenali wajah dan membedakannya. Namun, proses ini juga membuat mereka sadar bahwa orang asing tidak termasuk dalam lingkaran kepercayaan mereka, sehingga wajar jika anak merasa cemas.
Pengalaman Tidak Mengenakan
Anak yang pernah mengalami situasi yang membuatnya tidak nyaman dengan orang baru mungkin akan lebih cenderung takut. Misalnya, jika sebelumnya mereka dipaksa untuk berinteraksi dengan orang asing tanpa persiapan, pengalaman tersebut dapat meninggalkan kesan negatif.
Kepribadian Anak
Setiap anak memiliki kepribadian yang unik. Beberapa anak yang cenderung pemalu atau memiliki emosi yang lebih sensitif mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa nyaman di sekitar orang baru.
Lingkungan Baru
Ketika berada di lingkungan baru, seperti tempat keramaian atau acara keluarga besar, anak mungkin merasa kewalahan. Perubahan ini dapat memperkuat rasa takut mereka terhadap orang asing.
2. Bagaimana cara mengatasinya?
Ketakutan anak terhadap orang baru bukanlah sesuatu yang harus dihilangkan secara instan. Sebaliknya, orang tua dapat membantu anak secara perlahan untuk membangun kepercayaan diri. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:
Berikan Waktu untuk Beradaptasi
Biarkan anak mengenal orang baru dalam ritme dan waktu yang sesuai dengan kenyamanan mereka. Setiap anak memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda saat berhadapan dengan situasi baru, termasuk bertemu dengan orang asing.
Memaksa anak untuk langsung menyapa, berinteraksi, atau melakukan kontak fisik seperti berjabat tangan atau mencium pipi, sering kali justru membuat mereka merasa semakin tertekan dan cemas.
Dampingi Anak
Berada di sisi anak saat mereka bertemu orang baru dapat memberikan rasa aman. Pegang tangannya atau tetap berada dalam jangkauan pandang mereka.
Kenalkan Secara Bertahap
Salah satu cara terbaik untuk membantu anak merasa nyaman bertemu dengan orang baru adalah dengan memperkenalkannya secara bertahap dalam lingkungan yang santai dan familiar. Anak-anak cenderung merasa lebih aman di tempat yang sudah mereka kenal, seperti rumah, taman bermain favorit, atau lingkungan lain di mana mereka sering beraktivitas.
Tunjukkan Sikap yang Baik Terhadap Orang Lain
Anak-anak memiliki kecenderungan untuk meniru perilaku orangtua mereka. Hal ini karena orang tua adalah panutan utama yang mereka andalkan untuk memahami dunia sekitar. Jika Mama selalu menunjukkan sikap ramah dan santai saat bertemu dengan orang baru, anak akan memperhatikan dan menyerap sinyal tersebut. Mereka belajar melalui observasi bahwa situasi itu aman dan bahwa orang yang mereka temui bukanlah ancaman.
Hargai Perasaan Anak
Jangan pernah meremehkan ketakutan anak. Sebaliknya, validasi perasaan mereka misalnya dengan mengatakan, “Mama tahu kamu merasa takut, tapi tidak apa-apa, ya? Om/Tante/Kakaknya baik kok, dia mau main sama kamu lho!"