Apa itu Food Jags dan Bagaimana Cara Mengatasinya?
Si Kecil mungkin hanya mau makanan yang itu-itu saja karena sedang mengalami food jags Ma!
30 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mungkin Mama sudah tidak asing lagi dengan yang namanya GTM atau Gerakan Tutup Mulut, di mana anak akan menolak makan dengan cara menutup mulutnya.
Tentunya, kondisi GTM dapat membuat Mama merasa sangat pusing sekaligus khawatir. Namun, tahukah Mama bahwa terdapat kondisi lain yang menyebabkan anak akan menolak sebuah makanan?
Kondisi tersebut adalah food jags, berbeda dengan GTM food jags adalah sebuah kondisi di mana anak hanya mau mengkonsumsi satu jenis makanan saja dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, ia hanya ingin makan dengan nasi dan telur mata sapi selama berhari-hari dan akan menolak jika diberikan menu yang lain.
Lantas, apakah food jags berbahaya untuk kesehatan anak?
Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang apa itu food jags dan bagaimana cara mengatasinya? yang dikutip dari Dokter Spesialis Anak DR.dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K) dalam sebuah unggahan pada akun Instagram pribadinya @dr.fitrihartanto_spak. Simak informasinya di bawah ini.
1. Ciri-ciri anak mengalami food jags
Food jags adalah kondisi ketika anak secara konsisten hanya ingin mengonsumsi jenis makanan tertentu dan menolak makanan lain, termasuk menu baru. Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak, terutama pada usia balita. Berikut penjelasan panjang dari ciri-ciri anak yang mengalami food jags:
Konsisten terhadap Pilihan Makanan
Anak yang mengalami food jags cenderung hanya mau makan satu jenis makanan berulang kali, baik itu makanan favoritnya atau makanan tertentu yang sudah dia kenal. Misalnya, anak hanya mau makan nasi dengan telur mata sapi setiap hari, tanpa ingin mencoba makanan lain. Ini menunjukkan kebiasaan makan yang monoton dan terbatas, dan dapat menjadi tantangan bagi Mama untuk memastikan ia mendapatkan gizi seimbang.
Menolak Menu Makanan Baru atau yang Tidak Dikenal
Anak dengan food jags biasanya menolak keras ketika ditawarkan makanan baru atau yang belum pernah dia makan sebelumnya. Penolakan ini sering kali disertai ekspresi ketidaknyamanan, seperti merengek atau menangis. Faktor utama di balik ini adalah rasa takut atau kecemasan terhadap hal baru (neophobia) yang sering terjadi pada anak-anak. Mereka merasa lebih nyaman dengan makanan yang sudah biasa ia makan sebelumnya, sehingga sulit menerima perubahan atau variasi.
Keterikatan Emosional terhadap Makanan Tertentu
Dalam beberapa kasus, anak memiliki hubungan emosional yang kuat dengan makanan favoritnya. Makanan ini mungkin memberikan rasa aman, kenyamanan, atau menjadi bagian dari rutinitas yang membuat mereka merasa tenang. Misalnya, seorang anak mungkin hanya mau makan roti saat sarapan karena mengasosiasikan makanan itu dengan rutinitas paginya yang nyaman.
Penolakan terhadap Variasi Menu Makanan
Anak yang mengalami food jags sering kali menolak variasi menu, meskipun makanan tersebut serupa dengan yang biasa dia makan. Sebagai contoh, jika anak menyukai roti dengan selai stroberi, dia mungkin menolak roti yang dioles dengan selai cokelat, meskipun secara tekstur dan rasa tidak jauh berbeda. Hal ini membuat orang tua sulit mengenalkan makanan baru yang masih dalam kategori serupa sekalipun.
Editors' Pick
2. Apa penyebab food jags?
Food jags dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan perkembangan, emosi, atau pengalaman anak terhadap makanan. Berikut adalah beberapa penyebab utama food jags:
Kurangnya Variasi Makanan Baru
Jika anak terbiasa dengan menu makan tertentu, seperti selalu makan makanan yang sama setiap hari, mereka cenderung merasa nyaman dengan kebiasaan tersebut. Sehingga, jika diberikan menu makanan yang berbeda akan terjadi penolakan.
Pengalaman Negatif dengan Makanan
Pengalaman buruk terkait makanan, seperti alergi, tersedak, atau sakit perut setelah mengonsumsi makanan tertentu, dapat menyebabkan trauma. Anak mungkin mengasosiasikan makanan tersebut dengan rasa tidak nyaman, sehingga enggan untuk mencobanya lagi.
Neophobia (Ketakutan terhadap Hal Baru)
Neophobia atau rasa takut terhadap hal baru, termasuk makanan, sering muncul pada anak-anak, terutama di usia balita. Ini adalah mekanisme alami yang membuat anak enggan mencoba makanan baru karena dianggap asing atau tidak aman. Mereka lebih memilih makanan yang sudah akrab karena memberikan rasa aman.
Perkembangan Sensorik
Pada masa tumbuh kembang, anak-anak menjadi lebih sensitif terhadap rasa, tekstur, aroma, atau tampilan makanan. Sensitivitas ini membuat mereka menolak makanan tertentu yang dianggap tidak nyaman atau asing. Misalnya, makanan yang terlalu lembut, kasar, atau memiliki bau yang kuat mungkin ditolak karena anak merasa terganggu oleh sensasi tersebut.