Jangan Anggap Remeh, Ini Dampak Serius Anemia pada Anak!
Anemia bukan hanya membuat anak jadi lemas dan kurang aktif saja lho Ma!
17 Maret 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anemia pada anak bukan sekadar masalah kekurangan darah, tetapi kondisi serius yang bisa menghambat tumbuh kembang mereka. Ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin, pasokan oksigen ke organ vital terganggu.
Akibatnya, anak mudah lelah, sulit berkonsentrasi, dan rentan terhadap infeksi. Jika dibiarkan, anemia dapat berdampak jangka panjang pada kecerdasan, daya tahan tubuh, bahkan produktivitas di masa depan.
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar dampak anemia pada anak. Bisa serius lho, Ma. Simak informasinya di bawah ini.
1. Anemia tidak hanya sekadar membuat anak lemas
Anemia pada anak sering kali dianggap sebagai masalah sepele yang hanya menyebabkan kelelahan. Namun, dampaknya jauh lebih serius dan dapat memengaruhi perkembangan fisik, kognitif, serta daya tahan tubuh anak. Ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin, organ-organ vital tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.
Akibatnya, anak mengalami kelelahan yang berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, serta rentan terhadap infeksi. Dampak jangka panjangnya bisa berupa penurunan prestasi akademik, gangguan pertumbuhan, dan bahkan risiko penyakit kronis di kemudian hari.
Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang menderita anemia pada usia dini memiliki perkembangan kognitif yang lebih lambat dibandingkan anak-anak dengan kadar hemoglobin normal. Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh, sehingga anak lebih mudah terserang penyakit.
Oleh karena itu, deteksi dini dan pencegahan anemia sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang anak yang optimal.
2. Risiko anak kekurangan zat besi
Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa satu dari tiga anak di Indonesia berisiko mengalami kekurangan zat besi, yang merupakan penyebab utama anemia. Angka ini menunjukkan betapa seriusnya masalah kekurangan gizi mikro di Indonesia.
Zat besi adalah mineral esensial yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin. Ketika asupan zat besi tidak mencukupi, produksi sel darah merah menurun, sehingga tubuh kekurangan oksigen. Anak-anak yang kekurangan zat besi cenderung mengalami gangguan perkembangan otak, penurunan daya tahan tubuh, dan kelelahan kronis.
Faktor penyebab tingginya angka kekurangan zat besi pada anak meliputi pola makan yang tidak seimbang, kurangnya konsumsi makanan sumber zat besi seperti daging merah, sayuran hijau, dan kacang-kacangan, serta infeksi cacing yang menghambat penyerapan nutrisi.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan berbagai lembaga kesehatan telah menggalakkan program fortifikasi pangan dan edukasi gizi bagi masyarakat. Namun, peran orang tua dalam memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup juga sangat krusial.