Ketahui Pentingnya Ajarkan Edukasi Seks Sejak Anak Usia Dini
Yuk Ma! sadari betapa pentingnya ajarkan edukasi seks pada si Kecil
25 Juni 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada zaman yang semakin berkembang pesat seperti sekarang ini, berbagai informasi, hiburan, dan konten-konten lainnya dapat dengan mudah diakses pada internet. Dan tak menutup kemungkinan terdapat konten-konten negatif dari jutaan hal yang dapat ditemukan tersebut. Salah satunya adalah konten pornografi.
Konten pornografi merupakan konten yang dapat merusak anak baik secara mental dan emosionalnya. Oleh karena itu, sebagai orangtua Mama harus siap siaga dengan memberikan arahan pada mereka, seperti dengan memberikan pengetahuan tentang edukasi seks.
Mengajarkan edukasi seks pada anak sejak dini dapat memberikan mereka gambaran untuk mengenali, memahami, dan menghargai tubuh mereka sendiri, serta menghormati tubuh orang lain. Hal ini juga membantu dalam mencegah pelecehan seksual, serta menjamin kesejahteraan mental dan emosionalnya. Selain itu, anak-anak yang mendapatkan pendidikan seks yang baik cenderung membuat keputusan yang lebih bijak terkait kesehatan dan hubungan mereka di masa depan.
Kali ini Popmama.com telah merangkum informasi tentang pentingnya ajarkan edukasi seks sejak anak usia dini. Simak informasinya di bawah ini.
1. Sering disepelekan karna dianggap tabu bagi anak-anak
Dalam sebuah acara Community Gathering bertema Productive During School Holiday yang digelar oleh Bee Well. Sex Educator dan Conselor Febrizky Yahya, S.Psi. M.Si mengatakan bahwa edukasi seks sering sekali dianggap tabu oleh para orangtua. Padahal, menurutnya anak-anak justru dapat terpapar konten yang lebih negatif dari internet.
"Sebenernya kalau dibilang tabu, anak-anak sekarang punya akses yang lebih mudah ke gadget dan media sosial untuk mengakses konten-konten pornografi dibanding anak zaman dulu," katanya dalam sesi yang membahas Introducing Sex Education to Your Kids.
Oleh karena itu, menurut Febri anak-anak di zaman sekarang memang sangat urgent untuk diajarkan tentang edukasi seks. Selain itu, ia juga mengatakan pelaku kejahatan seksual di kalangan anak-anak sekolah yang paling banyak justru teman sebaya. Hal itu dapat terjadi karena dampak negatif setelah mereka terpapar video pornografi yang dilihat di internet.
Editors' Pick
2. Harus diajarkan sebelum anak pubertas
Edukasi seks sangat penting diajarkan sejak anak masih usia dini, atau lebih tepatnya sebelum mereka mengalami pubertas. Febri mengatakan hal tersebut sangatlah penting karena jika anak sudah pubertas, mereka akan memiliki sebuah nafsu baru yaitu nafsu seksual. Di saat itulah edukasi seks yang sudah diajarkan orangtua sebelumnya akan berperan penting, sehingga mereka tidak bingung dengan perasaan baru tersebut.
"Nafsu makan namanya lapar, nafsu tidur namanya ngantuk, nafsu minum namanya haus. Tapi ada nafsu yang baru keluar saat pubertas yaitu nafsu seksual atau libido," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa orangtua harus mengajarkan anaknya secara detail. Contohnya, jika anak laki-laki baru pubertas mereka akan dapat mengalami ereksi, jika melihat lawan jenis yang menarik baginya. Jangan sampai anak-anak tidak tahu apa-apa dan malah menanyakan hal tersebut ke teman-temannya karena justru dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti dipengaruhi dengan video-video porno.
"Contohnya saat mereka gak sengaja melihat cewek pakai baju yang minim, terus tiba-tiba mereka 'naik' gitu ya ereksi. Tapi dia malu ngomong sama ibu atau bapaknya, dan malah ngomong sama temannya. Nah, itulah yang malah bahaya," sambung Febri.
3. Dampak pornografi pada anak
Edukasi seks merupakan langkah awal yang sangat penting agar anak tidak terpapar oleh hal-hal negatif di masa depan seperti konten-konten pornografi yang tersebar luas di internet. Pornografi sangat berdampak buruk bagi kesehatan mental dan emosional anak. Berikut adalah dampak-dampak yang dapat ditimbulkan oleh pornografi:
Kerusakan Otak
Paparan pornografi dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada otak anak-anak, yang sedang berada dalam tahap perkembangan kritis. Beberapa dampak utama meliputi:
- Perubahan struktur otak: Studi menunjukkan bahwa pornografi dapat mengubah struktur dan fungsi otak. Bagian otak yang terpengaruh terutama adalah korteks prefrontal, yang bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan, pengendalian diri, dan perilaku moral.
- Pelepasan dopamin: Menonton pornografi merangsang pelepasan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan rasa senang. Paparan berulang pada pornografi bisa menyebabkan sistem dopamin menjadi terganggu, mengakibatkan penurunan sensasi kesenangan dan kebutuhan akan rangsangan yang lebih ekstrem untuk mencapai kepuasan yang sama.
Penurunan Kinerja
Paparan pornografi bisa mengganggu fungsi kognitif anak-anak, yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk:
- Pelupa: Anak-anak yang sering terpapar pornografi cenderung mengalami kesulitan dalam mengingat informasi. Ini disebabkan oleh gangguan pada sistem memori jangka pendek yang disebabkan oleh stimulasi berlebihan pada otak.
- Sulit membuat keputusan: Fungsi korteks prefrontal pada otak yang terganggu menyebabkan kesulitan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Anak-anak mungkin mengalami masalah dalam menilai risiko dan membuat pilihan yang bijak.
Penyimpangan Perilaku
Paparan pornografi sejak dini dapat mengakibatkan penyimpangan perilaku yang serius, termasuk:
- Perilaku seksual yang tidak sehat: Anak-anak mungkin mencoba meniru apa yang mereka lihat dalam pornografi, yang sering kali menggambarkan aktivitas seksual yang tidak realistis dan berbahaya.
- Kurangnya empati: Pornografi sering kali menggambarkan hubungan seksual tanpa emosi dan tanpa mempertimbangkan perasaan pasangan. Anak-anak yang terpapar pornografi dapat mengembangkan sikap kurang empati terhadap orang lain.
- Normalisasi kekerasan seksual: Banyak konten pornografi yang mengandung unsur kekerasan atau paksaan. Anak-anak mungkin menganggap perilaku ini sebagai sesuatu yang normal dalam hubungan seksual.
Merendahkan Wanita
Pornografi sering kali menggambarkan wanita sebagai objek seksual, yang dapat merusak pandangan anak-anak tentang gender dan hubungan, antara lain:
- Objektifikasi wanita: Pornografi memperkuat gagasan bahwa wanita ada untuk memuaskan hasrat seksual pria, yang dapat menyebabkan anak-anak melihat wanita sebagai objek daripada individu yang layak dihormati.
- Persepsi negatif terhadap wanita: Paparan pornografi dapat menyebabkan anak-anak mengembangkan sikap merendahkan dan tidak menghargai wanita, yang dapat berlanjut ke perilaku diskriminatif dan seksis di masa dewasa.
Kecanduan
Kecanduan pornografi adalah salah satu dampak paling serius dari paparan pornografi pada anak-anak, dengan konsekuensi yang meluas:
- Ketergantungan psikologis: Anak-anak dapat menjadi tergantung secara psikologis pada pornografi untuk meredakan stres atau mencari hiburan, yang dapat mengganggu perkembangan emosional yang sehat.
- Gangguan dalam kehidupan sehari-hari: Kecanduan pornografi dapat mengganggu berbagai aspek kehidupan anak, termasuk prestasi akademik, hubungan sosial, dan kesejahteraan mental.
- Perlu rangsangan yang lebih ekstrem: Sama seperti kecanduan lainnya, anak-anak yang kecanduan pornografi mungkin membutuhkan konten yang semakin ekstrem untuk mencapai tingkat kepuasan yang sama, yang dapat membawa mereka ke konten yang lebih berbahaya dan tidak sesuai.
4. Hal yang harus diperhatikan
Dalam acara tersebut Febri juga menyampaikan beberapa hal yang harus dilakukan, dan yang harus dihindari. Berikut adalah penjelasannya:
Hal yang Harus Dilakukan
- Berikan edukasi seks pada anak sesuai usia dan perkaya pemahaman Mama dan Papa untuk menghadapi pertanyaan anak.
- Saat anak bertanya mengenai hal seksual, usahakan tidak panik dan jawab dengan tenang.
- Berikan pertanyaan terbuka tentang pemahamannya tentang konsep seksualitas.
- Buatlah kesepakatan mengenai seksualitas.
- Validasi pendapatnya, namun berikan batasan.
Hal yang Harus Dihindari
- Jangan menghakimi anak jika ada hal yang tidak sesuai. Ajak anak mengobrol dengan tenang dan santai.
- Menamakan alat kelamin dan organ vital dengan nama yang tidak benar seperti burung, meme*, dll
- Mengalihkan pembicaraan atau menunjukan sikap negatif terhadap pertanyaan seksual.
- Bersikap otoriter atau terlalu banyak melarang tanpa memberikan alasan dan konsekuensi yang jelas.
- Tidak menghargai privasi anak.
Itulah informasi seputar pentingnya ajarkan edukasi seks sejak anak usia dini. Edukasi seks merupakan hal yang sangat penting dan menjadi tanggung jawab bagi kedua orangtua, bukan hanya salah satunya. Semoga informasi tersebut dapat membuka pikiran Mama dan Papa untuk lebih berani dan sadar akan pentingnya mengajarkan edukasi seks sejak anak masih usia dini ya!
Baca juga:
- 5 Cara Memberikan Edukasi Seksual Pada Anak
- Edukasi Seks untuk Anak Usia Prasekolah sampai Remaja, Bahas Apa Ya?
- 5 Alasan Pentingnya Edukasi Seks pada Anak Sejak Dini