Absence Seizure: Jenis Kejang pada Anak, Bukan Kesurupan
Kenali absence seizure, jenis epilepsi yang berbeda pada anak. Beda ya Ma, dengan kesurupan
1 Februari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebuah unggahan video di akun TikTok @myosaya memperlihatkan seorang gadis kecil yang tiba-tiba mengalami kejang saat sedang tidur bersama Mamanya.
Seorang mama yang melihat putrinya tiba-tiba kejang tersebut langsung bergegas memanggil suaminya. Sang Papa pun terlihat mengajak ngobrol putrinya sambil berusaha membuatnya tenang.
Ternyata hal yang dialami gadis kecil tersebut merupakan absence seizure, atau kondisi di mana anak tiba-tiba mengalami kehilangan kesadarannya, dan tubuhnya mengalami epilepsi hingga kejang dalam waktu yang singkat.
Absence seizure biasanya berlangsung selama kurang lebih 15 detik. Ini kejang yang bisa dideteksi secara medis ya, Ma. Bukan kesurupan seperti yang ditakutkan banyak orang.
Lantas, apa itu absence seizure dan bagaimana cara penanganannya? Berikut Popmama.comtelah merangkum informasinya lebih lanjut.
1. Apa itu absence seizure
Absence seizure atau kejang absans adalah jenis kejang yang umum terjadi pada anak-anak. Kondisi ini biasanya dimulai pada usia anak-anak dan remaja, meskipun kadang-kadang juga dapat terjadi pada orang dewasa.
Absence seizure ditandai oleh hilangnya kesadaran yang berlangsung singkat dan tiba-tiba, biasanya hanya berlangsung selama kurang dari 15 detik. Selama absence seizure berlangsung, seseorang mungkin terlihat seperti sedang menatap kosong dan tidak responsif.
Mengutip dari sebuah unggahan video pada akun TikTok @ekidarehanf, absence seizure sering disalah artikan karena anak terlihat seperti sedang melamun dalam waktu yang lama. Sehingga orangtua sering mengaitkan seizure dengan hal-hal berbau mistis seperti kesurupan. Bentuk kejang pada anak yang mengalami seizure ternyata memang terlihat seperti sedang melamun, dan hilang kesadaran. Absence seizure belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun seizure diduga karena riwayat epilepsi yang dimiliki keluarga, atau terdapatnya kelainan genetik tertentu.
Sehingga, jika Mama dan Papa menemukan kondisi seperti seizure pada anak. Segera bawa anak ke dokter saraf untuk mendapatkan penanganan khusus, karena epilepsi masih dapat diobati.
Editors' Pick
2. Seizure bisa terjadi bahkan saat anak-anak sedang asyik bermain
Absence seizure adalah tipe kejang yang seringkali tidak terlihat secara kasual karena tidak disertai dengan gerakan tubuh yang dramatis. Selama seizure, anak-anak atau orang dewasa yang mengalaminya mungkin tidak menyadari kejadian tersebut. Kejang ini bisa terjadi kapan saja, bahkan saat anak sedang asik bermain atau beraktivitas. Orang di sekitarnya mungkin tidak menyadari bahwa seseorang mengalami kejang absence, karena tanda-tandanya bisa sangat ringan dan seringkali hanya berupa absensi atau kehilangan kesadaran dalam kurun waktu yang sangat singkat.
Maka dari itu, penting untuk Mama dan Papa mengenali tanda-tanda atau gejala saat anak mengalami seizure seperti anak yang tiba-tiba memberhentikan pembicaraan di tengah kalimat, kelopak matanya yang membesar, tiba-tiba terdiam atau bahkan terjatuh, pandangan mata yang kosong, hingga membuka dan menutup mulut dengan suara yang keras. Namun, setelah gejala-gejala itu berakhir mereka dapat kembali beraktivitas dengan normal.
3. Mengapa anak dengan epilepsi kerap mengalami kejang
Epilepsi adalah gangguan neurologis ditandai dengan kelainan otak sehingga lebih rentan mengalami kejang berulang tanpa sebab. Pada penderita epilepsi, sinyal listrik pada otak mengalami gangguan atau kacau sehingga menyebabkan kejang.
Epilepsi juga merupakan salah satu gangguan sistem saraf yang paling umum dan memengaruhi orang-orang dari segala, ras, latar belakang etnis, dan usia - termasuk anak-anak. Lantas, mengapa anak dengan epilepsi kerap mengalami kejang?
Kejang merupakan sebuah kondisi dimana tubuh mengalami respon yang tidak seimbang karena gangguan pada sinyal listrik yang seharusnya mengalir ke otak. Epilepsi pada otak dapat menyebabkan kejang karena berbagai faktor, yaitu:
- Kelainan Struktural Otak: Anomali atau kelainan struktural pada otak, baik yang ada sejak lahir maupun yang muncul kemudian dalam kehidupan, dapat menyebabkan gangguan dalam sirkuit listrik otak.
- Gangguan Metabolik: Beberapa gangguan metabolik atau kondisi medis tertentu, seperti ketidakseimbangan kadar gula darah atau ketidakseimbangan elektrolit, dapat menyebabkan kejang pada anak-anak dengan epilepsi.
- Genetika: Ada faktor genetika yang dapat memainkan peran dalam pengembangan epilepsi. Jika ada riwayat keluarga dengan epilepsi, kemungkinan anak mengalami kejang bisa meningkat.
- Trauma Otak: Cedera kepala atau trauma otak lainnya dapat menyebabkan perubahan dalam aktivitas listrik otak dan meningkatkan risiko kejang.
- Infeksi Otak: Infeksi pada otak, seperti ensefalitis atau meningitis, dapat menyebabkan perubahan yang merugikan dalam fungsi otak dan memicu kejang.
- Faktor Lingkungan: Paparan terhadap faktor lingkungan tertentu, seperti stres, kurang tidur, atau cahaya yang berkedip, dapat memicu kejang pada anak-anak dengan epilepsi.
4. Penangangan jika anak mengalami seizure
Absence seizure akan berpengaruh cukup besar dalam aktivitas sehari-hari anak apabila tidak segera ditangani. Itulah mengapa seizure perlu segera mendapatkan penanganan dari dokter secara tepat. Pengobatan utama untuk kejang absans adalah pemberian obat anti kejang seperti ethosuximide, lamotrigine, dan asam valproat.
Namun, karena dapat menimbulkan risiko efek samping yang bervariasi, obat-obatan tersebut harus dikonsumsi di bawah pengawasan dokter spesialis saraf. Jadi, penderita absence seizure perlu melakukan kontrol secara rutin ke dokter.
Jenis obat antikejang yang sering digunakan di Indonesia adalah asam valproat. Jenis obat ini perlu dikonsumsi dalam jangka waktu lama (setidaknya dua tahun). Apabila frekuensi kejang sudah menurun secara signifikan atau tidak muncul sama sekali, maka dokter mungkin akan mengurangi dosisnya.
Seizure pada anak juga dapat dicegah dengan penerapan gaya hidup sehat seperti tidur yang cukup, hingga mengonsumsi makanan-makanan berserat serta memiliki kandungan yang baik untuk otak.
Itulah informasi seputar absence seizure, penyebab, dan cara penanganannya.Jika Mama dan Papa memiliki kekhawatiran terkait dengan kemungkinan kejang absence pada anak. Sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan, seperti dokter atau ahli neurologi. Diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai dapat membantu mengobati seizure secara efektif.
Baca juga:
- Alami Kejang hingga Meracau, Seorang Remaja Didiagnosis Leukemia
- Kejang Demam pada Balita, Berbahayakah?
- Epilepsi Abdominal, Kejang Epilepsi Langka yang Diderita Anak