Kehadiran seorang anak membawa kehidupan baru dalam sebuah keluarga. Tumbuh kembangnya menjadi fokus utama bagi setiap orangtua.
Tumbuh kembang anak tidak sekadar berkaitan dengan pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan sosial, emosional, dan intelektual. Ini adalah proses dinamis yang membutuhkan perhatian dan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Mulai dari pemberian gizi yang cukup, stimulan, atau pemberian suplemen kesehatan untuk membantu tumbuh kembangnya.
Namun, apakah suplemen kesehatan perlu diberikan pada anak? Apakah ada efek sampingnya?
Berikut Popmama.comtelah merangkum informasi tentang perlukah memberikan suplemen kesehatan pada anak? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.
1. Suplemen kesehatan bukan obat
Dok. Badan POM
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik Mohamad Kashuri S.Si, Apt, M.Farm mengatakan, jika orangtua keliru dalam menjaga tumbuh kembang anak maka mereka akan mengalami dampak yang buruk di masa depan. Maka dari itu setiap anak harus diberi asupan gizi yang cukup bahkan sejak mereka masih berada di dalam kandungan. Apabila asupan gizi tak tercukupi anak akan memiliki masalah kesehatan, mental, bahkan bisa menyebabkan stunting. Ia mengatakan bahwa suplemen kesehatan tidak akan bisa mengobati stunting yang telah terjadi pada anak.
"Stunting sangat sulit memerlukan waktu yg sangat panjang untuk disembuhkan. Suplemen kesehatan tidak dapat mengobati stunting, karena suplemen bersifat membantu tumbuh kembang bukan mengobati. Suplemen kesehatan juga tidak boleh dikonsumsi anak secara berlebih. Banyak merk suplemen kesehatan yang melakukan overclaim dari khasiat yang seharusnya. Maka dari itu, orangtua harus pintar mencari suplemen yang sesuai untuk kebutuhan anak, dan pastikan sudah mendapat izin edar dari BPOM," katanya saat membuka acara Webinar "Perlukah Suplemen Kesehatan pada Tumbuh Kembang Anak" yang digelar oleh Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (Badan POM) RI pada Jumat (23/02/24).
Editors' Pick
2. Suplemen kesehatan yang aman untuk tumbuh kembang anak
Dok. Badan POM
Dalam kesempatan yang sama Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Utama BPOM Dra, Reri Indriani, Apt., M.Si. mengatakan, suplemen kesehatan termasuk dalam komoditi yang sulit untuk mengalami penurunan omset penjualan. Bahkan pada saat masa pandemi, pendaftaran pelaku usaha untuk mendaftarkan produk suplemen kesehatannya ke BPOM meningkat sebesar 20%. Sehingga suplemen kesehatan sangat menunjang dari segi ekonomi dan menjadi semakin banyak ragam dan jenisnya.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk cermat dalam memilih produk suplemen kesehatan bagi anak.
"Suplemen kesehatan berperan penting untuk menunjang SDM Indonesia di masa depan. Orangtua juga harus cermat dalam memilih suplemen kesehatan, jangan mudah termakan iklan atau overclaim. Karena kesalahan dalam memberi suplemen untuk tumbuh kembang anak bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah stunting, dan perlu diingat bahwa pemberian suplemen kesehatan juga harus disandingkan dengan pemberian stimulus dari orangtua agar anak tidak tertekan dan terhambat proses belajarnya." katanya.
Dokter Reri juga memberikan tips dalam memilih suplemen untuk anak, yaitu:
Suplemen kesehatan harus memiliki izin dari BPOM (Mama bisa mengeceknya di website Badan POM RI pom.go.id).
Beli di apotek-apotek terpercaya, dan penjual resmi di e-commerce.
Pastikan iklan yang ditawarkan, dan jangan mudah tergiur oleh iklan-iklan yang beredar dan viral di media sosial.
Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, Kadaluarsa) dari produk tersebut.
Dra Reri menghimbau orangtua untuk tidak termakan iklan-iklan dari suplemen-suplemen kesehatan yang memiliki klaim berlebih atas khasiatnya. Berdasarkan data ada 13% iklan suplemen kesehatan yang tidak memenuhi syarat pada tahun 2022 dan meningkat menjadi 15%.pada tahun 2023
Hal yang perlu diingat:
Suplemen kesehatan bukan untuk mengobati sebuah penyakit. Suplemen kesehatan tidak bisa menggantikan peran obat yang diberikan dalam resep dokter.
Gunakan sesuai petunjuk pemakaian, jangan melebihi dosis.
Jangan digunakan untuk memberikan efek yang instan.
Konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk memastikan kandungan yang sesuai dengan kebutuhan si Kecil.
3. Anak seperti apa yang memerlukan suplemen kesehatan?
Dok. Badan POM
Tumbuh kembang anak yang baik adalah tumbuh kembang yang optimal sesuai genetiknya. Yang paling penting untuk tumbuh kembang anak adalah pemberian nutrisi cukup, kesehatan, rasa aman, dan stimulasi dari orangtuanya.
Dokter Spesialis Anak Dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K) mengatakan ada beberapa hal yang memengaruhi perkembangan anak yaitu faktor genetik, kesehatan selama berada di dalam janin, faktor ekonomi keluarga, dan lingkungan.
Dokter Ariani juga mengatakan bahwa pemberian nutrien yang cukup jauh lebih penting dan sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Apabila kebutuhan nutrisi pada anak tidak terpenuhi maka bisa mengakibatkan stunting yang tentunya berdampak panjang.
"Stunting bukan hanya mempengaruhi tinggi, namun juga pertumbuhan otaknya juga akan terganggu, akibatnya sistem imun anak akan menurun, iqnya lebih rendah, sehingga kesulitan dalam masa pembelajaran di sekolah. Sehingga akan mempengaruhi dirinya di masa depan nanti, dan stunting tersebut akan terus bergulir di setiap generasi," katanya pada Webinar yang sama.
Kebutuhan nutrien pada anak dapat dipenuhi dengan makanan-makanan yang sehat seperti protein hewani, sayur-sayuran, susu fortifikasi, dan lemak baik seperti pada buah alpukat.
Dokter Ariani juga mengatakan bahwa seorang anak tidak perlu diberikan suplemen kesehatan apabila pertumbuhannya optimal dan sesuai grafik, serta kebutuhan nutrien dan pemberian makannya optimal. Sebaliknya, seorang anak perlu diberikan suplemen kesehatan apabila:
Picky eater atau memilih-milih makanan.
Small eater atau anak yang tidak memilih-milih makanan tapi hanya mau makan dalam jumlah yang sedikit.
Anak yang alergi pada makanan tertentu.
Kadar vitamin D rendah.
Pertumbuhannya lambat.
Memiliki penyakit kronik.
Ia juga menghimbau agar setiap orangtua untuk tidak memberikan suplemen kesehatan dengan dosis yang melebihi dari aturan pakainya, karena pemberian suplemen kesehatan dengan dosis berlebih dapat mengakibatkan efek samping dengan gejala-gejala toksis seperti mual, muntah-muntah, ruam pada kulit, dan sakit kepala.
Dokter Ariani juga menyarankan agar orangtua menyimpan suplemen kesehatan di tempat yang sulit dijangkau oleh anak-anak, karena ada beberapa jenis suplemen yang memiliki bentuk seperti permen, atau memiliki rasa yang enak untuk menghindari anak tersebut mengonsumsi suplemen kesehatannya tanpa pengawasan dari orangtua.
4. Sumber nutrien yang baik untuk anak
Dok. Badan POM
Selain Dokter Ariani, dan Dokter Reri, Dokter Gizi Medik dr. Dyah Arum K, M.Gizi juga menjadi narasumber pada Webinar yang digelar oleh Badan POM RI tersebut. Ia mengatakan bahwa pencegahan stunting pada anak sangat berpengaruh sejak usia kehamilan hingga anak menginjak usia 2 tahun. Salah satunya adalah saat masa MPASI. Untuk mencegah stunting anak harus diberikan MPASI dengan kandungan nutrien yang seimbang antara kandungan, protein, karbohidrat, lemak ,zat besi zink, dan vitamin D nya.
Sumber karbohidrat:
Beras
Kentang
Ubi
Singkong
Talas
Jagung
Sagu
Sumber protein:
Protein hewani seperti daging ayam, sapi, ikan, kambing, bebek.
Telur ayam, telur bebek, telur puyuh
Protein nabati
Sumber lemak:
Alpukat
Butter
Sumber zat besi:
Hati ayam
Kerang
Sumber zink:
Tiram
Kepiting
Daging sapi
Sumber vitamin D:
Ikan makarel
Salmon
Tuna
Kuning telur
Waspada hidden hunger
Mama merasa sudah memberikan makan yang cukup pada anak, namun ternyata kebutuhan nutriennya belum terpenuhi? Mama juga harus waspada akan terjadinya hiddenhunger pada si Kecil.
Hidden hunger kondisi di mana seseorang mengalami kekurangan dari mikronutrien, baik vitamin maupun mineral. Hidden hunger dapat menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi tidak optimal, anemia, kecerdasan menurun, anak mudah sakit, penyakit mata, stunting, dan lain sebagainya. Maka dari itu Mama harus waspada dan selalu memastikan bahwa kebutuhan nutrien si Kecil telah tercukupi.
Dokter Dyah memberikan tips untuk menghindari terjadinya hidden hunger. Berikut adalah tipsnya:
Diversifikasi pangan: memvariasikan jenis makanan yang akan diberikan, misal telur ayam yg diganti telur bebek yg memiliki kandungan yg lebih tinggi, tambahkan butter, minyak samin 1-2 sdm
Responsive feeding: membagi makanan yg disukai (safefood), dengan makanan yang akan menunjang kesehatannya (exposurefood) dalam satu piring yang akan diberikan. Mama juga dapat memberikan apresiasi apabila si Kecil berhasil menghabiskan makanannya, jangan terlalu memberikan pressure pada anak yg susah makan karena mereka juga bisa stress
Pemberian suplemen kesehatan yang diawasi oleh tenaga kesehatan.
Itulah informasi tentang perlukah memberikan suplemen kesehatan pada anak? Semoga setelah membaca informasi tersebut Mama bisa semakin bijak dalam menjaga tumbuh kembang si Kecil, khususnya dalam memberikan suplemen kesehatan dan mencukupi kebutuhan nutriennya.