5 Tips Toilet Training Anti Gagal untuk Anak
Toilet training selalu menjadi tantangan tersendiri untuk orangtua
2 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengajarkan anak untuk menggunakan toilet merupakan salah satu hal yang penting dalam perkembangan mereka. Toilettraining adalah proses di mana anak belajar untuk tidak lagi buang air kecil dan buang air besar menggunakan popok, melainkan langsung ke toilet. Meskipun terdengar sederhana, toilet training memiliki tantangan tersendiri bagi orangtua maupun anak.
Oleh karena itu, Mama harus mengambil langkah-langkah serta waktu yang tepat untuk memulai toilet training. Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang tips toilet training anti gagal untuk anak yang dikutip dari akun Instagram @theasianparents_id. Simak informasinya baik-baik.
1. Kapan toilet training harus dimulai?
Toilet training biasanya dimulai saat anak berusia 2-3 tahun. Perlu diingat bahwa toilet training akan sangat membuat Mama lelah karena harus mengajak si Kecil ke toilet berkali-kali. Oleh karena itu, sebaiknya Mama dan si Kecil juga harus sama-sama siap untuk melakukan toilet training.
Kesiapan setiap anak juga tentunya berbeda-beda, biasanya anak laki-laki akan cenderung lebih terlambat untuk memulai toilet training dibanding dengan anak perempuan. Jadi Mama tidak perlu terburu-buru atau terpaku pada perkembangan anak-anak lainnya ya!
Editors' Pick
2. Siapkan alat-alat pembantu
Sebelum memulai toilet training, Mama dapat terlebih dahulu menyiapkan alat-alat yang dapat membantu si Kecil. Seperti pee trainer atau potty chair (alat bantu duduk untuk toilet). Alat ini dirancang agar anak merasa lebih nyaman dan aman saat duduk, serta memudahkan mereka untuk belajar buang air di tempat yang benar. Selain itu, alat-alat tersebut juga dapat menghindari anak dari risiko terpeleset.
3. Rutinitas yang konsisten
Konsistensi adalah hal yang sangat penting dalam melakukan toilet training. Buatlah rutinitas harian di mana anak diajak ke toilet pada waktu-waktu tertentu, seperti setiap 2-3 jam sekali, setelah bangun tidur, setelah makan, dan sebelum tidur. Rutinitas yang teratur membantu anak memahami jadwal kapan saatnya pergi ke toilet dan membuat mereka lebih siap secara mental.
4. Berikan instruksi yang jelas
Anak-anak belajar dengan mendengarkan dan meniru. Oleh karena itu, berikan instruksi yang jelas dan sederhana tentang apa yang harus mereka lakukan.
Seperti ajarkan si Kecil buang air berdasarkan jenis kelaminnya, misalnya laki-laki berdiri dan perempuan harus jongkok atau dodok. Ajari mereka cara untuk membersihkan area sensitifnya dengan menggunakan sabun, serta cara membersihkan toilet setelah digunakan.
5. Sabar dalam setiap prosesnya
Toilet training bukanlah proses yang bisa diselesaikan dalam semalam. Anak membutuhkan waktu untuk memahami dan terbiasa dengan rutinitas baru ini. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk bersabar dan tidak memarahi anak ketika terjadi kesalahan atau terdapat proses yang mereka lewatkan.
Berikan dukungan dan dorongan positif untuk setiap kemajuan yang mereka buat, sekecil apapun itu. Kesabaran dan sikap positif Mama dapat membuat anak merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam belajar menggunakan toilet. Memberi pujian juga bisa memperlancar mood mereka saat melaksanakan toilet training.
Itulah informasi tentang tips toilet training anti gagal untuk anak. Dengan pendekatan yang tepat, toilet training bisa menjadi pengalaman yang positif dan membangun rasa percaya diri pada anak, sekaligus memberikan kebanggaan tersendiri bagi orangtua jika mereka dapat menyelesaikannya.
Baca juga:
- 7 Rekomendasi Popok Celana untuk Anak 3 Tahun Saat Toilet Training
- 10 Obat Tradisional Susah Buang Air Besar untuk Balita
- 5 Tanda Anak Takut Buang Air Besar, Mama Harus Lebih Waspada!