Waspada! Kandungan Galon Isi Ulang dapat Sebabkan Autisme pada Anak
Yuk Ma! lebih bijak dan berhati-hati dalam memilih tempat membeli air minum untuk di rumah
30 Juni 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Autisme, atau Gangguan Spektrum Autisme (GSA), adalah suatu kondisi neurodevelopmental yang mempengaruhi bagaimana seseorang berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain serta bagaimana mereka mengalami dunia di sekitar mereka. Autisme biasanya terdeteksi pada anak usia dini dan memiliki berbagai gejala serta tingkat keparahan, yang membuatnya disebut sebagai "spektrum".
Komnas Perlindungan Anak baru saja menggelar diskusi berjudul 'Autis Terus Meningkat, Pilihlah Wadah yang Bebas BPA' dalam rangka memperingati Hari Peduli Autis Dunia. Diskusi ini menghadirkan berbagai narasumber, termasuk Ketua Komnas PA Hery Chariansyah, praktisi kesehatan Catherine Tjahjadi, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi NasDem Ratu Ngadu Bonu Wulla, Duta anak Autis Cornelia Agatha, dan pemilik sekolah Imaculata Autism Boarding School, Imaculata Umiyati.
Diskusi ini menyimpulkan bahwa BPA (Bisphenol A) pada wadah makanan diduga menjadi penyebab utama meningkatnya kasus autisme. Oleh karena itu, para orangtua dihimbau untuk menghindari penggunaan wadah yang mengandung BPA dan memilih wadah yang bebas BPA dengan kode 1, 2, 4, dan 5.
Seperti apa informasi lengkapnya? Berikut Popmama.com telah merangkumnya lebih lanjut.
Editors' Pick
1. Penyandang autis di dunia semakin meningkat
Dalam diskusi tersebut Hery Chariansyah menekankan bahwa penyandang Autis di dunia makin meningkat.
"Menurut data terbaru, setiap 36 kelahiran terdapat satu anak yang lahir autis. Dan BPA itu sangat berperan besar sebagai penyebabnya. Untuk itu, ibu ibu harus pandai memilih AMDK yang aman. Yang tidak mengandung BPA," tandas Hery.
Sementara menurut Dr Imaculata memaparkan bahwa setelah dilakukan penelitian terhadap, darah atau feses anak autis yang dilakukan di Amerika Serikat ternyata banyak mengandung logam berat dan BPA.
"Jadi setelah diperiksa ternyata positif, isinya logam berat dan BPA. Maka dari itu, hindari penggunaan galon guna ulang yang jelas jelas berpotensi BPA. Sebab BPA butuh waktu untuk meracuni kita," tutur Dr Imaculata Umiyati.
2. BPA salah satu pemicu autisme
Bisphenol A (BPA) adalah senyawa kimia sintetis yang digunakan terutama dalam produksi plastik dan resin. BPA dikenal karena kemampuannya untuk memberikan kekuatan dan daya tahan pada plastik, tetapi juga menjadi perhatian karena potensi risiko kesehatannya. BPA dapat bertindak sebagai disruptor endokrin, yang berarti dapat mengganggu sistem hormon dalam tubuh manusia.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada Journal of Autism and Developmental Disorders menemukan hubungan antara konsumsi air dari kemasan polikarbonat yang mengandung BPA dan peningkatan risiko autisme pada anak.
Pemimpin penelitian tersebut, Dr Bruce Lanphear dari Simon Fraser University, mengatakan perempuan dengan kadar BPA tinggi cenderung memiliki risiko tinggi melahirkan anak dengan sindrom autisme.
Paparan BPA dapat memengaruhi hormon endokrin perempuan, seperti estrogen, androgen, dan tiroid. Selain itu, paparan BPA yang berlebih dapat menyebabkan gangguan homeostasis metabolik pada anak, gangguan struktur dan fungsi otak, serta efek kesehatan di usia selanjutnya pada anak.
"Kami menemukan bahwa konsumsi air kemasan botol oleh ibu hamil yang merupakan salah satu sumber potensial paparan BPA akan meningkatkan risiko autisme pada keturunannya," ujar Dr Bruce.
Temuan tersebut juga dikuatkan oleh penelitian lain. Seperti pada hasil riset dari Universitas Tohoku berjudul “Prenatal BPA Exposure May Contribute to the Male Bias of Autism Spectrum Disorder” yang dirilis pada 2021 menyebutkan bahwa BPA dapat merusak fungsi neurologis yang memicu terjadinya autism spectrum disorder (ASD) atau autisme.
Salah satu peneliti, Surangrat Thongkorn, mengatakan bahwa paparan BPA selama masa kehamilan bisa menurunkan viabilitas neuron dan kepadatan neuron di hippocampus.
“BPA juga menyebabkan gangguan pada sistem pembelajaran atau memori pada anak laki-laki. Ekspresi beberapa gen terkait ASD di hippocampus tidak diatur dan menunjukkan korelasi spesifik jenis kelamin dengan viabilitas saraf, neuritogenesis, atau memori. Di bawah paparan BPA prenatal, risiko autisme dan prevalensinya cenderung lebih tinggi pada anak laki-laki,” jelas Surangkat.