7 Fakta yang Harus Diketahui tentang Imunisasi Anak di Indonesia
Apakah anak mama sudah menjalani proses imunisasi?
9 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Imunisasi merupakan salah satu langkah efektif untuk mencegah anak dari berbagai penyakit yang bisa menyerangnya sejak dini. Tahapannya pun cukup panjang karena banyak vaksin yang harus diberikan dan jangka waktu pemberiannya beragam.
Berdasarkan anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia, sejak baru lahir (usia kurang dari 24 jam) bayi sudah harus diberikan imunisasi hepatitis B. Lalu vaksin selanjutnya adalah vaksin Polio dan seterusnya hingga anak berusia 9 bulan harus menjalani imunisasi lengkap agar imunnya dapat terbentuk dengan kuat.
Tapi Ma, ternyata informasi dan pengetahuan tentang imunisasi ini masih banyak yang tidak mengetahuinya dan bahkan masih banyak stigma buruk terhadap imunisasi di Indonesia.
Maka dari itu, yuk simak fakta tentang imunisasi anak di Indonesia yang telah dirangkum oleh Popmama.com agar mama bisa mencegah si Anak dari penyakit-penyakit berbahaya.
1. Imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya
Orangtua mempunyai peran untuk mencegah anak-anak mereka dari penyakit yang bisa menyerang kekebalan imun atau kesehatan si Anak. Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah dengan menjalankan proses imunisasi untuk anak sejak dini.
Jika imunisasi ini dilewatkan, tidak menutup kemungkinan si Anak akan mengalami penyakit-penyakit yang seharusnya bisa dicegah melalui imunisasi.
Beberapa penyakit yang bisa dialami karena melewatkan imunisasi antara lain adalah campak, gondong, rubella, difteri, tetanus, pertusis, polio, tuberkulosis, bahkan kanker hati.
Pada kesempatan acara Pekan Imunisasi Dunia 2023, Profesor Hartono Gunardi yang merupakan Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, mengatakan bahwa angka kematian anak akibat penyakit tetanus adalah 3 : 100, yang berarti kita bisa mencegah 97 angka kematian anak akibat tetanus jika si Anak menerima vaksin imunisasi yang lengkap.
2. Angka imunisasi di Indonesia
Sebanyak 1,5 juta anak di Indonesia belum menerima vaksinasi atau imunisasi lengkap, angka ini terhitung dari tahun 2017-2021 lalu. Untuk menekan angka ini, pemerintah telah melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional pada tahun 2022, namun ternyata belum mencapai target mereka.
Salah satu penyebab dari besarnya angka anak ini adalah pandemi covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 kemarin. Saat pandemi, banyak orangtua yang enggan ke rumah sakit, puskesmas, ataupun fasilitas kesehatan lainnya yang menyediakan imunisasi untuk anak.
Walaupun kini darurat pandemi covid-19 sudah dicabut oleh WHO, masih banyak orangtua yang tidak mengetahui informasi mengenai imunisasi atau masih memiliki rasa takut anaknya akan terkena penyakit jika diberikan vaksin imunisasi atau dibawa ke fasilitas kesehatan.
Editors' Pick
3. Informasi yang kurang merata
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ternyata informasi mengenai imunisasi ini masih kurang tersebar ke seluruh Indonesia. Banyak orangtua, khususnya di luar ibukota dan pulau jawa, tidak mendapatkan edukasi tentang imunisasi atau pencegahan penyakit pada anak.
Pada beberapa kasus, bahkan orangtua tidak tahu jika beberapa penyakit dapat dihindari hanya dengan vaksin atau imunisasi. Seperti contoh kasus yang dialami oleh Profesor Hartono Gunardi pada saat ia sedang bertugas di RSCM.
"Bahkan ada ibu yang datang dari Sumatera dengan kondisi anak yang sudah sakit, dan ternyata ia tidak tahu bahwa penyakit ini bisa dicegah hanya dengan menjalankan imunisasi pada anak saat kecil," ucapnya pada acara Pekan Imunisasi Dunia 2023, Senin (8/5/2023).
4. Banyak stigma negatif terhadap imunisasi
Selain informasi dan edukasi imunisasi yang kurang merata, ternyata stigma negatif terhadap imunisasi di masyarakat Indonesia masih cukup banyak.
Stigma ini bisa muncul karena perbedaan generasi yang memiliki paham berbeda dan akhirnya tersebar dari mulut ke mulut, atau bahkan kini melalui media sosial dengan mudah.
Banyak mitos yang beredar di Indonesia seperti jika memberikan imunisasi anak justru akan sakit, vaksin haram, imunisasi memberi efek jangka panjang yang buruk bagi anak, dan masih banyak lagi.
Tidak jarang 'tradisi' atau kebiasaan masyarakat lokal di Indonesia justru bisa memberi dampak buruk bagi bayi yang mana akan menimbulkan berbagai macam penyakit nantinya.
5. Imunisasi bukan hanya untuk bayi
Jika Mama berpikir imunisasi hanya untuk bayi baru lahir hingga usia tertentu, ini adalah pemikiran yang salah ya Ma. Nyatanya dari mulai ibu mengandung calon bayi, ia sudah harus menerima vaksin untuk menjaga kekebalan tubuhnya selama masa kehamilan dan membentuk antibodi bagi calon bayinya.
Vaksin untuk ibu hamil antara lain adalah vaksin tetanus toksoid (TT), tetanus difteri (TD), dan tetanus difteri acellular pertussis (TDAp). Vaksin-vaksin ini nantinya akan memberi imunitas pada calon ibu dan juga calon bayi.
Salah satu fungsi calon ibu menerima vaksin tetanus saat masa kehamilan 27-36 minggu adalah agar saat bayi lahir nanti, ia sudah memiliki antibodi dan imunitas yang cukup kuat untuk menjaganya dari berbagai penyakit sampai saatnya ia menjalankan rangkaian imunisasi nantinya.
6. Efek samping imunisasi
Berdasarkan penelitian pada anak umur 2-4 bulan, sebanyak 25% anak atau bayi yang diberikan vaksin imunisasi akan mengalami demam dan hal ini merupakan suatu hal yang wajar, karena demam itu akan hilang dalam waktu 24-48 jam setelah suntikan.
Demam ini juga bisa dicegah dengan cara memberikan anak obat anti demam atau paracetamol sebelum menerima suntikan vaksin imunisasi. Mama juga harus memastikan si Anak dalam kondisi sehat saat proses imunisasi agar efek samping yang muncul nantinya tidak lebih parah.
7. Dampak tidak menjalani imunisasi
Dampak yang akan dirasakan jika tidak menjalani imunisasi bisa dibagi dalam 2 periode, yaitu saat anak baru lahir dan setelah anak tumbuh dewasa.
Jika calon ibu tidak menerima vaksin saat ia mengandung, tidak menutup kemungkinan anak akan lahir dalam kondisi yang lemah atau rentan terkena penyakit sebelum ia memasuki usia yang cukup untuk mendapatkan imunisasi.
Sebagai contoh Mama, Papa atau kerabat yang habis menjalankan kegiatan di luar rumah, lalu membawa virus, kuman, dan bakteri dari luar lalu berinteraksi dengan si Anak. Hal ini bisa mempengaruhi kesehatan bayi karena imunitas si Anak yang belum terbentuk, ditambah lagi dengan antibodi yang tidak didapatkan dari vaksin ibu saat hamil.
Itu dia Ma 7 hal yang harus diketahui tentang imunisasi anak di Indonesia. Jangan lupa untuk menjadwalkan imunisasi ibu dan anak sejak masa kehamilan ya.
Pihak GSK Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengundang media pada hari Senin (8/5/2023), dengan tujuan agar lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang sadar akan pentingnya imunisasi agar anak bisa menjalani masa tumbuh kembang yang sehat dan menjadi generasi emas Indonesia.
Baca juga:
- Imunisasi Ganda Mampu Tingkatkan Proteksi Tubuh Anak dari Penyakit
- Begini Dampaknya jika Anak Tidak Mendapat Imunisasi Sesuai Jadwal
- Jangan Keliru! Ketahui Letak Penyuntikan Imunisasi pada Bayi