Waspada! Anak Stunting Bisa Terlihat Sehat
Hati-hati, Ma! Anak yang terlihat sehat bisa jadi terkena stunting
1 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan saat ini dan produktivitas anak di masa dewasanya.
Pemerintah Indonesia masih berupaya keras untuk menanggulangi masalah stunting pada 1,000 hari pertama kehidupan anak.
Data terakhir menunjukan prevalensi stunting turun dari 30,8% pada tahun 2018 menjadi 21,5% pada tahun 2023. Meski terjadi penurunan, namun angka target penanganan stunting itu belum maksimal mengingat target angka stunting di Indonesia pada akhir tahun 2024 adalah sekitar 14% saja.
Tugas pemerintah menurunkan angka stunting ini bisa lho, Mama bantu. Stunting yang ternyata digolongkan sebagai masalah kesehatan yang harus disembuhkan, bahkan bisa dicegah sejak awal terjadinya masalah.
Hanya saja, ternyata tidak banyak orangtua menyadari anaknya stunting karena anak yang mengalami stunting bisa saja terlihat baik-baik saja.
Bagaimana cara agar Mama bisa waspada terhadap potensi stunting pada si Kecil? Simak obrolan Popmama.com dengan dr. Klara Yuliarti, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Gizi Anak RSCM, Jakarta.
1. Benar! Anak Stunting Bisa Terlihat Sehat
Dokter Klara mengatakan, anak yang mengalami stunting berbeda dengan anak yang mengalami masalah gizi buruk. Meski sama-sama terkait dengan asupan gizi, kasus yang dialami anak stunting efeknya berbeda dengan gizi buruk. Anak dengan gizi buruk akan menjadi lemah dan tidak berdaya. Sehingga pada kasus gizi buruk, anak akan terlihat sakit dan orang tua menjadi lebih mudah mewaspadainya.
Tentu saja, anak dengan gizi buruk terancam keselamatan nyawanya karena kondisi yang lemah itu menurunkan imunitas dan melonjakan angka morbilitas atau kematian.
Namun, anak dengan masalah stunting seringkali tidak terlihat memiliki masalah gizi. Bahkan, anak stunting bisa saja terlihat gemuk karena ciri utama stunting ada pada tidak bertambahnya tinggi badan anak sesuai dengan tabel kenaikan tinggi badan yang ditetapkan WHO.
“Jadi, anak stunting bisa saja terlihat chubby karena berat badannya bagus tapi tubuhnya pendek. Ia bisa juga terlihat sehat karena anak stunting masih bisa beraktivitas aktif,” kata dr. Klara di diskusi terbatas yang diselenggarakan oleh Danone Indonesia itu.
Anak dengan masalah stunting juga bisa saja terlihat sehat karena tetap bisa beraktivitas biasa.
Namun, perlu diingat bahwa pada anak stunting, pertumbuhan otaknya tidak maksimal sehingga ancaman bagi anak stunting bukan hanya tubuhnya yang pendek namun terhambat pertumbuhan otaknya.
Dokter Klara mengingatkan bahwa pertumbuhan otak anak maksimal terjadi pada usia 1,000 hari pertama.
Di masa itu, otak manusia bertumbuh dan berkembang hingga 70% dari kapasitas otak manusia dewasa. Jika terhambat, maka otak anak menjadi tidak maksimal. “Otak anak stunting tidak maksimal pertumbuhannya sehingga ia menjadi anak yang bodoh dan tentu saja kondisi ini akan berbahaya untuk masa depannya,” kata dr. Klara.
Editors' Pick
2. Waspada Jika Tinggi Badan Mandek
Jadi, bagaimana tanda awal anak mengalami stunting?
Stunting merupakan suatu keadaan di mana tinggi badan anak lebih rendah dari rata-rata untuk usianya karena kekurangan nutrisi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya asupan gizi pada ibu selama kehamilan atau pada anak saat sedang dalam masa pertumbuhan. Mama bisa mengecekberat badan dan tinggi badan anak secara berkala dan melakukan plot tumbuh kembang dengan memakai grafik tinggi badan anak dari WHO. Grafik tersebut biasanya tercantum di dalam buku dokter atau Kartu Menuju Sehat.
“Jadi penting sekali orang tua memantau tumbuh kembang setiap bulan agar terpantau jelas tumbuh kembangnya. Jika berat badan anak tidak bertambah selama 3 bulan, maka orang tua harus segera waspada. Sebab berat badan yang stuck ini kemudian akan diikuti dengan tinggi badan yang mandek juga. Karena pertumbuhan tinggi badan terhambat maka tinggi badan anak akan berada di bawah rata-rata. Jika ini terjadi, Mama perlu langsung mewaspadai stunting,” lanjut dr. Klara.
Tinggi badan normal dan sehat jika sesuai dengan grafik WHO atau sebelum mencapai angka -2. Namun jika tinggi badan anak sudah masuk ke -2 grafik atau di bawahnya lagi, anak dipastikan telah mengalami stunting.
Jadi, mengapa stunting sering tidak disadari, masalahnya, stunting adalah masalah asupan gizi kronis yang telah berlangsung berbulan-bulan sebelum anak terlihat menjadi lebih pendek dari angka normal. Masalah gizi kronis inilah yang sering tidak diwaspadai karena pada anak stunting, mereka bisa saja masih sering makan namun memang nilai gizinya yang tidak terkontrol baik.