Stop Ajarkan Warna pada Anak dengan Cara Salah, Ini Tips Efektifnya!
Masih banyak orangtua yang mengajarkan warna pada anak dengan cara salah dan membingungkan
22 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada dasarnya, anak memang sudah bisa melihat warna sejak ia lahir ke dunia. Namun, untuk bisa mengenali warna beserta namanya, umumnya dimulai sejak si Kecil berusia 2-3 tahun.
Mengajarkan warna kepada anak adalah langkah penting dalam perkembangan kognitif mereka. Sayangnya, tanpa disadari, banyak orangtua menggunakan metode kurang tepat, sehingga proses belajar menjadi kurang efektif.
Itu sebabnya, penting bagi orangtua untuk mengetahui cara efektif dalam memperkenalkan warna ke anak dan menghindari penggunaan langkah yang salah. Simak ulasan selengkapnya telah Popmama.com siapkan khusus untuk Mama.
Editors' Pick
1. Jangan terlalu banyak memperkenalkan warna sekaligus kepada anak
Demi membuat anak mengenal lebih banyak warna, ada kalanya orangtua langsung mengajarkan banyak warna sekaligus. Contohnya, menyediakan kotak krayon dengan 24 warna dan meminta anak untuk menyebutkan semua warnanya.
Dengan cara seperti ini, justru membuat anak merasa kewalahan karena harus mengingat banyak nama warna sekaligus. Perlu diingat bahwa anak masih dalam tahap awal belajar.
Alih-alih hafal dengan nama warna yang Mama sediakan, anak justru akan merasa bingung dan bahkan kehilangan minat untuk belajar warna. Efek buruknya, perkembangan bahasa dan kemampuan kognitif anak juga bisa terganggu.
2. Mulai dengan satu warna dalam satu waktu untuk cara yang lebih efektif
Menurut terapis bicara Dr. Claire Smith dari Speech and Language UK, pengenalan warna sangat penting dilakukan untuk perkembangan kognitif anak. Terdapat dua cara paling efektif yang disarankan oleh Dr. Claire.
Cara efektif pertama adalah Mama bisa memperkenalkan satu warna terlebih dahulu dalam satu waktu. Contohnya, Mama bersama anak dapat mencari benda-benda berwarna biru di rumah.
Setelah anak sudah paham dengan konsep warna biru, Mama bisa memperkenalkan anak dengan warna lain. Dengan pendekatan bertahap ini, anak tidak merasa kewalahan dan lebih percaya diri dalam belajar warna.
3. Gunakan kata warna dalam bahasa sehari-hari
Cara efektif berikutnya adalah menggunakan nama warna ke dalam bahasa sehari-hari, sambil mengaitkannya dengan objek yang nyata.
Pendekatan ini membantu anak memahami bahwa warna adalah atribut dari benda di sekitarnya, sehingga lebih kontekstual dan mudah diingat.
Contoh penerapannya, saat melihat mobil hijau di jalan, Mama bisa mengatakan, "Lihat, ada mobil hijau di sana," bukan hanya "Itu hijau.". Lalu, Saat bermain di taman, katakan, "Rumput ini hijau dan bunga itu kuning.".
Dengan cara ini, anak belajar mengenali warna sekaligus menghubungkannya dengan benda nyata. Hal tersebut membuat proses belajar lebih natural dan menyenangkan, karena anak tidak merasa seperti sedang diinstruksikan untuk menghafal.
Dengan dua kebiasaan sederhana di atas, anak akan lebih cepat mengerti tentang warna. Semoga bisa menjadi ilmu parenting baru bagi orangtua, ya!
Baca juga:
- 4 Tips Mendidik Anak Perempuan dari Laki-Laki Pembual
- 4 Makanan yang Bisa Memicu Tantrum pada Anak, Batasi Ma!
- 5 Ciri Anak Mengalami ODD yang Harus Orangtua Ketahui!