Alasan dan Cara Membuat Balita Berhenti Menggigit Temannya
Sebelum menimbulkan masalah, hentikan kebiasaan buruk yang satu ini!
5 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balita dengan kisaran usia 1 hingga 3 tahun biasanya memiliki pola tingkah yang unik.
Ada yang sering memukul kawan sebayanya, meledek dengan menjulurkan lidah ke arah balita lainnya, hingga ada yang seringkali menggigit temannya hingga menangis.
Dengan kelakuan-kelakuan unik tersebut, tak jarang Mama dan Papa pusing tujuh keliling dibuatnya.
Meskipun memang hal tersebut akan berhenti seiring dengan perkembangan si Kecil, namun kebiasaan buruk tersebut wajib dihentikan secepatnya agar tidak merugikan balita lain.
Namun, sebelum berusaha untuk menghentikan hal tersebut, ada baiknya jika Mama mengetahui betul alasan mengapa si Kecil sering menggigit temannya.
Maka dari itu, berikutPopmama.com telah merangkum 7 alasannya beserta cara mengatasi kebiasaan tersebut!
1. Melampiaskan amarahnya
Alasan yang satu ini merupakan penyebab utama mengapa si Kecil sering menggigit balita lainnya.
Mengetahui bahwa balita belum bisa berbicara untuk mengekspresikan emosinya, maka satu-satunya cara yang dapat mereka lakukan untuk meluapkan amarahnya adalah dengan gigitan.
Beberapa hal yang dapat memicu naiknya amarah si Kecil adalah ketika mainannya diambil oleh temannya, atau ketika timbul rasa cemburu pada balita lain yang mendapatkan perhatian dari Mama, serta hal-hal lain yang membuatnya merasa tidak nyaman.
Setelah mengetahui alasan tersebut, maka sebaiknya segeralah berikan pengertian pada si Kecil untuk tidak mengulangi hal tersebut.
Jika ia menginginkan sesuatu, mintalah secara baik-baik atau mainlah secara bergantian.
Namun, jika ia merasa cemburu dengan balita lain yang mendapatkan perhatian Mama, maka cobalah untuk introspeksi diri.
Tanyakan pada diri Mama, apakah rasa cinta mama padanya sudah tersampaikan dengan baik atau belum?
2. Penasaran terhadap reaksi balita lain
Seorang balita mungkin menggigit balita lainnya hanya untuk menguji respons terhadap tindakan tersebut.
Ketika seorang balita sudah sering menggigit temannya, maka bisa jadi ia sudah tahu respon yang akan ia terima nantinya.
Maka dari itu, terkadang seorang balita yang menggigit temannya di tempat penitipan anak biasanya sedang mencari cara untuk keluar dari sana.
Ketika balita lain menangis setelah ia gigit, maka secara otomatis ia akan segera dijemput oleh orangtuanya atau dipindahkan ke ruangan lain, dan mungkin itulah respons yang ia inginkan.
Lagi-lagi, ketika hal tersebut terus menerus ia lakukan, sebaiknya tanyakanlah padanya apakah ia merasa nyaman berada di lingkungan tersebut atau tidak.
Jika tidak, jangan segera kabulkan permintaanya. Mintalah padanya terlebih dahulu untuk dapat beradaptasi dan berikanlah pengertian bahwa menggigit balita lain bukanlah cara yang baik untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
Editors' Pick
3. Mencari perhatian
Balita akan menggigit ketika ia tidak mendapatkan perhatian yang mereka cari dari orangtua atau pengasuh.
Jika sudah begitu, maka jangan segera marahi si Kecil.
Berkacalah terlebih dahulu, apakah Mama dan Papa sudah cukup memberikan perhatian padanya.
Pasalnya, seorang anak yang sudah merasa cukup mendapatkan perhatian dari orangtuanya, maka ia tidak akan berusaha untuk mencarinya lagi.
Jika ia masih mencari perhatian, maka mungkin saja perhatian dari Mama dan Papa tidaklah cukup bagi mereka.
Cobalah untuk luangkan waktu bersama si Kecil setiap akhir pekan jika Mama dan Papa sibuk pada hari kerja.
Dengan bonding yang dilakukan secara optimal, maka hal tersebut juga akan berpengaruh pada emosinya agar dapat lebih terkontrol dengan baik.
4. Sedang tumbuh gigi
Selain alasan perasaan, alasan biologis ternyata juga dapat menjadi penyebab mengapa si Kecil sering menggigit teman sebayanya.
Yup, tumbuh gigi! Saat si Kecil tumbuh gigi maka gusinya pun akan bengkak dan sangat mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Salah satu cara untuk meringankan rasa sakit yang ia alami adalah dengan menggigit balita lain.
Jika sudah begini, maka berkonsultasilah pada dokter gigi anak mengenai penanganan yang tepat untuk gigi pertama si Kecil.
5. Mencontoh teman sebayanya
Seorang balita bisa saja melihat balita lain menggigit teman lainnya di taman bermain atau tempat penitipan anak.
Dengan melihat tindakan tersebut, maka bisa saja ia mencontoh perilaku balita tersebut karena rasa penasaran.
Ketika tiba-tiba anak mama melakukan hal ini, maka cobalah telaah terlebih dahulu lingkungan tempat ia bermain, apakah teman sebayanya ada yang sering melakukan hal tersebut.
Jika iya, maka berikanlah pengertian pada si Kecil bahwa hal tersebut tidaklah baik untuk dilakukan.
Berikan perumpamaan ketika ia digigit oleh balita lain, pasti ia juga merasa sakit dan tidak senang.
6. Eksplorasi
Balita bisa saja menggunakan mulutnya untuk menjelajahi lingkungan sekitar.
Dalam pencarian tersebut, tak jarang ia akan menggigit balita lainnya untuk mengenal seseorang lebih dekat.
Tak hanya teman sebayanya, barang-barang lain pun dapat ia gigit akibat rasa penasaran yang begitu tinggi.
Bahkan seorang balita pun dapat menggigit ekor kucing hanya karena ia ingin tahu mengenai ekor kucing yang menggemaskan dan dapat bergerak-gerak kesana kemari.
Untuk menghentikan kebiasaan tersebut, maka penting bagi Mama untuk menjelaskan mana yang baik untuk digigit dan mana yang tidak.
Jika masih belum bisa dihentikan, cobalah untuk memastikan bahwa barang-barang yang ada di sekitarnya bersih.
Mama juga bisa secara rutin memberikannya cemilan yang dapat ia genggam dan gigit sesuka hati.
7. Terlalu bersemangat
Terkadang balita bisa saja terlalu bersemangat oleh apa pun yang terjadi di sekitar mereka.
Misalnya, ketika bermain dalam sebuah kelompok, beberapa balita mungkin saja menjadi sangat bersemangat hingga ia tidak tahu bagaimana mengatur perasaan tersebut.
Dalam kegembiraan yang menggebu-gebu tersebut, balita mungkin akan menggigit teman sebayanya.
Beberapa kasus, balita dapat menggigit balita lainnya hanya untuk menegaskan kehadirannya dalam kelompok.
Lucu ya!
Meskipun unik dan menggemaskan, sikap tersebut tidak baik untuk terus dilakukan karena dapat merugikan balita lainnya.
Lagi-lagi, teruslah ingatkan padanya untuk tidak bersikap demikian. Luapkanlah kegembiraanya dengan cara yang lebih baik misalnya berpelukan atau meloncat-loncat.
Nah, itulah ketujuh alasan serta cara mengehentikan kebiasaan menggigit pada balita.
Segera hentikan kelakuan tersebut sebelum nantinya akan melibatkan masing-masing orangtua dan berujung pertengkaran.
Baca juga:
- Orangtua Perlu Tahu! Inilah 5 Fakta Tentang Muntaber pada Anak Balita
- Anak Terlalu Kurus? Ini 7 Makanan Penambah Berat Badan Balita
- Bolehkah Memberikan Pasta sebagai MPASI Balita?