Andien Aisyah Ditanya Soal Sopan Santun pada Anak: We Don't Live by People's Approval
Fokus dengan masa depan, Andien bicarakan soal pola asuh anak pada suami seminggu setelah menikah
31 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu norma dalam kehidupan bermasyarakat yang wajib ditanamkan pada anak sejak dini adalah norma kesopanan atau yang biasa disebut manner.
Setiap orangtua tentu telah mengetahui hal tersebut dan berusaha untuk terus mengajarkannya hingga anak dapat bersikap sopan tanpa perlu disuruh atau ditegur terlebih dahulu.
Hal tersebut juga dilakukan oleh penyanyi sekaligus penulis buku, Andien Aisyah.
Berkesempatan mewawancarainya secara langsung, Andien mengungkapkan bahwa ia telah menanamkan nilai kesopanan pada putra semata wayangnya, Anaku Askara Biru atau Kawa sejak kecil.
Salah satunya adalah dengan mengajarkan Kawa untuk menggunakan kata 'tolong' saat meminta bantuan orang lain.
Meski begitu, tolak ukur kesopanan pada tiap orang bisa saja berbeda-beda, lalu bagaimana cara Andien menghadapi tanggapan orang lain yang mengatakan bahwa dirinya belum total dalam mengajarkan manner pada anak?
Nah, untuk mengetahui jawaban lengkap dari diva jazz yang satu ini, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa ulasan pentingnya.
1. Menyatukan pendapat soal pola asuh bersama suami sebelum menikah
Perbedaan pendapat dalam menentukan pola asuh anak terkadang menjadi masalah bagi sebagai pasangan suami istri.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya hal tersebut, Andien dan sang Suami, Ippe memutuskan untuk membicarakan hal tersebut sebelum menikah dan memiliki anak.
"Jadi sebelum menikah kami banyak bicara dan menyatukan pendapat soal pernikahan itu sendiri. Membicarakan latar belakang keluarga kami, yang mana kami berasal dari pola keluarga yang sangat berbeda. Membicarakan relationships kami ke belakang, serta ekspektasi-ekspektasi kami," ujar Andien.
Setelah memahami satu sama lain, kemudian Andien dan Ippe pun memutuskan untuk datang ke seorang counselor untuk lebih memahami tentang komunikasi selama pernikahan, termasuk dalam menyatukan pendapat soal pola asuh anak.
"Setelah itu kami nggak hanya diam dan 'ngulik' sendiri. Seminggu setelah menikah, kami datang ke seorang counselor untuk lebih memahami tentang komunikasi selama pernikahan. Jadi bisa kami bilang bahwa kami memiliki base yang cukup kuat untuk kemudian menyatukan pendapat apapun, tidak hanya soal pola asuh, tapi apapun yang kami jalankan dalam kehidupan ini," sambungnya.
2. Referensi pola asuh yang diterapkan Andien pada Kawa
Dikenal dengan gaya parenting yang unik dan menginspirasi, ternyata Andien mengaku bahwa ia dan sang Suami mendapatkan banyak referensi terkait pola asuh dari berbagai macam sumber.
Mulai dari buku, para ahli, hingga belajar dari karakter Kawa, anak mereka sendiri.
"Kita dapat referensi dari banyak banget ya, kebanyakan sih dari para 'guru' kami. Background-nya macam-macam. Ada yang seorang holistic practitioner, ada yang psikoterapis, ada yang psikolog. Tapi di luar itu kami juga banyak baca buku dan yang paling penting adalah belajar dari anak itu sendiri," jelas Andien.
Editors' Pick
3. Manfaat keikutsertaan suami dalam mengasuh dan menentukan pola asuh
Tak hanya tugas seorang istri, suami pun memiliki hak dan kewajiban untuk turut andil dalam mengasuh dan menentukan pola asuh pada anak.
Hal tersebut juga diterapkan oleh sang Suami, Ippe. "Pengasuhan nggak bisa dipisahkan dari peran Ibu dan Bapak, karena dalam diri manusia itu terdapat mother dan father archetypal sekaligus. Ibu dan Bapak punya peran dan dampaknya masing-masing dalam mengasuh anak. Yang aku rasakan sih pastinya pengasuhan jadi terasa lebih menyenangkan karena aku nggak bergerak 'sendirian', ada teman diskusi untuk hal-hal yang perlu aku diskusikan," tuturnya.
4. Pentingnya mengajarkan manner pada anak
Berbicara soal manner, menurut Andien seberapa pentingkah menanamkan norma kesopanan pada anak sejak dini?
"Sebenarnya, yang penting adalah mencontohkan dan membangun kebiasaan. Anak nantinya akan bisa mengembangkan mana yang baik dan yang buruk, atau yang benar dan yang salah berdasarkan pemahaman dan pengalamannya," tutur Andien.
Mengingat kini sang Anak masih amat kecil, sebagai permulaan Andien mulai mengajarkan manner pada Kawa dengan mengatakan 'tolong' saat meminta bantuan orang lain.
"Diantaranya adalah mengeluarkan kata 'tolong' saat meminta bantuan," tambahnya.
5. Cara mengajarkan manner pada anak batita
Mengajarkan anak soal manner memang susah-susah gampang, apalagi jika si Anak masih tergolong batita, seperti Kawa saat ini.
Untuk itu, Andien pun memiliki trik tersendiri untuk menanamkan nilai kesopanan pada anak tanpa harus memaksakan pemahamannya.
"Anak batita sebenarnya hanya bertindak berdasarkan rasa enak dan nggak enak. Bukan perlu atau tidak perlu. Kita nggak bisa memaksakan pemahaman yang kita punya kepada anak seusia tersebut, apalagi jika berkaitan dengan manner," tutur Andien.
"Maka hal yang aku bilang 'menjadikan kebiasaan' itu sangat penting. Misalnya makan di kursi dengan teratur. Untuk beberapa hal pasti agak sulit, seperti mengantri. Anak nggak akan suka mengantri karena harus menunggu lama, buat mereka itu nggak masuk akal dan nggak enak, tapi kita bisa membuat proses mengantri menjadi proses yang menyenangkan. Mungkin dengan 'beriklan' dan menjadikannya sebuah permainan, sehingga ini menjadi kebiasaannya," sambungnya.
6. Tak ada tolak ukur khusus, Andien menilai manner secara abstrak
Sebagai orangtua, kita pasti telah melakukan yang terbaik untuk anak, salah satunya dengan menanamkannya nilai kesopanan.
Meski begitu, namun terkadang masih saja ada orang yang berkomentar bahwa kita masih belum total dalam mengajarkan manner pada anak.
Jika sudah begini, lalu apa yang sebaiknya dilakukan orangtua?
"Saya rasa salah satu yang paling penting dalam hidup saat ini, khususnya dalam parenting adalah 'we dont live by people’s approval'. Pengertian manner itu abstrak dan relatif. Pun demikian dengan nilai-nilai yang diyakini oleh sebuah keluarga. Jadi menurutku, kenapa harus memikirkan anggapan orang? Apalagi di saat kita tahu kita sedang menjalani sebuah proses yang baik bersama anak kita," tegas Andien.
7. Porsi yang tepat saat melarang sesuatu pada anak
Fenomena parenting yang kini banyak dilakukan oleh para orangtua milenial adalah dengan tidak menggunakan kata 'jangan' pada anak mereka.
Namun, jika tidak menggunakan kata 'jangan', bagaimana caranya agar anak tahu mana yang benar dan mana yang salah, pun dengan mana yang baik dan mana yang buruk.
Menanggapi hal tersebut, ternyata Andien memiliki jawaban yang tepat.
"Saya mungkin salah satu yang hampir nggak pernah mengeluarkan kata 'jangan'. Saya juga menyadari banyak orang yang salah kaprah mengenai hal ini, dengan akhirnya menganggap semuanya boleh. Tidak mengeluarkan kata 'jangan' sebenarnya adalah menghindari kalimat larangan dan negatif, dan menghindari anak dari kalimat perintah satu arah," jelas Andien.
"Sebagai gantinya, kita bisa mengemas dengan kalimat yang positif. Misalnya 'jangan teriak2' bisa dikemas dengan 'bicaranya pelan-pelan yuk'. Beberapa buku yang saya baca, seperti The Secret, memang memaparkan bahwa otak tidak menerima kata 'jangan'. Sehingga kalo ada perintah 'jangan dipegang', seseorang malahan memiliki tendensi untuk memegannya," sambungnya.
"Mengenai manner juga nilai salah dan benar, semua berkembang dengan sendirinya. Manner menurut versi siapa? Salah dan benar menurut versi siapa? Semua relatif. Kebenaran yang selama ini disetujui oleh banyak orang belum tentu sebuah kebenaran, hanya karena itu kebenaran kolektif. Sementara lawannya, juga bukan kesalahan. Lawan dari kebenaran adalah kebenaran yang lain. Maka dari itu, saya dan suami mungkin salah satu orangtua yang ingin anak kami dapat mengembangkan pemikirannya sendiri, suatu hari nanti, dengan prosesnya sendiri," tutup Andien.
Nah, itulah ketujuh ulasan menarik seputar sopan santun yang diterapkan Andien Aisyah pada sang Anak, Kawa.
Semoga dapat menginspirasi Mama milenial lainnya, ya!
Baca juga:
- Eksklusif: Andien Aisyah Blak-Blakan Soal Cyber Bullying yang Dialami Millennial Mama
- 10 Referensi Gaya Busana Kasual yang Unik dan Anti Mainstream a la Andien Aisyah
- Millennial Mama of the Month Edisi Desember 2019: Andien Aisyah
#MillennialMama of the Month Edisi Desember 2019 – Andien Aisyah
Production - Popmama.com
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Fashion & Beauty Editor - Onic Metheany
Lifestyle Editor - Novy Agrina
Fashion Stylist – Onic Metheany & Sarrah Ulfah
Reporter – Sarrah Ulfah, FX Dimas Prasetyo
Social Media - Sekar Retno Ayu
Photographer - Teddy Eka Prathama/ Pixels Photo & Videography
Videographer - Arbi Anwar Habibi/ Pixels Photo & Videography
Art Designer – Astika Alivia Pramesti
Makeup – Rossy Pramita
Hair Do – L Sofyan Harry
Andien’s Wardrobe – Danjyo Hiyoji & Ratnatrm (Siti Ratna)
Andien's Sunglasses - IZIPIZI
Kawa’s Wardrobe - Ginegersnap
Location – Pixels Studio, Jl. KH. Hasyim Asharu No. 28 A Petojo Utara, Jakarta Pusat