7 Hal Tentang Impetigo Bulosa pada Anak, Seberapa Bahayakah?
Banyak yang salah kaprah, impetigo bulosa berbeda dengan cacar monyet!
24 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah Mama dikejutkan dengan gelembung-gelembung kecil berisi cairan di tubuh anak mama? Gelembung yang mudah pecah dan menyebar dengan cepat ini merupakan infeksi penyakit kulit yang disebut impetigo bulosa.
Jangan heran bila impetigo bulosa ini mudah menyerang bayi dan anak-anak. Sebab, infeksi ini merupakan akibat dari serangan bakteri Stafilokokus Aureus dan Streptokokus Hemolitikus B grup A, yaitu bakteri-bakteri yang ada di mana-mana.
Nah, untuk mengetahui lebih dalam terkait impetigo bulosa, berikut Popmama.com telah merangkum 7 informasi penting mengenai apa itu impetigo bulosa hingga pengobatan yang tepat.
1. Apa itu impetigo bulosa?
Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, berupa lepuh atau bercak luka terbuka pada kulit, yang kemudian menimbulkan kerak berwarna kuning atau cokelat. Impetigo bulosa, ditandai dengan kulit yang melepuh dan berisi cairan. Kemunculan impetigo bulosa biasanya juga disertai dengan demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Impetigo sendiri lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya interaksi fisik dengan teman-teman sebaya di lingkungan sekolah atau taman bermain yang membuat anak-anak lebih sering menjadi korban impetigo.
Banyak orang yang sering menyamakan antara cacar monyet dan penyakit impetigo bulosa karena cirinya yang mirip, padahal kedua penyakit ini berbeda lho, Ma.
Penyakit cacar monyet ditularkan dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia, melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, luka di kulit yang terbuka pada hewan yang terinfeksi, atau lendir pernapasan seseorang yang sudah terinfeksi saat bersin atau batuk.
Sementara itu, penyakit impetigo bulosa dapat menular melalui kontak langsung antara kulit dengan kulit, atau dengan barang perantara seperti handuk, alat makan, serta baju yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes.
2. Penyebab impetigo bulosa pada anak
Penyebab utama impetigo adalah bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes.
Penularan bakteri ini dapat terjadi melalui kontak fisik langsung dengan penderita atau melalui perantara, seperti baju, handuk, serbet, dan sebagainya yang sebelumnya dipakai penderita.
Bakteri akan lebih mudah menginfeksi seseorang yang memiliki luka, misalnya luka akibat gigitan serangga, terjatuh, atau teriris benda tajam.
Bisa juga karena luka yang ditimbulkan oleh infeksi kulit lain, seperti eksim, kudis, atau infeksi kutu.
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko penularan impetigo di antaranya:
- Melakukan aktivitas yang rentan terjadi kontak kulit, misalnya olahraga bela diri, bola basket, atau sepak bola.
- Lingkungan yang padat. Bakteri penyakit impetigo lebih mudah menular di lingkungan ramai yang mana intensitas interaksi orang-orangnya tinggi.
- Usia kanak-anak. Impetigo lebih sering menyerang anak-anak berusia 2-5 tahun, dimana sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sempurna.
- Suhu lembap dan hangat. Bakteri penyebab impetigo lebih mudah berkembang biak pada tempat yang lembap dan hangat.
- Lemahnya sistem kekebalan tubu Sistem kekebalan tubuh yang lemah akan membuat seseorang mudah terinfeksi bakteri.
- Menderita diabetes. Luka yang dimiliki penderita diabetes akan memudahkan bakteri impetigo untuk masuk dan menginfeksi kulit.
- Memiliki luka terbuka pada kulit. Kuman penyebab impetigo dapat masuk melalui luka kecil pada permukaan kulit, seperti luka gigitan serangga atau ruam kulit.
Editors' Pick
3. Gejala impetigo bulosa pada anak
Berdasarkan gejalanya, impetigo dibagi menjadi dua, yakni impetigo bulosa dan impetigo nonbulosa. Gejala impetigo tidak langsung muncul setelah penderita terinfeksi.
Gejala itu biasanya baru terlihat setelah 4-10 hari sejak terpapar bakteri. Infeksi impetigo bulosa biasanya muncul di bagian tengah tubuh antara pinggang dan leher atau lengan dan tungkai.
Sedangkan infeksi impetigo nonbulosa biasa terjadi di sekitar mulut dan hidung, tapi dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui perantara jari, handuk, atau baju yang telah terpapar bakteri.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah gejala impetigo bulosa:
- Kulit melepuh dan berisi cairan berukuran 1-2 sentimeter yang terasa sakit dan membuat kulit di sekitarnya gatal.
- Kulit yang melepuh, dalam waktu singkat dapat menyebar kemudian pecah dalam beberapa hari.
- Pecahan kulit yang melepuh kemudian meninggalkan kerak berwarna kuning.
- Setelah sembuh, kerak kuning tersebut hilang tanpa meninggalkan bekas sama sekali.
Sedangkan gejala impetigo nonbulosa adalah sebagai berikut:
- Munculnya bercak merah menyerupai luka yang tidak terasa sakit, namun gatal.
- Bercak bisa menyebar dengan cepat ketika disentuh atau digaruk, kemudian berganti menjadi kerak berwarna kecokelatan.
- Setelah kerak yang ukurannya sekitar 2 sentimeter ini kering, yang tersisa adalah bekas berwarna kemerahan.
- Bekas berwarna kemerahan ini dapat sembuh tanpa bekas dalam jangka waktu beberapa hari atau minggu.
4. Cara mencegah impetigo bulosa pada anak
Penularan impetigo bisa dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
- Hindari sentuhan fisik dengan penderita
Sentuhan fisik secara langsung dengan penderita atau berbagi penggunaan barang dengan mereka, seperti handuk, baju, kasur, atau peralatan makan.
- Selalu menjaga kebersihan kulit
Menjaga kebersihan kulitakan mengurangi risiko penularan impetigo, terutama padakulit yang memiliki luka terbuka, misalnya akibat teriris benda tajam, cakaran, atau bahkan luka akibat penyakit kulit lain, seperti eksim.
- Membersihkan barang-barang
Setelah digunakan, ada baiknya barang-barang dicuci sampai bersih agar bakteri mati. Hal ini bisa mengurangi risiko penularan penyakit impetigo.
- Jangan menyentuh luka
Hindari kontak dengan luka atau koreng akibat impetigo, apalagi dengan menggaruk, untuk menghindari penyebaran bakteri melalui tangan.
- Beristirahat
Jangan melakukan kegiatan seperti memasak, mengasuh anak, atau membersihkan rumah sampai infeksi benar-benar pulih. Perbanyak istirahat agar infeksi cepat hilang.
- Mencuci tangan
Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan setelah selesai mengobati impetigo dengan antibiotik oles dan menutup luka impetigo dengan perban kasa.
- Menghindari tempat umum
Hindarilah tempat-tempat umum yang rawan penularan bakteri selama terjangkit impetigo atau setidaknya dua hari setelah pengobatan dimulai.
5. Pengobatan impetiogo bulosa pada anak
Mama dapat mengobati impetigo bulosa pada anak dengan menggunakan salep atau krim antibiotik yang dapat diterapkan langsung ke daerah yang terinfeksi.
Dalam beberapa kasus, Mama mungkin perlu menghilangkan kulit anak yang mengering dengan merendam luka dalam air hangat atau kompres basah terlebih dahulu.
Setelah kulit kering tersebut lepas, antibiotik dapat menembus kulit dengan baik.
Selain itu, anak juga dapat mengonsumsi obat antibiotik ketika luka impetigo tidak dapat diobati dengan salep atau krim antibiotik.
Penting bagi anak untuk menghabiskan seluruh obat yang diresepkan bahkan jika luka sudah sembuh.
Jika berhenti menggunakan obat karena merasa lebih baik, maka anak bisa saja mengalami kekambuhan dan bakterinya dapat kebal terhadap antibiotik.
Beberapa obat yang biasanya digunakan untuk mengobati impetigo antara lain:
- Salep antibiotik tanpa resep topikal, seperti Neosporin.
- Antibiotik oral, seperti amoksisilin-klavulanat acid dan sefalosporin.
- Jika tidak mempan, dokter akan memberikan clindamycin atau trimethoprim-sulfamethoxazole.
Selalu konsultasikan pada dokter sebelum Mama memberikan obat-obatan yang disebutkan tersebut. Bicarakan dengan dokter jika pada hari ketiga beberapa luka bekas ruam yang pecah tidak juga mengering dan membaik.
Kemungkinan dokter akan merekomendasikan antibiotik lain atau mengganti obat dengan yang lebih ampuh.
Jika obat menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan, jangan sungkan untuk meminta dokter meresepkan obat lain yang efek sampingnya lebih minim.
6. Faktor yang meningkatkan tertularnya impetigo bulosa pada anak
Setiap orang memiliki risiko pada penyakit-penyakit tertentu, salah satunya impetigo. Beberapa faktor risiko untuk impetigo, seperti:
- Umur
Anak-anak usia 2 sampai 5 tahun berada pada risiko tertinggi terkena penyakit kulit ini
- Tempat ramai
Kondisi ini membuat penyakit ini lebih mudah untuk tertular dari orang ke orang, seperti di sekolah-sekolah dan pusat perawatan anak.
- Suhu hangat, cuaca lembap
Jenis cuaca ini adalah kondisi terbaik bagi bakteri berkembang dan menyebar. Orang yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia berisiko lebih tinggi terkena impetigo.
- Rusaknya kulit
Bakteri dapat menyerang tubuh melalui luka kulit yang kecil atau kulit yang terbuka.
- Aktivitas
Anak-anak dan orang dewasa yang menjadi atlet, seperti gulat dan sepak bola. Aktivitas ini menyebabkan adanya bakteri tumbuh subur di kulit, gampang memiliki luka terbuka, dan ada kontak antarkulit sehingga mudah tertular.
7. Komplikasi impetigo bulosa pada anak
Jika tidak ditangani dengan benar, impetigo bulosa dapat menyebabkan komplikasi meliputi:
- Selulitis, infeksi bakteri yang terjadi di lapisan kulit dalam.
- Glomerulonefritis, infeksi di pembuluh darah kecil di ginjal.
- Septikemia, infeksi bakteri yang terjadi di dalam darah.
- Psoriasis gutata, kondisi ini sering muncul setelah terjadi infeksi kulit.
- Demam Scarlet, demam langka yang disertai ruam merah di seluruh tubuh.
- Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS), infeksi kulit yang membuat kulit terlihat melepuh seperti tersiram air panas.
- Penyakit ektima, terjadi ketika infeksi menyebar lebih jauh ke dalam lapisan kulit dan dapat meninggalkan bekas luka permanen.
Itulah ketujuh informasi penting terkait impetigo bulosa pada anak.
Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Waspadai Kanker Kulit Pada Anak Melalui 3 Cara Pencegahan Dini
- Lebih Sering Menyerang Anak Perempuan! Ini 7 Fakta Eksim Susu
- Waspada Scabies pada Anak, Penyakit Kulit Akibat Kutu Hewan