5 Hal Ini Dapat Mencegah Autisme pada Anak
Menurut psikiater, Mama tidak boleh sepelekan hal berikut
11 Maret 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tumbuh kembang seorang anak memang sangatlah dipengaruhi oleh campur tangan dari kedua orangtuanya.
Tidak hanya saat ia lahir dan tumbuh besar, semenjak ia ada di dalam kandungan pun, Mama dan Papa sudah seharusnya memberikan bahasa cinta pada si Kecil di perut Mama.
Dengan memberikan sentuhan dan melakukan komunikasi pada bayi, maka secara tidak langsung sensornya juga ikut bekerja dan terasah dengan baik.
Sensorik memiliki peran yang sangat penting bagi setiap orang lho Ma.
Kalau sensor pada anak tidak terintegrasi dengan baik, maka dampaknya akan ia rasakan di kemudian hari, seperti mudah stress bahkan hingga autisme.
Mengingat pentingnya mengasah sensorik anak sejak dini, maka dari itu Popmama.com akan membagikan informasi eksklusif dari Yuliana Saputra, Pskiater Dzone Therapy Center mengenai 5 hal simple yang dapat mencegah autisme pada anak.
Perhatikan baik-baik ya, Ma!
1. Story telling
Bercerita merupakan salah satu cara yang dapat orangtua lakukan untuk berkomunikasi dengan anaknya.
Kebanyakan orangtua beranggapan bahwa komunikasi hanya dilakukan ketika anak sudah mulai bicara, namun sebenarnya tidak Ma!
Mengajak si Kecil berkomunikasi semenjak dalam perut Mama sebenarnya merupakan kegiatan yang sangat disarankan dan bermanfaat untuk mengasah motoriknya sejak dini.
Bukan hanya bercerita, Mama juga bisa memperdengarkannya musik, bahkan mencurahkan isi hati Mama pada janin.
Nah, ketika ia sudah lahir, Mama juga tetap perlu mengajaknya untuk terus berkomunikasi meskipun ia masih bayi.
Selain mengajaknya bicara, Mama juga dapat mengkombinasikannya dengan melakukan sentuhan dan pelukan pada bayi.
Salah satu yang dapat Mama lakukan untuk mengasah sensoriknya adalah dengan melakukan massage ringan menggunakan body lotion khusus bayi, bahkan skin to skin treatment yang Mama dan Papa lakukan pada si Kecil.
Editors' Pick
2. Merangkak
Nyatanya, ada beberapa anak yang tidak melalui proses merangkak saat bayi. Bukannya baik, malah sebaliknya Ma!
Menurut Yuliana, anak yang tidak melalui proses merangkak saat bayi melainkan langsung belajar berjalan, maka nantinya pertumbuhan si anak tidaklah sebaik pertumbuhan anak lain yang melewati proses tersebut.
Bisa saja nantinya ia lebih mudah stres karena sensoriknya tidak terintegrasi dengan baik.
Faktanya, merangkak dapat merangsang sensorik yang ada pada tangan, kaki, dan perut bayi.
Nah, jika bayi mama melewati tahapan yang satu ini berarti ia juga melewati proses berkembangnya motorik tangan, kaki dan perutnya.
Jadi, jangan skip tahap tumbuh kembangnya ya, Ma!