Jangan Putus Asa, Lakukan Ini Ketika Anak Dideteksi Autisme
Simak tanggapannya langsung dari psikiater
26 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memiliki anak yang tumbuh sehat, cerdas, dan normal merupakan impian setiap orangtua.
Namun apa jadinya jika Mama dan Papa diberikan kesempatan untuk merawat anak dengan kebutuhan khusus seperti autisme?
Autisme adalah suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal.
Berbeda dengan down syndrome yang dapat dideteksi sejak lahir, autisme baru bisa Mama deteksi ketika si Kecil sudah berusia 2 tahun atau lebih.
Pada usia tersebut, anak seharusnya sudah bisa mengucapkan kurang lebih 50 kosa kata. Namun tidak pada anak autisme, mereka akan terlambat untuk mengucapkan kata bahkan namanya sendiri.
Nah, jika Mama rasa si Kecil mengalami speech delay maka ada baiknya jika Mama segera mengkonsultasikan masalah tersebut pada psikiter anak.
Lalu, jika si Kecil kebanggaan Mama sudah didiagnosa mengidap autisme, hal apa sajakah yang harus Mama lakukan?
Agar tidak salah penanganan, kali ini Popmama.com akan membahas 7 hal yang perlu Mama lakukan ketika anak dideteksi mengidap autisme.
Pemaparannya eksklusif dari Yuliana Saputra, Pskiater Dzone Therapy Center lho Ma!
Catat poinnya baik-baik ya!
1. Mama harus tetap tenang
Hal pertama yang harus Mama lakukan adalah tenang dan jangan segera berputus asa. Kendalikan diri Mama terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh, apalagi mengambil keputusan secara singkat.
Tidak ada salahnya kok jika Mama meluangkan sementara waktu untuk menenangkan diri dari kepanikan yang Mama alami.
Namun jangan terlalu lama merenung, mulailah untuk berpikir realistis.
2. Menerima kenyataan dengan hati yang terbuka
Setelah Mama sudah cukup tenang, mulailah berpikir realistis untuk menerima kenyataan yang sedang Mama hadapi saat ini.
“Memang tidak mudah untuk menerima kenyataan, namun jika hanya berdiam diri dan tidak melakukan usaha untuk menanganinya, maka nantinya anak tidak akan pernah mandiri dan menjadi sampah masyarakat” tegas Yuliana.
Cobalah untuk ikhlas menerima kenyataan, anggap saja Mama dan Papa adalah pilihan dari Tuhan untuk dititipkan anak yang sangat spesial.
Editors' Pick
3. Sabar dalam mengasuh anak dengan autisme
Mengingat emosi anak autisme yang tidak stabil, maka Mama dan Papa sebagai orangtuanya perlu sangat bersabar untuk menghadapi kondisinya.
Anak dengan autisme, cenderung lebih sensitif. Dalam tanda kutip, sensitif terhadap sentuhan, lingkungan, dan lain sebagainya.
Anak autisme yang sensitif terhadap sentuhan akan merasa tidak nyaman ketika disentuh oleh siapapun karena syarafnya yang tidak terintegrasi dengan baik.
Anak autisme yang sensitif terhadap lingkungan, ia akan merasa sangat tidak nyaman berada di lingkungan yang tidak ia kenali sebelumnya.
4. Temui psikiater dan ahli terapi
Jangan berhenti sampai disitu, Mama juga perlu melakukan pengecekan secara klinis serta konsultasi dengan psikiater dan ahli terapis.
Serahkan anak mama pada ahlinya, mereka akan mengetahui apa yang terbaik bagi anak kesayangan mama.
Psikiater dan ahli terapis lainnya nanti akan melakukan stimulasi-stimulasi khusus pada mereka untuk meningkatkan motorik serta syaraf pada anak.
Namun sebelumnya, mereka akan melakukan konservasi terlebih dahulu untuk mengetahui sensor apa saja yang perlu diasah.
5. Dukungan dan aktivitas bersama orangtua
Tidak cukup penanganan dari ahli terapis, dukungan dan aktivitas yang dilakukan oleh Mama dan Papa pada si Kecil juga sangatlah penting.
Stimulasi ringan seperti mengenalkannya pada tekstur, melatihnya membaca dan berhitung secara berulang-ulang, serta membantunya mengetahui potensinya merupakan hal yang dapat orangtua lakukan sebagai support system bagi anak dengan autisme.
Bukan marah dan berputus asa, bersabar dan tetap semangat adalah kunci keberhasilan si Kecil Ma.
6. Cari informasi sebanyak mungkin
Ada begitu banyak informasi yang dapat Mama temukan melalui internet, tak terkecuali informasi mengenai penanganan anak dengan autisme.
“Saat ini kan zaman sudah canggih, jangan hanya berdiam diri. Cari informasi sebanyak mungkin dari internet untuk mengetahui ciri, penanganan, dan stimulasi apa saja yang dapat orangtua lakukan pada anak autisme” jelas Psikiater Dzone Therapy Center.
7. Bergabung dengan komunitas
Mengingat biaya untuk terapi dan konsultasi yang tidak murah, Mama masih bisa kok untuk mendapatkan informasi dari komunitas dan mendapatkan terapi secara gratis melalui proses BPJS.
Dengan bergabung bersama komunitas, Mama dan si Kecil secara tidak langsung juga akan mendapat dukungan secara moral dari orangtua-orangtua lain yang mengalami hal tersebut.
Nah, itulah 7 hal yang perlu Mama lakukan ketika anak dideteksi mengidap autisme. Yang terpenting adalah usaha Ma!
Teruslah berusaha untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai autisme, baik itu cirinya, penanganannya, hingga komunitas dan terapi gratis yang dapat anak mama jalani.
Baca juga: Waspadai Bipolar pada Anak, Gejalanya Mirip Autisme