Tips yang Benar Mengompres Anak saat Demam dengan Suhu Air yang Tepat
Sebaiknya, anak yang demam dikompres dengan air dingin ataukah air panas?
25 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Demam adalah bagian dari respons tubuh dalam mengatasi penyakit. Demam sendiri merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan infeksi akibat virus, bakteri, atau parasit.
Seseorang dapat dikatakan demam jika suhu tubuhnya berada di atas angka 38 derajat celsius.
Beberapa penyakit yang diawali dengan gejala demam, yaitu demam berdarah, campak, rubela, dan batuk pilek dalam berbagai tingkat keganasan.
Nah, jika anak mengalami demam, biasanya Mama akan mengompresnya di dahi sebagai pertolongan pertama. Namun, sebenarnya adakah cara yang tepat untuk mengompres anak yang demam?
Di masa pamdemi seperti saat ini, Mama mesti bisa melakukannya dengan benar sambil merawat anak di rumah.
Mana yang lebih baik, mengompres dengan air dingin atau air hangat?
Nah, untuk menjawab itu semua, berikut Popmama.com telah merangkum 3 informasi pentingnya.
Editors' Pick
1. Mengopres anak sebaiknya dengan air dingin atau air hangat?
Biasanya, Mama akan mengompres anak demam dengan es batu yang dibungkus kain atau dengan kain yang sudah dicelupkan dalam air dingin.
Ternyata, cara tradisional ini merupakan cara yang salah untuk menurunkan demam. Dokter dan tenaga kesehatan di seluruh dunia tidak menganjurkan Mama untuk memberikan kompres dingin pada orang yang sedang demam.
Kompres dingin biasanya manjur untuk meredakan nyeri otot, bukan untuk menurunkan demam. Saat anak demam, tubuhnya akan menjadi panas karena memang hal tersebut merupakan reaksi alamiah yang diperlukan oleh tubuh dalam mempertahankan diri.
Jika Mama menempelkan kompres dingin pada anak, tubuh justru akan menerjemahkannya sebagai ancaman terhadap proses melawan infeksi.
Akibatnya, tubuh akan semakin meningkatkan suhunya dan demam pun jadi semakin parah. Selain itu, kompres dingin juga berisiko menurunkan suhu tubuh secara tiba-tiba.
Hal ini akan memicu badan jadi menggigil. Oleh sebab itu, sebaiknya Mama menghindari kompres dingin pada anak saat demam, apalagi mandi air dingin.
Jika demam yang menyerang sudah cukup tinggi dan anak jadi sulit tidur atau merasa sangat tidak nyaman, sebaiknya bantulah dengan kompres hangat. Namun, pastikan bahwa suhunya tidak terlalu panas.
Kain yang dibasahi dengan air suam-suam kuku sudah cukup untuk membantu mengendalikan demam. Kompres hangat memicu produksi keringat sehingga suhu tubuh akan menurun secara alamiah dari dalam.
Selain itu, kompres hangat mampu membantu melancarkan aliran darah dan membuat anak jadi lebih nyaman.
2. Bagaimana cara yang tepat untuk mengompres anak?
Bukan dikompres pada bagian dahi! Cara kompres demam anak yang benar adalah dengan menyeka seluruh tubuhnya atau dengan cara menyuruh anak berendam di air hangat atau air suam kuku.
Pada dasarnya, cara mengompres demam sangatlah sederhana dan tergolong sepele. Mama hanya membutuhkan air, wadah, dan sehelai kain. Sesederhana itu, namun manfaat kompres tidaklah main-main.
Jurnal dari Sullivan JE dan Farrar HC bertajuk Fever and Antipyretic Use in Children menyebut, pada saat demam kebutuhan cairan meningkat sampai 1,5 kali dari kebutuhan normal.
Apabila kekurangan cairan, maka demam akan meninggi. Oleh karena itu, setelah dikompres, perbanyaklah minum air mineral. Fungsinya untuk menjaga kecukupan cairan dan mencegah timbulnya panas lebih tinggi.
Jangan minum minuman yang mengandung kafein (teh atau kopi) karena akan menyebabkan cairan tertarik keluar melalui urin sehingga makin kekurangan cairan.
Jika sudah dikompres, biarkan anak beristirahat. Jangan bangunkan anak hanya untuk memberinya obat penurun panas. Makin banyak beristirahat, makin cepat sembuh.
Sebaiknya, sediakan juga termometer untuk mengantisipasi datangnya demam. Jika tubuh anak sudah terlihat lemas segeralah bawa ke rumah sakit. Jangan tunggu sampai suhu badan bertambah tinggi.
Hal lain yang patut dicamkan adalah tidak ada korelasi antara demam dan makanan pantangan.
Selama demam dan sakit, metabolisme akan terganggu, maka sebaiknya konsumsilah makanan yang lunak sehingga mudah dicerna.
Satu lagi, hindari pemakaian baju berlapis dan selimut tebal karena itu malah menyulitkan kulit untuk melakukan pertukaran panas dengan udara.
Baca juga:
3. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan saat anak demam?
Ada beberapa hal yang sebaiknya orangtua perhatikan saat mengetahui anaknya demam, berikut diantaranya:
- Jangan arahkan AC atau kipas angin langsung ke tubuh balita agar ia nyaman selama demam.
- Beri susu, air putih yang cukup, jus atau kuah sayuran seperti sup untuk menghindari dehidrasi (kekurangan cairan tubuh).
- Istirahatkan balita, karena aktivitas akan meningkatkan demamnya.
- Anak tetap boleh dimandikan dengan air hangat bersuhu ± 38 ºC.
- Beri obat penurun panas seperti parasetamol atau ibuprofen bila setelah 24 jam dikompres demam balita tidak turun. Cermati jangka waktu pemberian obat penurun panas dan dosisnya, karena terus-menerus memberi obat penurun panas tidak baik efek sampingnya. Seperti parasetamol, bila diberikan terus-menerus dalam dosis banyak berisiko merusak organ hati.
- Bawa balita ke dokter bila demam tidak turun dalam waktu 3 hari.
Nah, itulah ketiga informasi penting terkait tips mengompres anak demam serta suhu yang tepat.
Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- 5 Tanda Bayi Sakit, yang Ini Tanpa Mengalami Demam, Lho!
- Bintik Merah di Kulit Bayi Setelah Demam, Bahayakah? Ini 3 Penyebabnya
- 8 Cara Alami Atasi Demam Pada si Kecil