Mi instan merupakan salah satu makanan praktis yang kaya rasa dan dapat diolah menjadi beragam masakan. Tidak heran jika mi instan sangat digemari di Indonesia. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa menyukai produk olahan mi instan ini.
Tetapi apakah mi instan boleh diberikan kepada balita?
Untuk balita, Mama sebaiknya memberikan pilihan makanan sehat lainnya. Ini disebabkan karena si Kecil sedang dalam masa pertumbuhan dan membutuhkan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Bahan-bahan yang terkandung dalam mi instan dapat berisiko mengganggu tumbuh kembang serta kesehatan balita.
Seperti kandungan garam yang tinggi dapat menyebabkan si Kecil mengalami tekanan darah tinggi.
Meski mengenyangkan, mi instan juga rendah zat gizi. Asupan MSG yang ada pada mi instan juga dapat mengganggu perkembangan otak balita yang sedang dalam masa emas ini.
Untuk alternatif pengganti mi instan, Mama dapat membuat masakan yang bentuknya mirip mi.
Misalnya zucchini, ubi manis, kol, wortel, terong dan mi shirataki yang terbuat dari ubi konjac.
Popmama.com merangkum beberapa risiko konsumsi mi instan pada balita. Apa saja ya?
1. Meningkatkan risiko penyakit jantung di usia muda
Pexels/lorenzo
Mie instan dan makanan instan lain biasanya tinggi akan lemak, terutama lemak jenuh. Lemak ini berfungsi untuk meningkatkan rasa dan tekstur makanan.
Asupan lemak yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama lemak jenuh yang ada pada mi instan.
Lemak ini dapat meningkatkan LDL yang menyebabkan kolesterol tinggi. Pada akhirnya penumpukan LDL juga meningkatkan risiko penyakit jantung, Ma.
Mama tentu tidak mau si Kecil berisiko menderita sakit jantung di usianya yang sangat muda.
2. Obesitas
Pexels/ SHVETS production
Selain meningkatkan risiko penyakit jantung, asupan lemak berlebih karena terlalu sering konsumsi mi instan dapat menyebabkan kenaikan berat badan berlebih atau obesitas.
Selain menimbulkan beragam masalah kesehatan, obesitas pada anak juga membuat si Kecil merasa minder, Ma.
Editors' Pick
3. Meningkatkan risiko hipertensi
Pexels/ cottonbro
Mie instan memiliki kadar garam yang relatif tinggi. Bagi balita, ini dapat melebihi kebutuhan natrium dan sodium hariannya. Kelebihan asupan natrium dan sodium dapat menyebabkan tekanan darah tinggi jika balita terlalu sering mengonsumsi mi instan.
Masih kecil apakah bisa terkena tekanan darah tinggi? Karena perubahan gaya hidup, tekanan darah tinggi tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, Ma. Anak-anak pun berisiko. Bahkan menurut Center for Disease Control and Prevention, 1 dari 6 anak yang berusia 8 hingga 17 tahun di Amerika Serikat memiliki tekanan darah yang tinggi.
Tekanan darah yang tinggi juga merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung dan stroke di kemudian hari.
4. Diduga menjadi salah satu penyebab hiperaktif pada anak
Pexels/tatiana syrikova
Makanan instan merupakan salah satu jenis makanan yang mengandung berbagai macam zat aditif mulai dari pengawet hingga pewarna buatan.
Seorang dokter ahli alergi, Benjamin Feingold, mengemukakan bahwa zat pewarna dan pengawet makanan berisiko pada perilaku anak.
Ia melakukan penelitian terhadap 300 jenis zat aditif. Hasilnya menunjukkan bahwa pewarna dan pengawet makanan berhubungan dengan gangguan hiperaktif dan gangguan perilaku pada anak seperti ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder).
Meski masih membutuhkan penelitian lebih lanjut tidak ada salahnya Mama menghindari risiko ini.
5. Berisiko merusak organ
Pixabay/geralt
Perlu diketahui, mi instan mengandung banyak zat aditif yang terbuat dari bahan kimia. Seperti pengawet dan MSG.
Organ tubuh balita masih terus tumbuh dan berkembang. Fungsinya pun belum sebaik organ-organ orang dewasa.
Organ seperti liver dan ginjal berisiko mengalami kerusakan jika zat aditif dari mi instan dikonsumsi berlebihan
6. Kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi
Pixabay/stocksnap
Balita masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Untuk mendukungnya, si Kecil embutuhkan asupan nutrisi harian dari makanan. Kekurangan nutrisi tentu dapat menghambat tumbuh kembangnya.
Untuk itu, hindari memberikan balita mi instan agar ia tidak kekurangan gizi. Seperti yang diungkap di atas, mi instan tidak mengandung banyak gizi.
Mi instan mengandung kalori dalam jumlah tinggi, yang terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein. Kandungan ini menyebabkan si Kecil kenyang tapi kekurangan asupan nutrisi lain seperti vitamin dan mineral.
7. Meningkatkan risiko penyakit metabolik saat dewasa
Pexels/nataliya vaitkevich
Selain hipertensi, risiko penyakit metabolik seperti penyakit gula atau diabetes dan kolesterol dapat terjadi saat anak dewasa. Kondisi ini bisa terjadi bila balita dan anak mengonsumsi mi instan secara berlebihan dalam jangka panjang.
Konsumsi mi instan pada balita yang sedang dalam masa pertumbuhan sebaiknya dihindari karena efek pada kesehatannya.
Jika si Kecil ingin mengonsumsi mi, ganti mi dengan bahan makanan yang mirip tetapi lebih sehat ya, Ma.
Lalu apakah boleh memberikan mie instan pada anak balita? Itu kembali kepada kebijaksanaan Mama. Namun perhagikan juga proses pembuatan mi dan bumbunya.