Pernahkah Mama memperhatikan tinggi badan anak dibandingkan dengan teman sebayanya? Jika anak terlihat lebih pendek dari teman-temannya, mungkin ada yang perlu Mama waspadai. Salah satu kondisi yang sering terjadi pada anak-anak adalah stunting.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam waktu lama. Anak stunting akan memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya.
Kondisi ini bukan hanya masalah fisik, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan otak, imunitas tubuh, dan potensi anak di masa depan.
Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk mengetahui tanda-tanda awal stunting agar dapat melakukan pencegahan dan penanganan yang tepat.
Dampak stunting tidak hanya terbatas pada tinggi badan yang pendek, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Berikut adalah beberapa alasan mengapa stunting sangat berbahaya:
Memiliki tubuh pendek dan berat badan rendah: Pertumbuhan fisik anak stunting terhambat, sehingga mereka cenderung memiliki tinggi badan dan berat badan yang tidak sesuai dengan usianya.
Memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata: Anak yang stunting bisa jadi lebih susah belajar dan memahami pelajaran. Ini karena stunting membuat otaknya berkembang lebih lambat.
Mudah sakit: Anak yang stunting mudah sakit karena sistem kekebalan tubuhnya lemah. Karena sering sakit, mereka bisa kesulitan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Berisiko mengidap berbagai penyakit: Stunting juga bisa meningkatkan risiko anak terkena penyakit kronis seperti jantung, stroke, dan diabetes di kemudian hari.
Ciri-ciri Anak Stunting Usia 2 Tahun
Freepik
Setelah mengetahui betapa bahayanya penyakit ini, Mama juga perlu mengetahui ciri-ciri anak yang mengalami stunting. Gejala stunting umumnya bisa terlihat saat anak berusia 2 tahun. Stunting bisa terlihat melalui beberapa ciri-ciri berikut:
1. Tinggi badan di bawah rata-rata
Freepik/senivpetro
Ini adalah ciri yang paling umum dan mudah dikenali. Saat membandingkan dengan grafik pertumbuhan pada Kartu Menuju Sehat (KMS), tinggi badan anak yang mengalami stunting akan berada di bawah kurva pertumbuhan.
2. Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun
Freepik
Selain tinggi badan, berat badan anak stunting juga tidak bertambah secara signifikan atau bahkan cenderung menurun. Ini menunjukkan adanya masalah dalam penyerapan nutrisi.
3. Pertumbuhan gigi terlambat
Freepik/rawpixel.com
Stunting juga mempengaruhi perkembangan gigi. Anak stunting seringkali mengalami keterlambatan dalam tumbuh gigi dibandingkan anak normal.
Editors' Pick
4. Perkembangan yang terlambat
Freepik
Anak stunting seringkali lebih lambat mencapai tahap perkembangan motorik seperti duduk, merangkak, atau berjalan. Keterlambatan ini juga bisa terjadi pada perkembangan bicara dan bahasa.
5. Anak mudah terserang berbagai penyakit
Freepik
Sistem kekebalan tubuh anak stunting cenderung lemah, sehingga mereka lebih mudah sakit. Infeksi berulang dapat memperparah kondisi stunting.
6. Wajah tampak lebih muda dari usianya
Freepik
Ciri fisik lain yang khas adalah wajah anak stunting terlihat lebih muda dari usianya. Ini karena pertumbuhan tubuhnya lebih lambat, jadi meskipun umurnya sama, penampilannya bisa terlihat lebih kecil dan lebih muda.
7. Gangguan endokrin
Freepik
Anak stunting bisa mengalami gangguan pada sistem hormon tubuhnya, yang berpengaruh pada cara tubuh mengolah lemak. Akibatny anak stunting mungkin lebih mudah naik berat badan karena proses metabolisme lemaknya tidak berjalan dengan normal.
8. Anak menjadi lebih pendiam
Freepik
Anak yang mengalami stunting sering kali jarang melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya. Hal ini mungkin karena mereka merasa kurang percaya diri atau malu karena perkembangan fisik mereka berbeda dari teman-temannya.
9. Kurang aktif
Freepik/pvproductions
Anak stunting cenderung kurang berenergi dan kurang aktif dalam bermain. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk aktivitas fisik.
10. Sering lemas
Freepik/master1305
Tubuh membutuhkan energi yang cukup untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kekurangan asupan kalori akibat stunting membuat tubuh kekurangan energi sehingga anak mudah merasa lelah dan lesu.
Itulah dia informasi tentang ciri-ciri anak stunting usia 2 tahun. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika Mama melihat ciri-ciri stunting ini, ya.