10 Tips Mendidik Anak Usia 2 Tahun agar Tumbuh Cerdas Sejak Dini
Didikan orangtua yang baik bisa berpengaruh besar pada kecerdasan anak
6 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membesarkan anak berusia dua tahun memang dipenuhi oleh tantangan yang harus dihadapi orangtua, terlebih balita usia dua tahun itu sangat penuh gairah dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Dengan memahami anak, bisa membantu orangtua dalam memenuhi kebutuhan mereka dan berkomunikasi lebih baik. Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting dalam mendidik anak agar kelak memiliki pemikiran yang cerdas serta menjadi pribadi yang kreatif.
Sangat penting untuk terus mempelajari apa saja yang perlu diajarkan sejak dini kepada si Kecil. Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa tips mendidik anak usia 2 tahun agar tumbuh cerdas sejak dini, melansir dari instagram @pediatrician.
1. Libatkan anak dalam pekerjaan rumah
Melibatkan anak dengan pekerjaan rumah tangga sehari-hari bisa memiliki dampak positif pada perkembangan mereka. Dilansir dari Psychology Today, berikut sejumlah pelajaran yang bisa diperoleh anak dari melibatkan mereka dalam pekerjaan rumah tangga sehari-hari.
Membantu dalam pekerjaan rumah tangga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk merasa dihargai dan berkontribusi. Hal ini juga melatih keterampilan yang mereka miliki.
Dengan memberikan tugas-tugas rumah tangga kepada anak-anak, orangtua mengajarkan anak untuk tanggung jawab. Ini membantu anak memahami bahwa membersihkan rumah adalah tanggung jawab bersama dan bukan hanya tugas orangtua.
2. Orangtua perlu menikmati waktu bersama anak
Orangtua harus menikmati waktu bersama anak. Dengan menghabiskan waktu berkualitas, anak dapat berbicara dan berbagi cerita tentang berbagai topik, mulai dari hal-hal sederhana seperti kejadian sehari-hari hingga perasaan dan pemikiran mereka. Ini akan meningkatkan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak.
Waktu berkualitas juga dapat membantu anak mengembangkan self-esteem atau harga diri. Anak yang sering berkomunikasi dengan orangtua mereka akan lebih percaya diri dalam berpartisipasi dalam percakapan dan menyampaikan pendapat mereka.
3. Biarkan anak melakukan hal-hal yang mereka bisa sendiri
Dengan membiarkan si Kecil bermain seorang diri, maka bisa melatih si Kecil untuk belajar memahami dan mengetahui apa yang dirinya inginkan. Si Kecil juga bisa belajar untuk menenangkan diri dan mencari cara untuk membuat dirinya sendiri merasa nyaman.
Selain itu, dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak. Membantunya lebih siap untuk sekolah, serta membantu anak meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Melatih anak agar mandiri sejak dini, bisa membantunya untuk bisa berpikir kreatif dan meningkatkan daya imajinasinya.
4. Jadikan menyikat gigi sebagai permainan yang menyenangkan
Menurut beberapa sumber, gigi pertama si kecil biasanya muncul saat mereka berusia sekitar 6 bulan. Nah, di usia ini, Mama dan Papa sudah bisa mulai mengajarkan anak untuk membersihkan giginya.
Disarankan untuk membiasakan anak menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, yaitu pagi hari dan sebelum tidur. Mama dan Papa juga bisa memberikan contoh dengan menyikat gigi bersama agar anak tertarik untuk ikut melakukannya.
Mama juga bisa membiarkan anak memilih sikat gigi yang mereka sukai, seperti dengan warna favorit atau karakter kartun kesukaan mereka, agar kegiatan menyikat gigi jadi lebih menyenangkan.
Editors' Pick
5. Berikan pilihan yang dapat diterima antara anak dan orangtua
Memberikan pilihan kepada anak-anak dapat membantu mereka belajar membuat keputusan. Orangtua bisa memberikan dua atau tiga pilihan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Misalnya, memberikan pilihan antara dua jenis makanan atau dua pakaian yang bisa dipakai. Ini memberikan anak-anak rasa kontrol dan membantu mereka belajar bertanggung jawab atas pilihan mereka.
6. Jadilah contoh yang baik untuk anak
Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, salah satu cara terbaik untuk mendidik anak usia 2 tahun agar memiliki pikiran yang cerdas adalah dengan memberikan contoh perilaku positif.
Melalui tindakan dan sikap sehari-hari, orangtua dapat menunjukkan kepada anak bahwa mengungkapkan perasaan, mendengarkan orang lain, dan mengatasi konflik adalah hal yang penting. Saat anak melihat orangtua menanggapi situasi dengan kesabaran dan pengertian, mereka akan cenderung melakukan hal yang sama.
7. Membiarkan anak memilih makanan mereka sendiri lebih baik
Membicarakan tentang apa yang dimakan atau tidak dimakan anak dapat menciptakan tekanan yang tidak perlu dan membuat anak merasa tidak nyaman.
Sebaiknya, biarkan anak-anak memilih makanan mereka sendiri dari pilihan yang sehat. Ini membantu anak-anak belajar mengenali rasa lapar dan kenyang mereka sendiri tanpa tekanan.
Ini juga sesuai dengan pendekatan BLW yang diperkenalkan oleh Rapley dan Markett. Mereka menyarankan agar bayi diperkenalkan dengan "finger food" sejak usia 6 bulan, yang berarti makanan yang bisa dipegang oleh bayi, tanpa perlu melewati tahap makanan yang halus seperti bubur.
Orangtua masih bertanggung jawab menentukan pilihan makanan yang ditawarkan kepada bayi, namun bayi memiliki kendali untuk memilih apa yang mereka makan, seberapa banyak, dan seberapa cepat mereka menghabiskannya.
8. Jangan bicara tentang makanan sebagai sehat atau tidak sehat
Mengelompokkan makanan sebagai sehat atau tidak sehat bisa membuat anak-anak punya pandangan negatif terhadap makanan tertentu. Sebaiknya, Mama fokuskan aja pada memberi berbagai pilihan makanan sehat tanpa memberikan label yang spesifik.
Ajari anak-anak untuk menikmati makanan dalam jumlah seimbang dan berbagai jenis. Daripada melarang makanan dan minuman yang tinggi gula, garam, dan lemak, lebih baik kurangi porsinya dan jadwalkan waktu untuk mengonsumsinya.
Jelaskan ke anak kenapa beberapa makanan lebih sehat dibandingkan yang lain. Misalnya, kalau anak mau makanan manis, jelaskan kenapa makanan segar dengan gula alami, seperti buah itu lebih baik dibandingkan makanan olahan yang sudah ditambah gula, kayak sereal manis.
9. Targetkan waktu tidur anak yang lebih awal
Tidur yang cukup sangat penting untuk perkembangan anak usia 2 tahun. Umumnya, anak yang berusia 2 tahun membutuhkan tidur selama 11 sampai 14 jam per hari.
Orangtua perlu memastikan anak-anak mendapatkan waktu tidur yang cukup dengan menetapkan waktu tidur yang lebih awal. Memiliki rutinitas tidur yang konsisten dapat membantu anak-anak tidur lebih nyenyak dan bangun dengan perasaan segar.
Biasanya, anak usia 2 tahun akan tidur malam sekitar pukul 20.00. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang tidur sebelum pukul 21.00 cenderung lebih mudah tertidur dan jarang terbangun di tengah malam.
Untuk jam tidur siang, anak usia 2 tahun biasanya tidur selama 1,5 hingga 2 jam. Secara umum, anak-anak tidak lagi membutuhkan tidur siang setelah mencapai usia 4 tahun.
10. Berikan pelukan dan ciuman untuk anak sepanjang hari
Sentuhan fisik seperti pelukan dan ciuman sangat bermanfaat untuk perkembangan emosional anak. Saat berpelukan, tubuh melepaskan hormon oksitosin yang dapat membuat anak merasa tenang, bahagia, dan nyaman.
Pelukan juga dapat memperbaiki suasana hati anak dan membantu meredakan kecemasan yang mungkin mereka rasakan saat itu.
Pelukan dan ciuman memberikan rasa aman dan cinta kepada anak-anak, membuat mereka merasa dihargai dan dicintai, yang sangat penting untuk perkembangan emosional yang sehat.
Itulah dia rangkuman tentang tips mendidik anak usia 2 tahun agar tumbuh cerdas sejak dini. Semoga bisa membantu Mama membesarkan si Kecil agar tumbuh dengan hebat ya, Ma.
Baca juga:
- Tips Praktis Merawat Luka Sunat
- Balita di Medan Meninggal Dunia usai Disuntik Bius saat Operasi
- Sebanyak 5,8 Juta Balita Masih Mengalami Masalah Gizi