Sabar! Ini 7 Cara Ampuh Menghadapi Anak 3 Tahun
Ikuti semua jurusnya, Ma
4 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak yang bilang, memiliki anak usia 2 tahun adalah masa paling ‘repot’ bagi para orangtua.
Namun ternyata, memiliki anak usia 3 tahun membuat hidup Mama lebih ‘heboh’ lagi dari sebelumnya.
Tak heran ada istilah terrible 3’s ya, Ma, karena anak usia 3 tahun memang sedang lucu-lucunya. Sepertinya wajar jika ini fase yang menantang bagi Mama dan Papa.
Bagaimana tidak, istilah tantrum memang sangat erat dengan anak usia 3 tahun. Duh, kalau sudah tantrum, bisa-bisa Mama ikut tantrum deh kalau sudah hilang kesabaran.
Kami setuju, mengurus anak usia 3 tahun memang bukan tugas mudah, namun bukan berarti Mama harus menyerah! Karena American Academy of Pediatrics (AAP) membagikan 7 jurus ampuh menghadapi anak 3 tahun. Apa saja jurusnya? Yuk, simak!
1. Tidak perlu teriak
Ketika semua teknik yang diajarkan AAP ini gagal, barulah Mama boleh teriak (pada diri sendiri, bantal, atau tembok), tetapi tidak pada si Kecil. Kenapa?
Menurut AAP, teriak pada anak bisa sangat menyakiti anak, lebih dari yang Mama kira.
Itu bisa mengubah sikap anak dalam sekejap, dan dalam jangka panjang bisa mengganggu psikis anak.
2. Perhatian penuh, dosis kecil!
Ketika Mama sedang menyetrika pakaian, tiba-tiba si Kecil datang dan dengan sengaja menjatuhkan pakaian yang sudah tersusun rapi.
Kesal? Sudah pasti. Namun di lain sisi, Mama juga tahu kalau sikap itu hanya usaha anak untuk mencuri perhatian Mama.
Nah, ketika anak sedang berusaha (terlalu) keras untuk mendapatkan perhatian, maka beri ia perhatian penuh.
AAP menyarankan untuk menatap matanya, menanyakan beberapa pertanyaan, dan dengarkan jawabannya.
Gunakan bahasa tubuh yang menunjukkan perhatian dan kasih sayang, seperti membuang jauh-jauh HP Mama.
Ketika anak menjelaskan jawabannya, pikirkan cara terbaik untuk mengalihkan perhatiannya, agar Mama bisa melanjutkan pekerjaan sejenak.
Editors' Pick
3. Kreatif dalam mengalihkan perhatian
Ketika anak sedang nakal, AAP menyarankan Mama untuk bertanya pada diri sendiri apa yang anak butuhkan. Menurut AAP, sikap agresif biasanya perlu dialihkan dengan aktivitas fisik.
Sebagai contoh, ketika anak dengan sengaja melempar mainan atau berteriak-teriak, mungkin mereka butuh dialihkan dengan mengajaknya naik sepeda di halaman rumah.
Jika anak berbaring di lantai dan ngambek, mungkin dia butuh perhatian dan aktivitas yang tenang, maka cobalah untuk membacakan buku.
4. Sentuh mereka beberapa kali sehari
Anak 3 tahun butuh banyak sekali pelukan dan sentuhan-sentuhan manja, bahkan di waktu-waktu yang tidak Mama duga.
Maka, bersiaplah selalu untuk menyingkirkan pekerjaan jauh-jauh demi memeluk si Kecil, beberapa (puluh) kali dalam sehari.
AAP menyarankan untuk tidak lupa mengatakan “Mama sayang kamu” terutama setiap anak 3 tahun Mama sedang bersikap agresif.
5. Aturan yang jelas
Semakin rumit aturan Mama, semakin tidak diikuti oleh anak 3 tahun. Maka jika mau membuat aturan, Mama harus menulisnya dengan jelas.
Untuk anak 3 tahun, peraturan tidak hanya harus jelas, tetapi harus singkat dan sederhana. Contoh:
- Nurut sama Mama dan Papa,
- Jangan memukul adik,
- Harus makan buah dan sayur.
Bahas aturan-aturan tersebut setiap hari, dan Mama bisa ganti aturannya jika anak sudah mengikutinya tanpa diingatkan. Jangan lupa, puji si Kecil ketika ia berhasil menuruti peraturan yang Mama tuliskan.
Mengira anak Mama belum mampu untuk mengikuti peraturan tertulis? Jangan salah, anak 3 tahun Mama sudah lebih pintar dari yang Mama kira.
6. Satu aturan dengan pengasuh anak yang lain
Mama sudah berusaha keras mendidik si Kecil mengikuti peraturan yang Mama berikan.
ABegitu juga guru-gurunya di sekolah. Namun ketika ke rumah nenek, tiba-tiba saja si Kecil memasuki “area-tanpa-aturan” yang membuatnya begitu bebas melanggar aturan-aturan Mama.
Sebelum ini terjadi, sangat penting untuk bekerja sama dengan seluruh orang yang turut membantu Mama mengasuh si Kecil.
Ya, mereka hanya anak 3 tahun yang ingin bersenang-senang, mencari kekuasaan, dan menguji reaksi orang lain dari perbuatannya.
Namun percayalah, Ma, membiarkan si Kecil mengikuti peraturan yang baik adalah modal awal dari pribadi yang disiplin.
7. Puji usahanya
AAP menyarankan untuk memuji usaha anak, bukan hasil yang ia peroleh. Ingat, terlalu banyak pujian juga tidak baik untuk anak, karena bisa mengubah persepsinya dalam meraih sesuatu.
Terlalu banyak dipuji justru membuatnya takut akan kegagalan karena membidik hasil yang terlalu tinggi.