Ada Gejala Pilek, Balita Meninggal Akibat Covid-19 di Sragen
Banyaknya kasus terinfeksi Covid-19 membuat orangtua harus waspada terhadap anak-anaknya
4 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Meski kasus infeksi Covid-19 pada anak jarang terjadi, tetapi bukan berarti anak-anak dapat terhindar dari virus tersebut. Belakangan ini, justru ada banyak anak-anak yang mengalami gejala Covid-19 yang cukup parah hingga harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Seorang balita berusia 1,5 tahun di Sragen, Kecamatan Sambungmacan meninggal dunia akibat tertular Covid-19.
Hal tersebut menjadi kasus pertama di Sragen pada kematian balita dalam kasus Covid-19. Meski tergolong usia balita, oleh dinas kesehatan (dinkes) pembagian klasifikasi balita dalam kasus Covid19 masuk ke dalam usia anak di bawah 18 tahun karena tidak adanya klasifikasi usia balita.
"Balita yang meninggal ya baru satu ini (Arsyila) di Pucang, Bedoro, Sambungmacan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto, melalui Zoom meeting bersama Gubernur Jateng pada Senin (2/8/2021).
Balita perempuan tersebut bernama Arsyila Darda Nugraha yang merupakan anak kedua dari pasangan Priyanto Dwi Nugroho dan Dewi Rahayu.
Arsyila meninggal dunia pada sore hari, Kamis, 29 Juli 2021. Balita malang itu dikubur pada malam harinya di Dukuh Pucang RT25, Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, dengan protokol kesehatan Covid-19.
Lantas, bagaimana kronologinya?
Berikut ini Popmama.com rangkum kronologi bayi perempuan 4 tahun meninggal akibat Covid-19 yang terjadi di Sragen.
Editors' Pick
1. Hasil antigennya positif Covid-19
Sebelum meninggal dunia, Arsyila telah mengalami batuk pilek selama dua minggu. Papa dan Mama Arsyila pun sudah tiga kali melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis.
Dua hari sebelum meninggal, Arsila mengalami demam pada bagian tengkuk leher, tetapi Mama dan Papa Arsyila tidak berani memberikannya obat.
Selang beberapa waktu, balita perempuan itu bertambah lemas dan segera dilarikan ke Puskesmas Sambungmacan untuk mendapatkan pertolongan pada Kamis, 29 Juli 2021. Namun naas, Arsyla meninggal dunia dalam perjalanan menuju puskesmas. Begitu tiba di puskesmas, balita malang itu melakukan test swab antigen dan mendapati hasil positif Covid-19.
Setelah mengetahui hasil antigennya positif, jenazah balita berusia 1,5 tahun itu dilarikan ke RSUD Dr. Seohadi Prijonegoro untuk dilakukan pemulasaraan.
2. Kasus Arsyla merupakan kasus meninggal pertama akibat Covid-19
Menurut Kepala Desa (Kades) Bedoro Pri Hartono, sejauh ini baru ada satu kasus meninggal akibat Covid-19 dalam usia balita, yakni Arsyila.
Ada 14 orang yang telah dilakukan swab atas meninggalnya Arsyila dengan hasil 3 orang di antaranya positif Covid-19.
Tiga orang dengan hasil positif tersebut ialah kakek, nenek dan mbah buyut dari Arsyila. Sementara itu, Papa dan Mama Arsyila, termasuk kakaknya mendapat hasil negatif Covid-19.
Berdasarkan data Covid-19 Kabupaten Sragen pada 2 Agustus 2021 pukul 15.00 WIB, terdapat tambahan kasus terinfeksi sebanyak 139 kasus dengan 14 asimtomatis.
Jumlah terakumulasi mulai awal pekan sebanyak 14.739 kasus terkonfirmasi dengan 706 orang di antaranya meninggal dunia dan 12.877 kasus sembuh.
Tempat tidur untuk isolasi yang terpakai sebanyak 284 dari total kapasitas sebanyak 339 tempat tidur.
3. Perbedaan pilek biasa dan pilek gejala Covid-19 pada anak
Pada dasarnya, pilek biasa maupun pilek gejala Covid-19 sama-sama disebabkan oleh virus yang menyerang pernapasan manusia. Akan tetapi, virus tersebut berasal dari golongan dan karakteristik yang berbeda.
Berikut ini telah Popmama.com rangkum perbedaan pilek biasa dan pilek gejala Covid-19 pada anak. Perlu diperhatikan ya, Ma, agar ketika muncul gejala seperti ini Mama bisa langsung membawa si Kecil ke rumah sakit.
1. Pilek biasa
Umumnya pilek biasa menyerang saluran pernapasan atas saat virus menginfeksi hidung dan tenggorokan. Pilek ini dianggap tidak berbahaya, Ma.
Gejala yang dialami ketika terserang pilek biasa, antara lain hidung tersumbat, sakit tenggorokan, batuk, sedikit sakit tubuh dan persendian, sakit kepala ringan, bersin-bersin, serta demam yang masuk dalam kategori ringan.
Dalam dua atau tiga hari, lendir akan menjadi kental dan berwarna kehijauan. Akan tetapi, Mama tidak perlu khawatir karena pilek biasa bisa sembuh dalam lima hingga tujuh hari.
Mama hanya perlu memberi si Kecil obat-obatan, istirahat yang cukup, dan makan makanan yang bergizi.
2. Pilek gejala Covid-19
Pilek gejala Covid-19 juga menyerang pernapasan, tetapi disertai demam atau menggigil, Ma. Selain itu, pilek gejala Covid-19 juga disertai dengan batuk kering, sesak napas atau kesulitan bernafas, dan anosmia.
Akan tetapi, sebagian pengindap Covid-19 tidak disertai demam atau menggigil. Justru, pada gejala berat Covid-19, pasien akan mengalami pemburukan dengan pneumonia (peradangan paru-paru), gagal ginjal, bahkan kematian.
Anosmia bagi pengidap Covid-19 pun berbeda dengan pilek biasa.
Pilek biasa disebabkan oleh hidung dan saluran napas yang tersumbat, sedangkan anosmia pengidap Covid-19 dikaitkan dengan sistem saraf pusat. Selain itu, gejala Covid-19 juga disertai dengan kelelahan, nyeri otot, mual dan muntah, serta diare.
Perlu diingat ya, Ma. Masa inkubasi virus Covid-19 biasanya sekitar tujuh hari. Namun, gejala bisa muncul kapan saja, bahkan hingga 12 hari setelah terinfeksi.
Untuk itu, Mama perlu memantau perkembangan si Kecil selama 14 hari. Apabila timbul gejala-gejala tersebut, Mama harus segera membawa si Kecil ke rumah sakit ya!
Itulah kronologi bayi perempuan meninggal akibat Covid-19 di Sragen beserta perbedaan pilek biasa dengan pilek Covid-19 yang telah Popmama.com rangkum.
Agar Mama dan si Kecil dapat terlindung dari virus Covid-19, pastikan Mama dan si Kecil mematuhi protokol kesehatan dan menerapkan kebersihan di mana pun, khususnya di rumah.
Selalu cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir selama minimal 20 detik. Gunakan masker dan bawa handsanitiser saat keluar rumah. Jangan lupa juga untuk selalu menjaga jarak ya, Ma! Kalau bisa, jangan keluar rumah apabila tidak ada kepentingan yang darurat.
Semoga informasi ini bermanfaat dan tidak ada kasus balita meninggal akibat Covid-19 lagi, Ma. Stay safe!
Baca juga:
- Cara Menjelaskan pada Anak Balita Mengenai Situasi Pandemi Covid-19
- 225 Balita Positif Covid-19 di Bangka, 1 Anak Meninggal Dunia
- Perlu Tahu, 8 Fakta Seputar Demam dan Covid-19 pada Balita