32.265 Balita Alami Stunting Akibat Gizi Buruk di Cimahi
Gizi buruk menjadi salah satu dari banyaknya masalah kesehatan di Indonesia
15 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi hingga Juli 2021 mencatat angka kelahiran di Kota Cimahi sebanyak 5.909 anak. Namun, balita yang mengalami stunting selama 2021 ini mencapai 3.551 atau 11,05% dari total 32.265 balita se-Kota Cimahi.
Saat ini stunting menjadi salah satu masalah yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Karena, stunting tersebut merupakan ancaman terhadap kualitas manusia di Indonesia sekaligus menjadi ancaman kemampuan daya saing bangsa.
Tidak hanya pertumbuhan dan perkembangan fisiknya saja yang terganggu, tetapi perkembangan otaknya ikut terganggu dan akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasinya, termasuk produktivitas dan kreativitasnya di usia produktif.
“Stunting bisa terjadi jika tumbuh kembang anak tidak diperhatikan dari masa kehamilan,” kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinkes Kota Cimahi, Indah Gilang Indira pada Selasa (14/9/2021).
Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkap terkait Balita alami stunting akibat gizi buruk di Cimahi. Hal tersebut menjadi perhatian penting yang perlu Mama perhatikan, mulai dari saat kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan anak. Disimak ya, Ma!
Editors' Pick
1. Apa itu stunting pada anak
Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih pendek atau kerdil dibanding tinggi badan anak seusianya. Atau dengan kata lain, adanya masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam kurun waktu yang lama, sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu.
Kondisi tubuh anak yang pendek sering kali dianggap akibat dari faktor keturunan atau genetik kedua orangtuanya. Padahal, faktor genetika sendiri merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya. Sebenarnya, stunting masih dapat dicegah dengan perbaikan pola makan, pola asuh, sanitasi, dan akses air bersih.
2. Perlunya memperhatikan tumbuh kembang anak
Masa periode emas balita akan sanget mempengaruhi tumbuh kembang anak hingga dewasa. Karena, hari pertama kehidupan setelah kelahiran sangat berkaitan erat dengan pemenuhan gizi. Jadi, ketika ada kelainan pada anak, Mama bisa langsung mengintervensinya.
Sebagai upaya mencegah terjadinya stunting, bahkan Mama harus memperhatikan gizinya ketika anak masih berada dalam kandungan. Apalagi pada kondisi pandemi Covid-19 ini. Mama harus memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya 1000 hari pertama kehidupan (HPK) setelah kelahiran anak.
“Gagal tumbuh hingga menyebabkan stunting pada balita disebabkan oleh asupan gizi yang kurang maksimal, anemia pada ibu, hingga komorbid, seperti TBC. Kondisi ibu saat mengandung akan berpengaruh terhadap anak ketika dilahirkan. Karena itu, saat masa kehamilan kandungan harus diperiksakan minimal empat kali,” ujar Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Dinkes Kota Cimahi, Dikke Suseno Isako.