4 Makanan yang Bisa Memicu Tantrum pada Anak, Batasi Ma!
Berikan pada anak secukupnya saja, Ma
20 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Melisa Anggraeni, Mbiomed, SpA
Banyak tantangan yang orangtua alami dalam mengasuh anak. Salah satunya adalah menghadapi anak tantrum. Seringnya dialam ole anak 1-5 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan usia di atas itu pun masih mengalami tantrum.
Anak-anak sering kali kesulitan mengendalikan emosinya sehingga menyulitkan orangtua untuk menenangkannya.
Ada banyak faktor penyebab anak menjadi tantrum, salah satunya adalah makanan. Ini karena makanan memengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk emosi dan suasana hati.
Jadi, diharapkan jika pola makan anak sudah disesuaikan maka dapat mengurangi frekuensi tantrum pada anak. Lalu apa saja makanan yang bisa memicu tantrum pada anak dan apakah sebaiknya dibatasi konsumsinya? Simak penjelasan makanan yang bisa memicu tantrum pada anak di Popmama.com berikut ini!
1. Gula
Frekuensi tantrum pada anak sering kali meningkat selama Halloween dan Paskah menurut penjelasan Psychology Today, yaitu ketika permen dan makanan manis diberikan tanpa batasan.
Pada momen perayaan tersebut, biasanya menjadi momen di mana anak mengonsumsi makanan manis jauh lebih banyak daripada biasanya.
Selain itu, makanan tinggi gula memicu ketidakseimbangan gula darah. Makanan manis menyebabkan gula darah melonjak naik dan turun dengan sangat cepat. Otak sangat sensitif terhadap fluktuasi glukosa darah dan cepat terganggu oleh hipoglikemia.
Disfungsi otak, yang bermanifestasi sebagai perubahan suasana hati, perilaku, dan kognisi, merupakan gejala pertama dari gula darah rendah.
Editors' Pick
2. Makanan olahan yang mengandung pewarna buatan
Pewarna buatan merupakan salah satu bahan yang banyak terkandung di dalam makanan olahan. Bahan-bahan sintetis ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan anak dan menjadi akar tantrum. Merah No. 40 adalah salah satu pewarna buatan yang paling umum digunakan, tetapi bukan satu-satunya pewarna yang terkait dengan masalah perilaku anak-anak.
Autism Parenting Magazine merekomendasikan orangtua untuk tidak menggunakan pewarna buatan dan bahan tambahan lain dalam menu makan anak untuk menghindari tantrum.
Akan lebih baik lagi jika oranguta tidak memberikan makanan olahan pada anak-anak karena sering kali mengandung pewarna buatan dan tinggi gula.
3. Produk susu
Susu dan produk-produk olahannya dapat menyebabkan alergi pada beberapa anak. Sementara untuk melengkapi gizi anak, Mama kadang memberikan susu pada si Kecil.
Jika anak meminum segelas susu dan tubuhnya mulai memproduksi sitokin, peradangan yang terjadi di otak dapat menyebabkan mudah tersinggung, cemas, depresi, kabut otak, dan banyak lagi.
Masalah pencernaan, seperti sindrom usus bocor, juga bisa menyebabkan anak sensitif terhadap produk susu. Usus yang bocor dapat menyebabkan tubuh tidak mampu menyerap nutrisi dengan baik sehingga memicu kekurangan vitamin dan mineral. Kemudian, selanjutnya dapat berkontribusi pada kesulitan belajar atau masalah perilaku.
4. Gluten
Gluten juga dapat menyebabkan perilaku buruk pada anak-anak, dilansir ADDitude. Gluten banyak ditemukan pada gandum, artinya sebagian besar jenis roti, sereal, dan biskuit mengandung bahan ini.
Konsumsi makanan yang mengandung gluten meningkatkan iritabilitas dan agresivitas pada anak. Jika pada dasarnya anak sudah sensitif terhadap gluten, mengonsumsi gluten bisa memperparah perilaku hiperaktif.
Perlu diingat Ma,Sebaiknya, hindari memberikan makanan tersebut pada anak dan lihat apakah frekuensi tantrum berkurang.
Selain itu, beberapa makanan tertentu juga dapat mencegah tantrum. Makanan tinggi protein, karbohidrat kompleks, dan asam lemak omega-3 dapat membantu mengatasi masalah perilaku pada anak. Itulah makanan yang bisa memicu tantrum pada anak dan semoga bisa dibatasi pemberiannya pada si Kecil dalam menu sehari-hari.
Referensi
Autism Parenting Magazine. "Why Processed Foods Might Be the Culprit Behind Your Child’s Tantrums". Diakses pada Agustus 2024.
Psychology Today. "Does Sugar Really Cause "Bad" Behavior in Children?". Diakses pada Agustus 2024.
Brain Balance. "Can A Food Sensitivity Cause Behavioral Issues in Children?". Diakses pada Agustus 2024.
Baca juga:
- Waspada! Kasus Diabetes Anak di Indonesia Melonjak 70 Kali Lipat
- Awas Penyakit Diabetes Menyerang Anak, Ini Cara Pencegahannya
- Waspada! Gejala Ini Bisa Menjadi Tanda Anak Mengalami Diabetes