Seorang Anak Selamat dari Penembakan Massal di Thailand, Ini Kisahnya
Anak berusia tiga tahun itu sempat diduga telah meninggal karena tubuhnya yang tertutup selimut
10 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Para warga di Thailand berduka cita setelah peristiwa penembakan massal di salah satu tempat penitipan anak di Uthai Sawan, provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand, terjadi pada Kamis lalu (6/10/2022).
Peristiwa buruk ini mengakibatkan tewasnya puluhan orang, yang sebagian besar merupakan anak-anak kecil. Beberapa orang lainnya dilaporkan mengalami luka akibat serangan massal tersebut.
Di antara banyaknya korban yang tewas, ternyata ada seorang anak yang selamat karena tubuhnya tertutupi selimut. Awalnya, pelaku dan para polisi yang mengecek tempat kejadian menduga bahwa anak itu sudah meninggal.
Penasaran bagaimana kisah dibalik selamatnya anak tersebut dari tragedi memilukan yang terjadi di Thailand? Berikut Popmama.com telah rangkumkan kronologi seorang anak selamat dari penembakan massal di Thailand selengkapnya.
1. Terjadi penembakan massal di tempat penitipan anak
Pada Kamis siang (6/10/2022), penembakan massal terjadi di sebuah pusat penitipan anak di Thailand. Pelaku utamanya adalah seorang mantan polisi bernama Panya Khamrab (34) yang sebelumnya dikeluarkan dari kepolisian karena menggunakan narkoba.
Melansir dari Reuters.com, polisi setempat menyatakan bahwa Panya Khamrab mulai membunuh anak-anak dan orang lain di sekitar sana setelah ia memaksa masuk ke dalam dan tidak menemukan anaknya.
Editors' Pick
2. Banyak anak kecil tewas tertembak
Penembakan massal ini dilakukan ketika anak-anak di tempat penitipan anak tersebut sedang tidur siang. Usai Panya Khamrab masuk ke dalam secara paksa, dia mulai membunuh mereka dengan pistol dan pisau.
Tragedi ini menyebabkan tewasnya 36 orang, dan 24 di antaranya merupakan anak-anak kecil berusia sekitar 2 sampai 5 tahun. Ada pula beberapa guru di sana yang menjadi korban, termasuk seorang guru yang sedang hamil bernama Supaporn Pramongmuk.
3. Ada seorang anak yang selamat karena tertutup selimut
Para polisi di sana sempat mengira bahwa semua orang di sana telah tewas terbunuh, hingga mereka menemukan ada seorang anak berusia 3 tahun yang masih hidup tanpa luka.
Menurut laporan dari media lokal, yang dilansir dari Telegraph.co.uk, pelaku menduga kalau anak tersebut, yang bernama Nong Am, sudah meninggal karena dia tidur di ujung ruangan dengan posisi seluruh tubuhnya yang tertutup selimut.
4. Anak yang selamat dibawa ke rumah untuk ditenangkan
Setelah berita terkait peristiwa penembakan massal anak di tempat penitipan anak tersebut tersebar, kakek dari Nong Am langsung menuju ke lokasi kejadian untuk melihat kondisinya.
Di sana, ia menemukan cucunya yang sedang digendong oleh seorang guru, dengan wajah yang ditutupi kain agar tidak melihat keberadaan mayat teman-temannya yang sudah meninggal.
Dengan segera, Nong Am dibawa pulang ke rumah untuk ditenangkan oleh keluarga dan para kerabatnya, walau kelihatannya dia masih tidak begitu mengerti dengan peristiwa buruk yang menimpanya.
5. Menjadi kasus serangan anak terburuk di dunia
Meskipun peristiwa serangan massal yang menewaskan banyak orang ini sempat terjadi beberapa kali di Thailand, kasus yang satu ini disebut menjadi serangan terburuk di dunia karena mayoritas korban yang tewan adalah anak-anak yang masih kecil.
Faktanya, tingkat kematian akibat penembakan di Thailand masih terhitung rendah dibandingkan negara-negara lainnya. Akan tetapi, negara ini memiliki tingkat kepemilikan senjata api yang lebih tinggi daripada negara lain yang ada di kawasan Asia Tenggara.
Itu dia informasi terkait kronologi seorang anak selamat dari penembakan massal di Thailand yang menewaskan puluhan orang.
Bagaimana tanggapan Mama tentang peristiwa memilukan yang satu ini?
Baca juga:
- Penembakan di Thailand, 34 Orang Tewas dan 20 Diantaranya Anak-Anak
- Polisi: Motif Pembunuhan Siswa SD di Dalam Kelas karena Balas Dendam
- 7 Kasus Pembunuhan Terkejam, Pelakunya Keluarga Sendiri