Alergi Susu vs Intoleransi Laktosa pada Anak, Apa Perbedaannya?
Alergi susu vs intoleransi laktosa seringkali salah dimengerti, padahal keduanya sangat berbeda.
19 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Susu adalah makanan yang banyak ditemukan dalam berbagai menu makanan anak, mulai dari susu formula, keju, hingga kue. Susu hewani yang umum dikonsumsi anak adalah susu sapi.
Tetapi faktanya banyak anak yang tidak mampu mengonsumsi susu sapi karena alergi atau pun intoleransi laktosa.
Berikut ini Popmama.com merangkum informasi seputar alergi susu vs intoleransi laktosa pada anak yang penting diketahui orangtua:
1. Alergi susu vs intoleransi laktosa, apa bedanya?
Kata 'alergi' dan 'intoleransi' seringkali digunakan secara bergantian. Namun, keduanya sebetulnya memiliki arti yang sangat berbeda.
Meskipun keduanya menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, intoleransi laktosa bukanlah kondisi yang mengancam jiwa. Sedangkan alergi susu sebaliknya karena alergi terhadap protein dalam susu dapat menyebabkan anafilaksis, yaitu reaksi yang membahayakan jiwa.
Editors' Pick
2. Apa itu alergi susu?
Alergi susu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengidentifikasi satu atau lebih protein dalam susu sebagai zat berbahaya. Akibatnya, tubuh melancarkan serangan yaitu melepaskan bahan kimia yang menyebabkan reaksi alergi.
Reaksi terhadap susu biasanya ringan hingga sedang. Tetapi pada kondisi yang parah, yaitu anafilaksis, jiwa penderitanya dapat terancam. Anafilaksis dapat terjadi pada satu hingga dua persen kasus.
3. Apa itu intoleransi laktosa?
Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana kadar enzim laktase seseorang yang rendah. Enzim laktase bertugas untuk memecah karbohidrat laktosa dalam susu. Apabila kadar enzim laktase rendah, maka penderitanya dapat mengalami gejala gastrointestinal, seperti kembung dan diare.
4. Gejala alergi susu pada anak
Gejala alergi susu biasanya muncul dalam beberapa menit setelah konsumsi. Tingkat keparahannya bervariasi, tetapi yang paling umum adalah menunjukkan gejala pada kulit dan sistem pencernaan.
Gejala pada kulit, misalnya gatal-gatal dan ruam. Sementara gejala gastrointestinal mungkin termasuk mual, sakit perut, dan muntah.
Sekitar 20-30 persen kasus menunjukkan gejala pada sistem pernapasan, meliputi sesak napas, sesak dada dan tenggorokan, batuk, dan mengi.
Anafilaksis adalah reaksi alergi parah yang biasanya muncul dengan cepat dan melibatkan dua atau lebih sistem tubuh, seperti kulit dan sistem kardiovaskular. Gejala anafilaksis yang paling serius adalah kesulitan bernapas dan penurunan tekanan darah, yang dapat menyebabkan anak pucat, pusing, dan bahkan pingsan. Jika anak Anda mengalami reaksi yang parah, segera larikan anak ke IGD.
5. Apakah ada obat untuk alergi susu?
Meskipun tidak ada obat untuk alergi susu, penelitian menunjukkan bahwa imunoterapi oral untuk susu meningkatkan kemampuan toleransi tubuh. Namun, pengobatan ini memang bukanlah pengobatan yang standar dan mungkin membutuhkan biaya serta komitmen yang tinggi.
Imunoterapi oral melibatkan peningkatan dosis alergen untuk membangun toleransi sehingga anak dapat mengonsumsi susu tanpa menimbulkan reaksi. Tetapi tindakan ini berisiko menyebabkan reaksi yang parah dan belum direkomendasikan untuk praktik klinis rutin. Imunoterapi oral harus selalu dilakukan di bawah pengawasan ahli alergi.
Itulah hal-hal yang penting mama ketahui tentang alergi susu vs intoleransi laktosa.
Baca juga:
- Cerita Mama Alami Krisis Susu Formula di AS, Sebabkan Bayinya Alergi
- Kenali Manfaat Susu Soya untuk Bayi yang Alergi Susu Sapi
- Sudah Tahu Ma? Ini Lho 5 Mitos Seputar Alergi Susu Sapi pada Anak