Anak Digigit Hewan, Langkah Apa yang Harus Dilakukan?
Gigitan anjing, kucing maupun hewan lainnya penting segera diidentifikasi
14 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua, kita berusaha melindungi anak dari risiko potensi bahaya yang terjadi dalam atau pun luar rumah. Selain kecelakaan kendaraan bermotor atau pun jatuh, risiko yang seringkali mengintai anak adalah gigitan hewan. Entah itu hewan peliharaan maupun hewan liar.
Mungkin Mama telah banyak memberikan edukasi peringatan kepada anak tentang menghindari berinteraksi dengan hewan liar dan tak dikenal. Begitu pun mencegah datangnya hewan-hewan liar mendekat ke anak. Akan tetapi, yang namanya gigitan hewan tak dapat dihindari, apalagi jika di lingkungan rumah terdapat hewan peliharaan.
Sebaik-baiknya kita melatih hewan peliharaan, bagaimana pun mereka punya insting yang seringkali mendorongnya untuk bertindak liar dan membahayakan anak. Ini yang bisa Mama lakukan untuk mengatasinya, dilansir dari health.usnews.com:
1. Mengatasi gigitan kucing
Gigitan anjing merupakan kasus yang paling banyak dialami orang di seluruh dunia. Baik itu anjing liar maupun peliharaan, keduanya punya potensi menggigit anak-anak kita. Kejadian ini dapat menimbulkan trauma bagi anak maupun keluarga.
Biasanya anjing menggigit karena terkejut akan gerakan impulsif anak atau pun suara yang membuatnya takut. Anak yang lebih kecil juga berisiko mengalami gigitan karena kurangnya pengalaman memprediksi tanda-tanda agresi anjing.
Jika anak digigit anjing peliharaan, lihatlah apakah lukanya mayor atau minor. Pada luka minor dapat diatasi sendiri di rumah dengan membersihkan area yang luka dan memastikan pendarahan berhenti. Bersihkan luka dengan cairan antiseptik dan tetap diperban hingga sembuh. Pastikan pula anak Mama sudah mendapatkan vaksin tetanus lima tahun terakhir.
Pada kasus luka mayor, segera larikan anak ke IGD, jika:
- Lukanya luas,
- terjadi pendarahan sulit dikendalikan di bagian kepala dan wajah,
- anak mengalami rasa sakit berlebihan dan ada masalah kesehatan pada anak yang mendasarinya.
Bila anak digigit anjing liar, segera kontak pengendali hewan terdekat tentang status anjing tersebut, apakah bebas dari kemungkinan anjing menderita rabies yang dapat membahayakan nyawa anak.
Editors' Pick
2. Mengatasi gigitan kucing
Kucing adalah hewan yang suasana hatinya sangat mudah berubah. Perubahan yang terjadi di lingkungannya, sekecil apapun, dapat memancing agresi. Tak heran bila kucing merupakan hewan yang berpotensi menggigit, kedua setelah anjing.
Kucing memiliki gigi-gigi yang tajam dan panjang, yang dapat mengoyak kulit dengan sangat mudah. Bila anak digigit (atau dicakar kucing), segera bersihkan area yang terluka dan lindungi dengan antiseptik. Tindakan ini penting dilakukan sembari menunggu pemeriksaan dokter.
Karena mulut kucing mengandung lebih banyak bakteri ketimbang anjing, anak perlu dirawat dengan antibiotik oral setelah digigit kucing. Hal ini penting demi mencegah komplikasi akibat infeksi.
Kucing lebih sering membawa rabies daripada anjing, jadi segera hubungi pengendali hewan setempat jika kucing yang menggigit anak Mama tidak diketahui asal-usulnya atau tidak divaksinasi.
3. Mengatasi gigitan kelelawar
Di perkotaan, kelelawar mungkin jarang ditemui. Tetapi, di pedesaan, hewan ini masih banyak berkeliaran. Banyak kelelawar membawa virus rabies berbahaya. Sayangnya, gigitan kelelawar ini seringkali tidak begitu ketara, bahkan tak terlihat sehingga orangtua sulit mengidentifikasinya.
Bila Mama menemukan keberadaan kelelawar di area sekitar tempat tinggal, hubungi dokter. Dokter dapat bekerjasama dengan ahli penyakit menular untuk menentukan apakah anggota keluarga Mama perlu mendapatkan suntikan rabies berdasarkan kondisi populasi kelelawar di sekitar.
4. Mengatasi gigitan serangga
Bermain di luar rumah atau pun di dalam rumah tidak menutup kemungkinan anak mengalami sengatan serangga. Meskipun kecil, sengatan serangga bisa sangat menyakitkan. Bahkan, beberapa jenis serangga meninggalkan racun yang membahayakan nyawa.
Lalu, bagaimana cara mengatasi bila anak digigit serangga?
- Lepaskan sengatan serangga yang tertinggal di kulit,
- Cuci area yang terkena sengatan dengan sabun lembut dan air mengalir,
- Kompres dengan kompresan dingin atau es selama kurang lebih 10 menit,
- Hindari menggaruk area yang terkena sengatan karena dapat memperparah kondisinya,
- Bila sengatan terasa sangat menyakitkan dan membuat anak tak nyaman, berikan obat parasetamol atau ibuprofen sebagai pain killer.
Bila setelah sengatan anak menunjukkan gejala pembengkakan di bagian kelenjar, demam, atau simptom flu, segera bawa ke dokter untuk penanganan lebih tepat.
5. Mengatasi gigitan hewan lain
Ada banyak spesies hewan lain yang berada di sekitar anak kita, selain anjing dan kucing. Sebagian besar gigitan hewan besar dapat diperlakukan seperti gigitan kucing.
Secara khusus, gigitan kelinci, hewan pengerat lain dan reptil dapat menimbulkan infeksi. Dibutuhkan antibiotik sebagai tindakan pencegahan.
Gigitan dari hewan yang tidak dikenal atau tidak teridentifikasi sebaiknya diperlakukan dengan membawa hewan tersebut ke dokter hewan. Dokter hewan yang dapat memberikan evaluasi dan informasi yang mendukung tindakan dokter di IGD yang memberikan perawatan terhadap luka anak.
Meskipun begitu, tindakan menangkap hewan ini tidak mutlak harus dilakukan ya, Ma, apalagi jika agresi hewan tersebut dapat melukai Mama.
Bila terjadi gigitan, perhatikan kondisi anak terlebih dahulu. Kemudian dapatkan informasi sebanyak mungkin tentang sumber gigitannya. Hal ini dapat mempermudah tugas dokter menentukan langkah-langkah tindakan selanjutnya.
Itulah cara mengatasi jika anak digigit hewan. Lakukan sesuai jenis masing-masing hewannya ya, Ma.
Baca Juga:
- Waspada Scabies pada Anak, Penyakit Kulit Akibat Kutu Hewan
- Hih! Anak yang Kejam Terhadap Hewan, Bisa Jadi Kena Gangguan Mental
- 5 Tips Mengatasi Rasa Takut Anak pada Hewan