Gaya Hidup Sehat Anak Usia 2 Tahun: Mengatur Asupan Kalori Harian
Di usia ini, Mama perlu mengurangi asupan lemak hariannya. Lho, kenapa ya?
2 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat anak Mama menginjak usia 2 tahun, inilah saatnya mulai mengatur asupan kalori dan lemak harian.
Tujuannya, agar nantinya anak tidak menghadapi risiko kesehatan yang buruk, misalnya obesitas dan kolesterol.
Ada beberapa hal lagi yang harus kota lakukan untuk mengontrol gaya hidup anak agar lebih sehat. Bagaimana caranya?
1. Membatasi asupan lemak, menggantinya dengan yang lebih baik
Untuk itu, American Academy of Pediatrics merekomendasikan orangtua mengurangi jumlah asupan lemak sebanyak 30 persen dari kebutuhan kalori harian. Secara bertahap, gantilah konsumsi olahan susu yang tinggi lemak dengan yang lebih rendah. Konsultasikan dengan ahli gizi dan dokter anak untuk jenis-jenis makanan dan minuman dengan kadar lemak yang sesuai untuk anak usia 2 tahun.
Meskipun begitu, mengurangi bukan berarti meniadakan sama sekali asupan lemak dalam makanan dan minuman anak. Lemak sehat dibutuhkan otak dan tubuh anak sebagai 'bahan bakar' untuk bertumbuh dengan baik. Dan sebagian besar produk susu mengandung kalsium yang dibutuhkan tubuh.
Sediakan makanan bergizi yang seimbang dengan mengombinasikan antara susu dan olahannya, dengan sayur dan buah segar atau pun protein dari ikan-ikanan dan kacang-kacangan.
Editors' Pick
2. Ketahui pertambahan berat badan dan perubahan bentuk tubuh
Mama akan menyadari bahwa anak Mama kini bukanlah bayi mungil lagi. Ia sudah tampak seperti anak yang lebih besar seiring torso dan tulang-tulangnya mulai tumbuh memanjang. Proporsi tubuhnya pun sudah menyerupai orang dewasa.
Di usia 2 tahun ini, berat badan anak akan bertambah sekitar 4 pound atau 1,8 kg dan tinggi badan sekitar 6,4 cm.
3. Nutrisi untuk anak usia 2 tahun
Berikut beberapa jenis makanan dan minuman yang direkomendasikan untuk memenuhi gizi anak usia 2 tahun:
- Susu rendah lemak (konsultasikan dulu dengan dokter anak ya, Ma)
- Produk olahan susu (keju, yogurt rendah lemak, keju cottage, pudding)
- Sereal fortifikasi dengan zat besi
- Karbohidrat (nasi, pasta, roti gandum, crackers, roti bagel, sereal siap makan)
- Buah-buahan segar
- Buah-buahan kering seperti kismis, aprikot, apel, pir, kurma, prunes (rendam dulu dalam air hingga lembut untuk menghindarkan anak dari risiko tersedak)
- Sayur-sayuran segar (bisa dikukus atau dimasak seperti konsumsi orang dewasa)
- Protein (telur, kacang-kacangan, selai kacang, potongan daging sapi, daging ayam, ikan tanpa tulang atau tempe dan tahu)
Apakah Anakku Terlalu Kurus atau Terlalu Gemuk?
Jika anak Mama tampak lebih besar dan gemuk dari teman-teman seusianya, atau justru tampak lebih kecil dan kurus, sebaiknya konsultasikan pada dokter anak atau ahli gizi. Jangan mencoba-coba sendiri diet untuk anak ya, Ma. Jangan sampai karena ingin tubuh anak ideal lewat diet percobaan, anak justru kehilangan nutrisi yang diperlukan tubuhnya untuk bertumbuh di masa emas ini.
Berkonsultasi pada dokter atau ahli gizi mungkin dianggap oleh banyak orangtua sebagai hal yang berlebihan (dan biayanya mahal). Tetapi ingat, Ma. Tiap anak memiliki karakter tubuh dan kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi kesehatannya. Untuk itu, penting mendapatkan arahan dari profesional.
Baca Juga:
- Si Kecil Kok Gemuk Banget? Hati-Hati dengan Obesitas Pada Anak!
- Awas, Batita Bisa Alami Kolesterol Tinggi, lho!
- 4 Alasan Perlu Hindari Susu Kental Manis untuk Batita