Gejala Dehidrasi pada Anak karena Kepanasan dan Penanganannya
Cuaca sedang panas-panasnya, ketahui seperti apa gejala dehidrasi pada anak
11 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menginjak bulan Mei, cuaca di Indonesia sedang panas-panasnya ya, Ma. Bahkan di beberapa tempat, suhu udara mencapai angka 35 derajat Celcius.
Cuaca panas yang cukup ekstrem ini mempengaruhi banyak hal di sekitar kita. Tak tekecuali risiko dehidrasi yang mengintai anak-anak. Mama harus mengawasi kondisi anak supaya tidak terjadi dehidrasi yang dapat membahayakan jiwa.
Karena akhir-akhir ini cuaca di Indonesia sedang panas-panasnya, Mama perlu memerhatikan kondisi si Kecil nih. Jangan sampai anak kehausan, kurang cairan, anak tidak menyadarinya, dan mama tak mengetahui ini. Akhirnya si Kecil malah bisa sakit lho, Ma!
Berikut ini Popmama.com merangkum gejala dehidrasi pada anak karena kepanasan dan penangannya, dilansir dari WebMD:
1. Risiko dehidrasi di musim panas pada anak
Cuaca panas memang tidak dapat diprediksi. Kontak terlalu lama dengan suhu tinggi sinar matahari langsung, atau kelembapan tinggi yang diperparah dengan kurangnya istirahat dan cairan yang cukup dapat membuat anak dehidrasi.
Hal yang membedakan risiko dehidrasi pada anak dengan pada orang dewasa adalah luas permukaan tubuh anak membuat proporsi yang jauh lebih besar dari berat keseluruhan mereka, dibandingkan orang dewasa.
Ini berarti anak-anak menghadapi risiko dehidrasi dan penyakit yang berhubungan dengan panas yang jauh lebih besar.
Editors' Pick
2. Tanda dan gejala dehidrasi pada anak
Tanda dan gejala dehidrasi pada anak meliputi:
- Kram panas yang menyakitkan pada otot perut, lengan, dan kaki
- Sinkop panas yang menyebabkan anak merasa lemah, lelah, atau pingsan setelah terpapar panas
- Kelelahan akibat panas yang ditandai dengan berkeringat banyak, lelah, sakit kepala, pusing, mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan.
- Heatstroke atau suhu tubuh tinggi (40-41 derajat Celcius atau lebih tinggi), mual, muntah, kejang, disorientasi, sesak napas, dan rewel.
Ada penyakit lain yang mungkin timbul saat anak terkena panas, seperti biang keringat (heat rash) atau edema panas (pembengkakan lengan dan kaki).
3. Cara mengatasi dehidrasi akibat panas pada anak
Yang pertama harus mama lakukan adalah segera membawa anak ke tempat yang teduh dan nyaman. Berikan anak minum. Kemudian lepas semua pakaian anak.
Mama dapat meletakkan kain yang sudah dibasahi dengan air ke bagian tubuh yang mengalami overheat. Dalam kasus kram panas, lakukan peregangan otot lembut pada bagian yang terkena untuk meredakan rasa sakit.
Apabila anak tidak membaik atau tidak dapat meminum cairan, segera bawa anak ke rumah sakit. Heat stroke adalah keadaan darurat yang perlu mendapatkan perhatian medis segera.
4. Anak yang obesitas lebih rentan mengalami dehidrasi
Ada anak dengan kondisi-kondisi tertentu yang lebih rentan mengalami dehidrasi, misalnya anak yang mengalami obesitas, anak yang baru saja sakit (muntah dan diare), atau anak yang mengonsumsi antihistamin dan obat-obatan yang sifatnya diuretik,
Pada anak yang berolahraga di bawah cuaca panas dan berolahraga di luar kemampuan kebugaran mereka, juga dapat berisiko dehidrasi.
5. Mencegah dehidrasi pada anak
Cuaca yang panas ini membuat anak menjadi lebih haus dari biasanya. Pastikan anak minum banyak air dan sesering mungkin. Pastikan anak minum tiap 30 menit sekali, meskipun ia sedang tidak haus.
Selain itu, apabila warna air seni anak kuning gelap, alih-alih berwarna bening atau kuning terang, kemungkinan anak mengalami dehidrasi. Segera minta anak untuk banyak minum air putih.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- 6 Cara Agar Anak Terhindari dari Dehidrasi di Musim Kemarau
- 7 Tips Sederhana agar Anak Balita Mau Minum Lebih Banyak Air
- Out of The Box! Ini 4 Cara Supaya Anak Suka Minum Air di Rumah