Masalah Psikologis Anak Usia 1 Tahun: 11 Problem Perilaku Anak
Banyak orangtua yang menganggap, perilaku-perilaku ini 'lucu' terlihat. Tetapi jangan dibiarkan ya.
14 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di samping memantau perkembangan fisik, orangtua juga harus memantau perkembangan psikologis sang Buah Hati sejak dini. Jujur saja, setiap orangtua pasti ingin memiliki anak yang berkelakuan baik dan memiliki empati terhadap sekitarnya.
Tiap anak memiliki watak dan kehendaknya masing-masing, yang membentuknya menjadi seorang pribadi dengan karakter tersendiri.
Tak hanya itu, lingkungan sekitar tempatnya berinteraksi sehari-hari pun berperan membentuk kepribadiannya. Bahkan, karakter dan perilaku ini bisa terlihat sejak dini, di usia batita.
Editors' Pick
11 Problem Perilaku yang Perlu Diperhatikan Orangtua
Ada anak-anak yang kalem, ada pula yang aktif. Tantrum, memukul, menggigit, berteriak dan perilaku-perilaku lain yang cenderung agresif bisa muncul pada anak, bahkan di usia yang masih kecil.
Berikut ini 11 problem perilaku anak usia batita yang perlu menjadi perhatian khusus:
- Agresi, memukul dan menggigit
- Mengganggu orang lain
- Berbohong
- Menjambak rambut
- Melarikan diri
- Berteriak histeris
- Mengamuk
- Melempar barang
- Merengek
- Mengusik
- Menggoda (kecenderungan mengejek)
Banyak orangtua yang menganggap, perilaku-perilaku ini 'lucu' terlihat. Tetapi, jika dibiarkan sampai ia besar, justru akan menyulitkan si Kecil.
Terutama dalam bersosialisasi dan menjalani kehidupan sehari-hari. Ia akan sulit berteman karena sikap agresifnya. Lebih dari itu, orangtua harus segera 'menyelamatkan'nya psikologisnya.
Percayalah, Tak Ada Anak Kecil yang Bermaksud Jahat, Tetapi ...
Meski rasanya sedih melihat buah hati bersikap seperti di atas, tetapi ingatlah, Ma. Pada dasarnya anak-anak kecil tak ada yang benar-benar bermaksud bersikap jahat. Mereka hanya sedang memperhatikan apa yang terjadi di sekitarnya, dan meresponnya langsung karena mereka pun masih belajar soal empati dan belum dapat mengendalikan situasi.
Orangtua dapat mengembangkan rasa empati sejak dini pada anak. Misalnya dengan mengajarkan sebab-akibat (jika tidak ingin dipukul balik, jangan memukul; dan sebagainya). Tetapi jika orangtua merasa kewalahan dengan perilaku anak, dan berpotensi menimbulkan bahaya bagi sekitarnya, jangan ragu temui psikolog anak untuk berkonsultasi.
Baca Juga:
- Balita Mama Suka Memukul? Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya!
- Alasan dan Cara Membuat Balita Berhenti Menggigit Temannya
- Mama Perlu Tahu: 6 Tips untuk Menenangkan Bayi Marah