Memberikan Hadiah Sebagai Motivasi Anak, Baik atau Tidak?
Hadiah atau reward dapat membantu anak termotivasi namun juga mengembangkan sikap yang buruk.
28 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selalu ada saja alasan bagi anak untuk tidak menaati perkataanmu. Mereka seolah tidak mau menurut, bahkan dengan dengaja tidak mendengarkan perkataan Mama dan Papa.
Biasanya untuk mengatasi hal tersebut, kamu memberikan mereka hadiah, entah itu berupa es krim, mainan, boneka, atau apapun yang anak-anak sukai. Cara ini seringkali efektif, tapi apakah hadiah benar-benar membantu anak merubah sikapnya?
Memberikan anak hadiah memang membantu mereka mematuhi perintah dan perkataanmu. Hadiah memunculkan dorongan dalam diri anak untuk melakukan permintaan orang tua karena ada imbalan di baliknya.
Namun di sisi lain, memberikan anak hadiah juga dapat menumbuhkan sikap haus akan imbalan. Membuat si Kecil tidak mau melakukan sesuatu jika tidak ada hadiah yang tersedia bagi mereka.
Jadi bagaimana? Apakah sistem hadiah merupakan cara mendidik anak yang buruk? Yuk ikuti pembahasannya di Popmama.com berikut ini!
1. Manfaat memberikan hadiah kepada anak
Sebenarnya sitem reward atau hadiah merupakan satu cara mendidik anak yang baik dan efektif. Hadiah membuat anak termotivasi untuk mencapai hal diminta orang tua. Mulai dari mengubah kebiasaan buruk, membiasakan diri merapikan tempat tidur, ataupun agar lebih berprestasi di sekolah.
Memberikan hadiah dapat memunculkan motivasi eksternal dalam diri anak untuk meraih apa yang diminta. Hadiah membuat anak merasa lebih bersemangat dan tidak takut usahanya sia-sia karena ia tahu ia akan memperoleh hal yang ia inginkan ketika berhasil meraihnya.
Tidak hanya itu, hadiah juga menjadi cara bagi orang tua mengapresiasi anaknya. Melalui hadiah, orangtua seolah memberitahu kepada anak bahwa mereka ikut terlibat dan menyaksikan perjuangan anaknya. Anak juga mengetahui bahwa kedua orangtua menghargai usahanya. Tidak heran jika hadiah juga dapat menjadi salah satu cara mempererat hubungan orangtua dengan anak.
Hadiah juga mengajarkan anak makna dan kebahagiaan yang mereka dapatkan dari memberi. Ini membuat anak mengerti memberi kebahagiaan bagi orang lain, bukan melalui bendanya tetapi melalui niat dan hati yang tulus.
Editors' Pick
2. Dampak negatif sistem reward
Terlepas dari sejumlah sisi positifnya, memberikan anak hadiah juga membawa sejumlah dampak negatif. Khususnya dalam perkembangan kepribadian anak. Dampak negatif dari sistem reward umumnya berhubungan dengan konsekuensi yang tidak diinginkan, serta kesulitan menerapkannya.
Anak yang terbiasa menerima hadiah akan mulai meminta hadiah sesuai keinginan mereka. Tidak jarang anak-anak ini menanggapi permintaan Mama dengan pertanyaan, "Apa yang akan ku dapat ketika melakukannya?"
Tidak semua anak juga dapat mengikuti aturan pemberian hadiah. Tidak sedikit anak yang merasa tidak ingin dikontrol oleh orang tua, meskipun ada hadiah yang akan terima. Anak-anak ini merasa tidak tertarik bahkan tidak membutuhkan hadiah yang Mama sediakan.
Penerapan sistem reward juga dapat membawa hal negatif khususnya jika anak tidak memiliki intensi untuk melakukan hal yang baik. Mereka hanya melakukannya karena ada hadiah yang menanti mereka. Itu membiasakan mereka tidak mau melakukan sesuatu tanpa ada hadiah di baliknya.
Penelitian klasik yang dilakukan oleh Mark Lepper membuktikan bahwa kecenderungan anak melakukan sesuatu lebih tinggi ketika diiming-imingi dengan hadiah. Pada penelitiannya, anak-anak prasekolah yang menerima hadiah yang untuk bermain dengan spidol cenderung enggan bermain dengan spidol tersebut selama waktu bermain bebas. Dibandingkan dengan anak-anak lain yang tidak menerima hadiah apapun.
3. Jenis hadiah atau reward bagi anak
Jenis hadiah dan reward yang dapat Mama berikan kepada si Kecil sebenarnya sangat beragam. Mungkin seringkali Mama terbiasa memberikan anak hadiah material, seperti cokelat, mainan, boneka, uang jajan. Tetapi ada juga social reward yang lebih murah, mudah, bahkan memiliki dampak yang lebih besar bagi anak.
Contoh dari social reward ialah:
- Kasih sayang. Ini berupa pelukan, ciuman, tos, senyum, atau memegangnya di pundak.
- Pujian. Mama dan Papa dapat memuji si Kecil sebagai hadiah, seperti, "Kamu hebat!", "Anak yang baik!", atau "Kamu sungguh berbakat!" Pujian yang spesifik memberitahu mereka sikap apa yang kamu suka. Contohnya seperti, "Wah kamu rajin belajar, anak pintar!"
- Perhatian dan aktivitas. Mama juga dapat menghadiahi si Kecil dengan menghabiskan waktu bersamanya, contohnya seperti membacakannya dongeng sebelum tidur, bermain bersama, menonton film kesukaannya, pergi ke luar, ataupun membuat menu makanan favoritnya.
Ada baiknya Mama membatasi pemberian material reward dan memperbanyak memberikan social reward. Mengapa? Karena social reward dapat mempererat hubungan anak dan orang tua. Hadiah ini juga membantu mereka merasa dicintai, dihargai, dan mendapatkan perhatian dari kedua orang tua. Dari sana mereka dapat belajar menunjukkan kasih kepada orang lain, termasuk menghargai hadiah yang sederhana.
4. Bagaimana sebaiknya ini dilakukan?
Melansir dari parents.com memberikan hadiah kepada anak entah itu berupa material reward ataupun social reward sangatlah penting. Tetapi pastikan ini dilakukan dengan cara yang tepat agar hadiah berfungsi dengan baik pada anak. Mama dapat mengikuti beberapa tips di bawah ini:
Menggunakan behavior chart sebagai salah satu cara memberikan anak hadiah berdasarkan upaya dan usaha mereka melakukan hal yang baik. Tabel behavior chart dapat mengajarkan anak untuk giat melakukan sesuatu dengan hadiah yang wajar dan tidak berlebihan.
Selalu memberikan anak hadiah sesuai dengan janjimu, tepat waktu. Untuk menghilangkan rasa binggung, dan kebiasaan tidak menepati janji, berikan hadiah sesuai dengan apa yang kamu janjikan kepadanya. Sebaiknya tidak menunda apalagi membuat alasan.
Jelaskan kepada anak apa yang ia harus lakukan untuk mendapat hadiah, dan mengapa kamu memberikannya. Jelaskan juga jika hadiah itu diberikan karena perbuatan baik mereka, bukan supaya mereka tidak berbuat hal yang buruk.
Fokuskan anak-anak kepada nilai yang perlu mereka miliki, bukan kepada hadiahnya. Seperti jika Mama ingin anak-anak lebih rajin belajar, pertama-tama beritahu mereka mengapa bejalar itu penting. Ingat ini bukan karena hadiah ya!
Sebaiknya berikan hadiah ke anak saat ia telah berhasil melakukan hal yang menjadi tujuan hadiah tersebut berkali-kali. Misalnya, ketika anak mama berhasil bangun pagi selama 10 hari berturut-turut kemudian baru Mama berikan mereka hadiah. Hal ini bertujuan agar setelah pemberian hadiah, anak-anak tetap melakukan hal tersebut sebagai suatu kebiasaan.
Berikan anak hadiah karena mereka layak menerimanya, bukan sebagai cara orangtua membuat anak menjadi penurut apalagi menyuap mereka.
Membatasi pemberian hadiah material kepada anak. Hadiah inilah yang dapat membuat mereka menjadi ketergantungan untuk memperoleh sesuatu dalam segala hal.
Ketika anak mama menerima hadiah dan mulai memperbaiki sikapnya dengan lebih baik. Mama perlu berhenti, dan beralih ke hal/sikap lain yang kamu ingin anak kuasai.
5. Bagaimana jika cara tersebut tidak bekerja?
Seperti yang dibahas sebelumnya, tidak selamanya hadiah membantu anak mau merubah sikapnya. Terkadang ini memakan waktu dan kesabatan bagi orang tua untuk tetap meningkatkan perilaku baik anak melalui hadiah.
Melansir dari cdc.gov, jika usaha Mama belum berhasil, inilah tiga pertanyaan yang kamu perlu pikirkan kembali.
- Apakah anakmu memahami apa yang kamu harapkan? Coba tanya pada dirimu sendiri, apakah si Kecil memahami apa yang perlu mereka lakukan dengan hadiah yang kamu berikan? Jika target yang Mama tetapkan coba ubah dan sesuaikan. Berikan juga anak alasan mengapa kamu merubahnya. Misalnya jika kamu berharap anak dapat merapikan tempat tidurnya sendiri namun ternyata ia tidak. Cobalah ubah target menjadi membantumu merapikan tempat tidurnya. Jadi mulai saat itu, ia akan menerima hadiah ketika berhasil membantumu.
- Apakah sikap dan tagert yang kamu tetapkan itu jelas dan dimengerti oleh si Kecil? Jika anak-anak tidak bertindak sesuai yang kamu minta meski sudah menerima hadiah, coba pertimbangkan kembali apakah mereka benar-benar mengerti hal tersebut? Mama dapat mengeceknya dengan kembali bertanya, apakah yang ia perlu perbuat untuk mendapat hadiah. Jika mereka masih belum paham, mungkin Mama dapat menjelaskan lagi perlahan.
- Apakah anak tertarik dengan hadiah yang akan ia teruma? Perlu diingat, apa yang anak mama sukai belum tentu sama dengan apa yang kamu pikir mereka suka. Mereka juga akan lelah menerima hadiah yang sama berulang kali untuk melakukan hal yang kamu pinta. Coba ubah cara memberikan hadiah seiring waktu, buatlah reward yang menyenangkan dan menarik bagi anak-anak mama.
Kini Mama mengerti apakah fungsi dari pemberian hadiah sebagai cara memotivasi anak itu baik. Selalu berikan anak hadiah dengan tulus dan ajak juga si Kecil di berbagai kesempatan untuk mencoba memberi hadiah pada orang-orang di sekitar mereka, khususnya bagi mereka yang membutuhkan.
Baca juga:
- Mengajarkan Anak Keutamaan Membaca Surat Al-Mulk
- Bagaimana Mengajarkan Anak Memilah Berita Hoax
- Cara Mengajarkan Anak Memahami Apa Itu Prioritas Kehidupan