5 Cara Tepat Menumbuhkan Perilaku Baik si Kecil
Kamu pastinya ingin si Kecil memiliki perilaku yang baik. Simak artikel ini untuk mengetahui tipsnya
17 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Si Kecil memang lucu. Apalagi di usia balita, ia mulai bisa berjalan dan menyebut nama kedua orangtuanya. Tetapi terkadang ada saja tingkah si Kecil yang membuat sang Mama tak dapat menahan emosi.
Itu terjadi karena anak masih belum mengerti bagaimana mengatur perilakunya.
Ia juga belum dapat mengatur emosi dan mengetahui kebutuhan-kebutuhannya. Penting bagi Mama untuk mendidik anak dengan cara mendengarkan dan bekerjasama dengan tepat.
Untuk itu, Popmama.com memberikan beberapa cara mendidik anak untuk bisa berperilaku baik saat berinteraksi dengan orang lain.
Simak yuk, Ma!
1. Tunjukan kasih sayang Mama
Hal pertama dan terpenting yang Mama lakukan ialah dengan menunjukan rasa sayangmu terhadap si Kecil. Tunjukan kasih sayangmu melalui tindakan fisik seperti:
memeluknya,
- menciumnya,
- tidak menunjukan perilaku yang kasar.
Ataupun tindakan non fisik, seperti memberinya hadiah, memberikan perhatian dan memujinya. Itu akan membuat si Kecil semakin percaya kalau kamu mencintainya.
Pastikan juga Mama lebih sering menunjukan rasa kasih daripada memberikannya hukuman atau teguran. Si Kecil akan semakin bersikap baik, itu akan memotivasinya untuk mengikuti aturan yang Mama buat.
Editors' Pick
2. Cegah munculnya emosi marah si Kecil
Ketika si Kecil mulai marah, menangis keras, dan bahkan berteriak, Mama tak perlu panik, karena hal itu wajar terjadi.
Mama hanya perlu membatasi munculnya rasa marah pada anak. Berikut ialah beberapa caranya:
- Ketahui batasan si Kecil
Si Kecil tak sepenuhnya salah ketika ia berbuat salah dan dan mama sebaiknya tidak memarahinya. Mungkin saja ia bertingkah salah karena ia tidak mengerti apa yang harus diperbuat.
- Mama perlu menjelaskan aturan
Mama perlu untuk menjelaskan aturan yang ada ketika suatu waktu isi Kecil melanggarnya. Tidak dengan memerintahkannya untuk tidak mengulangi hal yang sama.
- Terima kata 'tidak' dengan tenang
Saat anak Mama mengatakan tidak, sebaliknya Mama tidak meresponnya dengan tindakan yang berlebihan dan penuh emosi. Coba ulangi kembali permintaanmu dengan tenang. Atau mungkin mengalihkan perhatiannya melalui permainan mengenai perilaku yang baik.
- "Ya" tidak selamanya buruk
Mama tidak bisa mengatakan tidak pada segala hal, itu akan membuat si kecil merasa frustrasi. Carilah saat-saat ketika OK untuk mengatakan ya.
- Hindari situasi yang dapat memicu kemarahan.
Seperti tidak menjanjikan sesuatu yang tak akan kamu penuhi. Hindari jalan-jalan panjang di mana anak Mama harus duduk diam atau tidak dapat bermain membawa aktivitas. Biasanya anak juga cenderung marah ketika mereka lelah, lapar, sakit atau dalam lingkungan yang tidak dikenal.
- Dorong komunikasi.
Ajarkan kepada si Kecil untuk menggunakan kata-kata ketika mengungkapkan perasaannya. Komunikasi yang baik akan menjaga si Kecil agar tidak marah.
3. Ajarkan ia tentang konsekuensi
Pada usianya, kemungkinan besar si kecil akan melanggar aturan yang kamu buat. Untuk itu Mama perlu memperkenalkan si kecil dengan konsekuensi ketika ia melanggar peraturan yang ada. Berikut ialah beberapa konsekuensi yang dapat kamu pertimbangkan.
- Konsekuensi alami
Biarkan si kecil melihat konsekuensi dari tindakannya selama itu tidak berbahaya. Seperti ketika ia merusak mainannya, ia tidak bisa menggunakannya kembali.
- Konsekuensi logis
Ini merupakan konsekuensi yang Mama buat sendiri. Beritahu jika ia tidak merapikan mainannya, maka kamu akan menyimpannya. Saat si Kecil tidak mau bekerja sama, ikuti konsekuensinya.
- Hak istimewa yang dapat ditahan
Saat si Kecil tidak berprilaku dengan baik, ambil apa yang berharga baginya, seperti kesempatan untuk menonton tv, atau mainannya. Jangan ambil hal-hal yang penting baginya, seperti makanan.
- Batas waktu
Ketika si Kecil mulai melawan, jelaskan dan beritahu dengan tenang. Jika itu masih berlanjut, Mama dapat memberikan batas waktu atau sering disebut timeout.
Timmeout adalah waktu di mana si Kecil perlu menenangkan dirinya dan dapat mendengarkanmu kembali.
Sebelum itu terjadi, usahakan jangan berinteraksi dengannya.
Konsekuensi apapun yang kamu pilih, lakukan dengan konsistenlah. Pastikan bahwa Mama juuga mematuhi aturan dan pedoman disiplin yang sama.
Juga berikan kritik dan masukan atas perbuatannya. Sebaiknya hindari hukuman yang bersifat emosional dan fisik karena membahayakan si Kecil.
4. Utamakan Peraturan yang penting
Daripada Mama memaksakan membuat banyak aturan dan memperkenalkannya kepada si Kecil, Mama dapat membuat satu-persatu mulai dari yang terpenting, seperti yang menjaga keamanan mereka.
Setellahnya Mama dapat menambah ke aturan-aturan lainnya. Ini akan memberi kemudahan bagi anak Mama untuk menaati dan memahami aturan yang ada.
Mama juga perlu memastikan ia mengikuti aturan dengan menghindarkan beberapa hal yang kemungkinan akan menggodanya.
5. Berikan contoh yang baik kepada anak
Dalam mengembangkan sikap dan perilakunya, si Kecil melakukannya dengan cara mirroring. Ia melihat sikap orang-orang terdekatnya dan kemudian mencontohnya.
Jika kamu ingin si Kecil memiliki perilaku baik, maka kamu dapat memberikan contoh yang baik telebih dahulu.
Lakukan hal-hal positif di depan si Kecil akan membantu membiasakannya. Juga di depan pasanganmu, akan membuatnya tidak hanya menghormatimu, tetapi kalian berdua.
Kamu dapat melakukan hal-hal di atas agar dapat membentuk perilaku yang baik bagi si Kecil. Jangan lupakan untuk menunjukan kasih sayang dan hal-hal positif di depannya.
Baca juga:
- 7 Tips Menghilangkan Perilaku Agresif pada Anak
- Saat Anak Tantrum, 5 Perilaku Ini Menandakan Adanya Gangguan Mental
- 5 Perilaku Orangtua Ini Bisa Menyebabkan Anak Alami Gangguan Bipolar