Dongeng Fabel Anak: Kancil, Kerbau dan Buaya
Mari kita dengarkan cerita fabel Kancil, Kerbau, dan Buaya! Apa yang terjadi dengan mereka ya?
20 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tanggal 20 Maret dikenal dengan Hari Dongeng Sedunia. Untuk memperingtinya, yuk Mama ajak si Kecil mendengarkan beberapa dongeng menarik dan menghibur yang memiliki nilai moral baik yang dapat mereka petik!
Dari sekian banyaknya dongeng yang tersedia, dongeng yang melibatkan tokoh hewan kancil mungkin menjadi salah satu pilihan yang sering Mama bacakan bagi si Kecil.
Kancil sendiri merupakan tokoh cerdik yang punya banyak cara kreatif dalam menyelesaikan masalahnya. Ini menjadi daya tarik sendiri bagi cerita-cerita si Kancil.
Berbicara mengenai kancil, kali ini Popmama.com juga akan membawakan salah satu cerita kancil.
Di cerita ini tokoh kancil akan bertemu dengan kerbau dan buaya. Buaya mungkin pernah merasakan kecerdikan kancil, lalu bagaimana dengan kerbau? Apakah dia akan ditolong oleh kancil menggunakan kecerdasannya atau malah sebaliknya?
Jika anak mama penasaran, yuk simak saja cerita "Kancil, Kerbau dan Buaya". Jangan lupa perhatikan pesan moral yang tersimpan di dalam cerita ini ya!
1. Suatu hari Kancil sedang berjalan-jalan di pinggiran sungai
Di suatu hari yang cerah si Kancil tengah berjalan-jalan santai di pinggiran hutan dengan ceria dan gembira. Tiba-tiba saja ia merasa haus. Kancil pun segera mencari sungai terdekat untuk menghilangkan rasa hausnya dengan air yang segar.
Sesampainya di sana Kancil segera minum, ia begitu senang dapat merasakan kesegaran air sungai tersebut. Namun mendadak ia mendengar suara rintihan kesakitan. Ia pun segera pergi mencari sumber suara tersebut berasal.
Akhirnya Kancil tiba di tempat tersebut tidak jauh dari sungai. Ia melihat Pak Kerbau merintih kesakitan, kakinya tengah digigit oleh Buaya. Kancil pun mendekat secara perlahan dan mencari tahu masalah apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka.
“Selamat pagi, Pak Kerbau!” sapa Kancil dengan penuh semangat.
“Selamat pagi, Pak Buaya! Sedang bermain apa kalian? Bolehkah aku ikut serta?” lanjutnya bertanya berlagak bodoh.
“Selamat pagi, Cil,” jawab Pak Buaya tanpa melepaskan gigitannya.
“Selamat pagi juga, Cil,” Pak Kerbau menjawab dengan lemah dan putus asa.
“Kami tidak sedang bermain-main. Ini Pak Buaya hendak memakanku. Padahal baru saja aku menolongnya. Tapi sebagai balasan, ia justru menggigit kakiku. Sungguh malang sekali hidupku ini, Cil.” lanjut Pak Kerbau.
“Tunggu sebentar! Aku tidak paham bagaimana maksud kalian,” ucap si Kancil.
“Coba ceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Siapa tahu nanti aku bisa membantu menyelesaikan masalah kalian!” lanjut Kancil.
Editors' Pick
2. Pak Kerbau pun mulai bercerita
Mendengar perkataan Kancil, Pak Kerbau pun mulai bercerita.
"Begini Cil, tadi saya ke sungai untuk minum. Tiba-tiba saya melihat Pak Buaya yang sedang kesakitan. Dia tertimpa oleh sebatang pohon besar yang tumbang, sehingga terjebak dan tidak dapat melepaskan diri. Karena merasa kasihan, saya pun berusaha menolongnya. Dengan menggunakan tanduk, saya mencoba mendorong kayu itu sehingga dia dapat terlepas. Namun setelah bebas, Pak Buaya langsung menggigit kakiku dan berniat memakanku".
Si Kancil manggut-manggut mendengar cerita Pak Kerbau yang malang itu. Sambil mendengarkan cerita tersebut Kancil sebenarnya ikut berpikir, bagaimana caranya agar dapat membantu Pak Kerbau lepas dari gigitan si Buaya jahat itu.
"Hmm.... jadi bergitu ceritanya. Apakah cerita itu benar Pak Buaya?" tanya si Kancil pada si Buaya.
"Benar itu, Cil! Tapi aku juga tidak bisa disalahkan dong. Aku sudah terjebak selama tiga hari di bawah pohon itu dan tidak makan apa-apa. Aku sangat lapar. Belum lagi sekujur badanku terasa amat sakit. Untunglah Pak Kerbau menolongku, tetapi bukankah menolong itu harus tuntas? Tidak boleh setengah-setengah? Karena aku sangat lapar, makanya dia harus mau aku makan. Benar begitu bukan Cil?" kata si Buaya berusaha membenarkan tindakannya.
"Wah...benar katamu pak buaya!" balas Kancil.
"Berarti kamu tidak salah jika ingin memakan pak kerbau, soalnya menolong itu memang harus sampai tuntas" kata si kancil.
Pak kerbau pun langsung lemas mendengar jawaban si Kancil yang membela si Buaya, padahal ia berharap si Kancil yang terkenal bijak dan adil mau menolongnya. Sehingga ia dapat terbebas dari gigitan si Buaya.
Di sisi lain si Buaya sangat senang karena merasa dibela, hatinya merasa gembira karena sekarang ada yang membela dan membenarkan tindakannya memakan Pak Kerbau.
3. Munculah akal cerdik Si Kancil
Setelah mendengarkan cerita mereka berdua Kancil pun memiliki sebuah ide.
"Rasa-rasanya cerita kalian benar, namun sulit untuk percaya jika hanya melalui cerita saja. Ada kemungkinan Pak Kerbau berbohong bukan? Untuk lebih meyakinkan bahwa Pak Buaya yang benar, maka kita harus melakukan reka adegan" kata si Kancil.
"Maksud mu bagaimana Cil?" tanya Pak Buaya.
"Begini Pak Buaya, kita harus mengulang kembali kejadian waktu Pak Kerbau menolongmu. Semuanya diulang dari awal kejadian ketika kamu tertimpa pohon dan Pak Kerbau datang untuk menolong mu," kata Kancil menjelaskan.
"Maksudnya aku harus melepaskan gigitan-ku ini lalu kembali ditimpa pohon yang besar itu? Wah maaf saja aku tak mau. Nanti ada kemungkinan juga si Kerbau malah melarikan diri," kata buaya keberatan.
"Tenang saja Pak Buaya. Aku akan menjaminnya, kan aku berada di pihakmu. Dan lagi dengan kakinya yang terluka, mana mungkin Pak Kerbau bisa lari?" sambung Kancil berusaha meyakinkan.
"Hmm... Baiklah kalau begitu, aku setuju. Tapi kamu harus benar-benar menjaganya agar tak melarikan diri" ungkap Buaya setuju.
"Beres Pak Buaya! Serahkan saja semua padaku. Lari ku kan lebih cepat dari pada Pak Kerbau. Kalau ia lari nanti aku masih dapat menangkapnya. Bagaimana denganmu Pak Kerbau? Apa kamu juga setuju?" tanya Kancil.
Pak kerbau hanya mengangguk lemah, dia sudah pasrah pada nasib yang akan menimpa. Dia hanya bisa sabar, dan hatinya tak henti-henti berharap agar ia terhindar dari kejadian buruk yang kelak terjadi padanya.
4. Kejadian semula pun kembali mereka peragakan
Kedua hewan itu pun menyetujui reka ulang adegan dilaksanakan. Maka, reka ulang adegan itu pun akhirnya dimulai.
Buaya melepaskan gigitannya dan kembali ke tempatnya tertimpa pohon semula. Si Kerbau kemudian mendorong batang pohon yang tadi ia singkirkan hingga kembali menindih tubuh Buaya seperti semula.
"Beginilah awal mula kejadian itu Cil. Kalau sudah cepat suruh Pak Kerbau untuk kembali menyingkirkan batang pohon ini agar aku dapat segera menyantapnya" perintah Buaya.
Melihat itu Kancil pun berbalik bertanya kepada Pak Kerbau.
“Nah! Sekarang Pak Buaya sudah tertindih pohon kembali, aku mau bertanya pada Pak Kerbau. Apakah kamu masih mau menolong Pak Buaya? Padahal kamu sudah mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya,” tanya Kancil.
Saat itu, Pak Kerbau pun menyadari apa yang tengah dilakukan oleh Kancil. Rupanya, dari semula Kancil berniat menolong dan memberikan keadilan pada Pak Kerbau agar terhindar dari gigitan Buaya.
“Tentu saja tidak!” jawab Pak Kerbau dengan tegas.
“Aku tidak mau kembali menolong Pak Buaya! Aku tidak mau menjadi santapannya!” lanjut Pak Kerbau
“Baiklah kalau begitu,” ucap Kancil.
“Lebih baik kita segera meninggalkan tempat ini sekarang, Pak Kerbau!” ucap Kancil.
"Betul Cil. Ayo kita pergi dari sini!" balas Pak Kerbau.
Si Buaya akhirnya baru tersadar kalau Si Kancil telah menipunya. Ia pun baru menyadari kesalahannya tidak membalas budi Pak Kerbau. Saat Kancil dan Kerbau berjalan menjauh, ia berusaha berteriak meminta maaf dan minta tolong. Namun, tak peduli seberapa keras ia berteriak, mereka tak akan mau membantunya.
5. Pesan moral yang didapat dari cerita ini
Bagaimana cerita dongeng fabel barusan? Kira-kira apa nih yang bisa kita petik dari cerita tersebut.
Sebenarnya cerita "Kancil, Kerbau, dan Buaya" mengajarkan banyak hal pada kita. Salah satu yang utama ialah pentingnya berterimakasih dan tahu balas budi pada orang yang telah menolong kita.
Sebaiknya kita tidak meniru sikap Buaya yang tidak tahu berterimakasih setelah ditolong oleh Pak Kerbau. Dengan liciknya Buaya malah berniat menggigit kaki Pak Kerbau padalah ia telah diselamatkan oleh kebaikan Kerbau. Tidak baik membalas perbuatan baik seseorang dengan kejahatan.
Selain itu, kita juga perlu menyontoh sikap cerdik Kancil ketika dihadapkan dengan persoalan yang berat. Kancil bertindak sangat pintar dengan berpura-pura memihak Buaya karena ia tahu ia tidak akan menang jika melawannya pertama kali.
Menanggapi Hari Dongeng Sedunia ini, yuk biasakan si Kecil mendengar atau membaca dongeng sebelum tidur. Akan ada banyak hal yang dapat ia peroleh dari cerita dongeng lho Ma.
Baca juga:
- Manfaat Mendongeng bagi Perkembangan Otak dan Emosi Anak
- Tak Hanya Tumbuhkan Minat Baca, Ini Manfaat Dongeng bagi Anak-Anak
- Hari Dongeng Sedunia: Ceritakan Sejarah dan Tujuannya ke Anak Yuk, Ma!