7 Kesalahan Orangtua ketika Mencoba Bersikap Tegas pada Anak
Catatat Ma, hati-hati supaya tidak salah ketika ingin bersikap tegas di hadapan anak
11 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi orangtua memang tidak mudah. Ada banyak sekali sikap yang perlu Mama ubah dan sesuaikan sebagai bentuk pembelajaran bagi si Anak.
Salah satunya ialah belajar bersikap tegas di depan anak-anak. Sikap tegas amatlah penting karena dapat membantu menumbuhkan sifat tanggung jawab dan disiplin sedari kecil.
Sikap tegas juga perlu diambil untuk menguatkan posisi Mama dan Papa sebagai orangtua. Membantu anak lebih memahami kondisi dan tidak memaksakan kehendaknya terus-menerus.
Tapi perhatikan juga lho, Ma, sebab ada beberapa kesalahan yang sering terjadi ketika orangtua mencoba bersikap tegas. Bukannya baik, hal ini malah menumbuhkan sikap negaitf dalam diri anak.
Popmama.com telah merangkum beberapa kesalahan orangtua ketika mencoba bersikap tegas kepada anak-anak.
1. Menggunakan pilihan kata yang kurang tepat
Kesalahan pertama ketika orangtua mencoba bersikap tegas terjadi karena pemilihan kata yang kurang tepat. Dalam proses komunikasi, kekeliruan komunikasi ini tentunya mempengaruhi bagaimana pesan yang anak terima.
Mama perlu membedakan antara kata-kata tegas dengan kata-kata yang mungkin melukai si Kecil. Kata-kata tajam dan menusuk tidak sebaiknya digunakan. Bukannya membantu anak menjadi lebih disiplin, hal tersebut malah dapat melukai hati dan mental anak.
Sebenarnya yang perlu kamu lakukan agar terlihat tegas hanya membutuhkan penekanan, tetap gunakan bahasa yang sopan dan tidak melukai hati anak.
2. Mempermalukan anak di depan umum
Kita memang tidak dapat mengontrol kapan anak-anak bertindak di luar kendali, dan kapan mereka mau mengikuti keinginanmu.
Ketika anak-anak melakukan kesalahan di tempat umum, kebanyakan orangtua memilih untuk menegur mereka. Menegur tidaklah salah, apalagi jika dilakukan dengan cara yang tepat dan membantu anak merefleksikan kesalahannya.
Kesalahan terjadi ketika orangtua menegur anak di depan umum dengan nada yang tinggi. Ini bukanlah sikap yang tegas, melainkan mempermalukan anak atas sikap orangtuanya.
Editors' Pick
3. Hanya melarang, dan tidak memberi contoh
Anak-anak sebenarnya belajar membentuk sikap dan kepribadiannya dengan cara meniru sifat kedua orangtua. Ini juga berlaku ketika orangtua mencoba bersikap tegas kepada anak-anak.
Kebanyakan orangtua hanya melarang dan menasehati anak-anaknya saja ketika ada perbuatan yang buruk. Hal ini memang benar namun sebenarnya anak-anak belum memahami maksudnya dengan baik.
Itulah mengapa Mama dan Papa sebaiknya memberikan contoh kepada anak. Misalnya ketika Mama berkomunikasi atau menegur pasanganmu, coba terapkan juga sikap tegas. Ingat tegas bukan berarti marah ya.
4. Memakai kekerasan fisik
Perlu dipahami, kekerasan fisik bagaimana bentuknya tidak pernah menjadi solusi terbaik dalam mengatasi masalah.
Kekerasan fisik sekecil apapun tidak dapat membuat sikapmu terlihat tegas. Malahan tindakan ini dapat melukai mental anak sehingga tumbuh perasaan takut atau trauma yang mendalam.
Membiasakan anak tumbuh dengan kekerasan fisik juga akan berdampak di masa mendatang. Anak-anak akan tumbuh dan mengulang tindakan yang sama ketika mereka memiliki anak nantinya.
5. Salah persepsi antara tegas dan kasar
Banyak orangtua yang binggung antara sikap tegas dengan kasar. Terkadang kita salah dalam menerapkannya di depan si Kecil.
Mama perlu paham bahwa bersikap tegas tidak harus menggunakan cara yang kasar. Pembawaan tegas dari orangtua sudah cukup untuk membuat anak gentar sehingga mau merefleksikan dan memperbaiki kesalahannya.
6. Tidak memaksa kehendak anak
Tegas juga tidak berarti kamu memaksa kehendak anak. Perlu Mama ingat, pemaksaan bukan termasuk dari sifat tegas.
Orangtua dapat berikap tegas namun tetap memberikan perhatian anak. Ketika menetapkan batasan, Mama harus setia dengan pilihan dan keputusan yang kamu buat namun juga belajar melihat dari sisi si Kecil. Bagaimana ia melihat keputusan dan sikap tegasmu.
Mendidik anak dengan memaksakan kehendaknya membuat anak cenderung memberontak dan melakukan apa yang seharusnya tak mereka lakukan.
7. Bantu anak memahami maksud dan tujuanmu
Terakhir namun tidak kalah penting, yaitu membantu anak memahami tujuan dari sikap tegas.
Kebanyakan orangtua umumnya hanya melarang anak-anaknya dari hal-hal yang dianggap buruk. Ini tidak salah, namun anak belum memahami maksud di balik tindakanmu.
Itulah mengapa sebaiknya Mama juga ikut memberikan solusi dan penjelasan kepada anak. Solusi dapat berubah contoh tindakan yang baik atau bahkan mengajak anak berdiskusi dengan memberikan pertimbangan dan membuat kesepakatan bersama.
Tegas tidak berarti minim komunikasi kok. Sikap tegas Mama juga dapat ditangkap anak bahkan ketika kamu mengajak mereka bertukar pikiran.
Memang menerapkan dan membiasakan tidak mengulangi 7 kesalahan orangtua ketika mencoba bersikap tegas membutuhkan waktu. Tetapi dari kesabaran dan proses yang panjang itulah akan terbentuk pribadi anak-anak yang sopan, penurut, dan mampu menghargai orang lain.
Baca juga:
- 8 Kesalahan Umum Orangtua saat Mengasuh Anak Prasekolah
- 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan saat Memberi Makan Anak
- 7 Kesalahan Umum Orangtua saat Mendisiplinkan Anak Balita