Di era modern ini, Mama dimudahkan untuk mendapatkan tips-tips parenting dari berbagai media berita online. Salah satunya seperti melalui akun Instagram para profesional di bidangnya.
Baru-baru ini, Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, LMFT, MA, PhD, seoramg terapis keluarga dan pernikahan mengunggah postingan mengenai efekpola pengasuhan yang buruk pada anak-anak yang dapat Mama akses di sini. Postingan tersebut dibuat berdasarkan pengalaman memberikan konsultasi kepada para orang tua.
Menurut beliau, bad parenting dapat memberikan dampak buruk terhadap perkembangan ataupun masa depan anak. Lebih bahayanya lagi, hanya dalam beberapa tahun menerapkan gaya pengasuhan yang buruk dapat membentuk perilaku anak yang tidak kamu harapkan.
Apa saja dampaknya dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk simak pembahasan lengkap dampak buruk bad parenting pada anak di Popmama.com!
1. Apakah aku orangtua yang baik?
Freepik
Mungkin seringkali kita bertanya-tanya dalam diri kita, "Apakah kita ini orang tua yang baik?" Atau jangan-jangan secara tidak sadar kita menerapkan bad parenting selama mendidik anak. Untuk itu, pertama-tama kita perlu mengenali apa sih yang disebut dengan bad parenting.
Pola asuh yang buruk merupakan gabungan dari tindakan dan kebiasaan yang merusak perkembangan dan kesehatan mental anak dalam masa pertumbuhannya. Ini dapat terjadi melalui tindakan parenting yang sering kali tidak disadari berdampak pada si Kecil.
Mengutip dari Psychcentral.com, bad parenting dapat mencakup:
kata-kata buruk dan emosi yang ditunjukkan kepada si Kecil,
kritik tanpa arahan atau apresiasi atas keberhasilan anak,
kurangnya respek dan kepercayaan,
kurangnya pemberian pujian,
dan menggunakan perbandingan untuk merendahkan atau membuat anak merasa malu.
2. Tiga tipe parenting yang termasuk ke dalam bad parenting
Freepik/peoplecreations
Psychcentral.com menyatakan adanya 3 tipe parenting yang bersifat menelantaarkan dan kemungkinan merugikan perkembangan mereka.
Authoritarian parenting
Authoritarian parenting ditandai dengan aturan-aturan yang ketat, komunikasi satu arah, orang tua yang terlalu menuntut anak dengan ekspektasi yang tinggi, memberikan ekspektasi yang tidak realistis, dan rendahnya sensitivitas kepada anak.
Permissive parenting
Permissive parenting umumnya melibatkan orang tua yang sangat terbuka dalam berkomunikasi namun kurang memberikan respon, kurangnya konsistensi dalam memberikan aturan dan ekspektasi, memberikan sedikit arahan dan bimbingan, menghindari konflik, dan memenuhi keinginan anak.
Neglectful parenting
Gaya asuh neglectful parenting ditandai dengan orang tua yang abai, lalai, dan tidak responsif. Mereka juga umumnya tidak memberikan arahan atau bimbingan kepada anak dengan pemikiran "biarkan anak-anak belajar sendiri" yang menyebabkan anak berkembang lebih cepat atau malah kehilangan masa kecilnya.
Anak-anak yang tumbuh dengan gaya asuh ini akan tumbuh sebagai pribadi yang kurang memiliki rasa percaya diri dan kurang dapat menjaga hubungan.
Tanda lainnya yang dapat menentukan pola asuhmu terbilang buruk adalah sebagai berikut.
Sering mempertanyakan keputusanmu dalam mengasuh anak.
Terlalu/jarang terlibat dalam kehidupan si Kecil.
Kurang memberikan anak kasih sayang dan perhatian.
Perasaan bersalah dan malu pada orang tua.
Terlalu ketat dan menakut-nakuti anak.
Editors' Pick
3. Dampak buruk pada perkembangan otak
Freepik/wirestock
Setelah melihat apa-apa saja yang tergolong sebagai bad parenting, saatnya kita membahas dampak buruk bad parenting menurut Dr. Dono Baswardono.
Menurut beliau, salah satu efek pola asuh yang buruk dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Yaitu menyebabkan perubahan otak anak.
Ada beberapa kondisi yang mungkin terjadi seperti berikut.
Amygdala, yaitu pembengkakan otak hingga dua kali lipat dan menyebabkan anak menjadi pribdi yang defensif, reaktif, dan impulsif
Sulitnya menyakses bagian Hippocampus, area untuk menyimpan memori. Menyebabkan anak kesulitan mengambil sebagian ingatan.
Menyebabkan korteks prefrontalis tidak banyak berisi jaringan saraf atau bahkan mengerut sehingga anak akan kesulitan berpikir kompleks atau mendalam.
4. Merusak rasa diri anak
Freepik
Rasa diri adalah salah satu aspek yang penting dalam tumbuh kembang anak yang membantu mereka percaya dan mengenali dirinya dengan baik. Namun bad parenting ikut berpengaruh terhadap rasa diri.
Pola asuh buruk menyebabkan tumbuhnya rasa diri anak yang tidak sehat. Menyebabkan ia merasa dirinya buruk, cacat, tidak berharga, tidak layak dicintai, atau malah sebaliknya. Membuat anak merasa lebih baik dari anak-anak yang lain.Dan merasa dirinya berhak mendapat segalanya.
Dalam perkembangannya, rasa diri yang buruk berpengaruh pada perasaan benci dirinya sendiri, selalu percaya bahwa dirinya sudah berbuat salah, terus menerus memperkirakan akan terjadi bencana, merendahkan penampilannya sendiri, hingga takut membuat orang lain marah, benci, atau iri terhadap dirinya.
5. Menumbuhkan pikiran negatif
njfamily.com
Pola asuh negatif/buruk juga berpengaruh terhadap pemikiran si Kecil. Membuat mereka konsisten berpikiran negatif tentang dirinya dan lingkungan di sekitarnya.
Ini ditandai dengan pemikiran negatif, impulsif, dan reaktif karena selalu merasa orang lain sedang menyerangnya. Anak juga umumnya tidak mampu mengekplorasi pikirannya sendiri. Mereka akan kesulitan melakukan refleksi diri, tidak mampu mengamati dan berpikir mendalam, kehilangan rasa ingin tahu, juga tak pernah mencari alasan di balik perilaku tertentu.
Dalam waktu yang lama, ini akan membuat anak selalu merasa perlu menyenangkan orang lain dan kesulitan menolak ajakan orang lain dengan tujuan menyenangkan mereka (people pleaser). Membuatnya kehilangan diri sendiri dan kesulitan menunjukkan sikap atau pendapatnya yang sesungguhnya.
6. Kecenderungan menyiksa diri
Freepik/Wavebreakmedia-micro
Efek lebih laanjut dari pemikiran dan perasaan negatif sebelumnya adalah kecenderungan anak menyalahkan dan menyiksa diri.
Ini dapat dilakukan misalnya denga cara terus merusak diri, melalui kebiasaan buruk. Atau terdorong menyiksa orang lain lewat berbagai masalahnya yang berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain, anak akan mendapatkan perasaan aman hanya ketika mampu memanjakan diri dengan objek tertentu (bisa yang, makanan, pakaian, barang tertentu, waktu dan lainnya).
Dampak lainnya adalah anak yang tak mampu menoleransi ambiguitas dan kerentanan dan merasa harus selalu benar.
7. Bagaimana mengatasinya?
Freepik/tiarachardz
Kita sudah mengenali tanda bad parenting dan dampaknya pada tumbuh kembang anak. Kini penting bagi kita untuk mengetahui cara terbaik mengatasinya.
Mengutip dari Healthline.com, salah satu cara terbaik yang dapat Mama lakukan adalah mulai belajar mendengaarkan perasaan dan pemikiran anak. Anak-anak membutuhkan sosok yang mau mendengarkan masalah mereka, memberikan validasi kepada perasaan mereka, dan menjelaskan jika mereka punya hak untuk merasa kesal.
Cara berikutnya adalah dengan memberikan anak konsekuensi yang layak. Ini dapat digunakan untuk membantu anak belajar mengenai konsekuensi dan hasil dari perbuaatan anak. Tetapi tentunya tidak menggunakan hukuman melainkan dengan cara memberikan hadiah atas keberhasilan si Kecil.
Hal lainnya yang perlu dipehatikan adalah penting bagi orang tua untuk memberikan label kepada perilaku si Kecil, tidak kepada diri atau karakter mereka. Misalnya ketika mereka nakal, ingatkan mereka jika itu adalah perbuatan yang buruk alih-alih berkata, "Kamu anak yang nakal!"
Dan tidak kalah penting untuk selalu menunjukkan anak cinta dan perhatian. Ini tidak terbatas pada ucapan "Mama sayang kamu." Tetapi melalui tindakan penerimaan, menghabiskan waktu bersama, dan support positif.
Akhir kata, meskipun bad parenting sangat berdampak buruk bagi anak, itu bukan satu-satunya faktor yang membentuk perilaku mereka. Bahkan pola asuh positif yang disiplin juga dapat menyebabkan anak memiliki isu emosional dan sikap. Dan itu tidak salah sebab parenting sendiri merupakan proses belajar yang terkadang menantang namun semua itu dapat diubah menjadi lebih baik.
Melalui pembahasan dampak buruk bad parenting pada anak, Mama dipanggil untuk melihat pola asuhmu selama ini. Dan melakukan perbaikan untuk menjadi orang tua yang lebih baik.