Positif Parenting, Cara Efektif Mendisiplinkan Anak
Anak nakal atau suka melawan ternyata dapat terbentuk dari didikan yang salah lho, Ma!
18 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendidik dan membesarkan tidak dapat diakatakan sebagai salah satu hal yang mudah. Tentunya ada berbagai macam tantangan yang perlu Papa dan Mama alami selama proses tersebut berjalan.
Salah satu masalah yang umum terjadi ialah sikap anak yang tidak sesuai dengan harapanmu.
Meskipun sudah diberitahu, dinasehati, bahkan dimarahi pun mereka tetap bersikap impulsif, melawan, bahkan tidak jarang mereka juga mengabaikan perintahmu. Padahal tentunya semua itu dilakukan dengan tujuan yang baik.
Sebenarnya sikap buruk anak ini timbul dari caramu membesarkan mereka bukan karena sifat anak itu sendiri.
Cara parenting yang salah dapat mendorong anak menumbuhkan kelakuan buruk.
Lalu cara mendidik anak bagaimana yang sebaiknya dilakukan? Atau, bagaimana jika sudah terlanjur? Tenang saja, Mama dan Papa masih dapat memperbaiki pola pendidikan yang kalian terapkan kok, apalagi jika anak masihlah berusia 4-5 tahun.
Popmama.comakan mengenalkanmu dengan konsep positive parenting, sebagaimana yang dilansir dari ahaparenting.com. Ini merpakan cara mendidik anak yang fokus pada sikap baik mereka.
Tidak ada anak yang nakal ataupun baik, yang ada hanyalah sikap baik dan buruk dalam diri anak.
1. Pendidikan disiplin anak dalam positive parenting
Positive parenting sangatlah membantu membuat sikap anak lebih baik. Ini termasuk membantu anak mengasah kedisiplinan mereka, khususnya dalam mengontrol diri sesuai dengan kondisi yang mereka hadapi.
Positive parenting mengajarkan orangtua untuk melakukan hal-hal di luar pemberian hukuman yang efektif membantu anak mengasah kedispilinan dalam diri mereka.
Dalam mengajarkan konsep disiplin tujuan utamanya ialah mampu mengatur dirinya sendiri dengan baik.
Itulah mengapa sebaiknya Mama tidak terlalu berlebihan dalam mennyampaikannya pada anak.
Lalu bagaimana jika mereka masih melakukan hal yang seharusnya tidak diperbuat?
Sebenarnya ada beberapa hal yang menyebabkan anak melanggar hal yang seharusnya mereka patuhi.
Diantaranya ialah:
- Anak tidak tahu apa yang diharapkan dari dirinya,
- Anak tahu tetapi tidak begitu peduli.
- Anak tahu tapi tidak mampu mengontrol dirinya dengan baik.
Jika anak tidak tahu atau belum mengerti, mungkin kamu dapat menjelaskannya dengan rinci berdasarkan urutannya. Semisal katakanlah, "Tunggulah sampai lampu berwarna hijau baru sebelum kita menyeberang" atau, "Mintalah izin terlebih dahulu sebelum memakai barang milik orang lain."
Mungkin Mama juga dapat memberikan contoh yang baik agar mereka mengerti.
Editors' Pick
2. Apa yang perlu dilakukan jika anak sebenarnya sadar akan tindakan buruknya
Jika anak belum mengerti pada hal-hal tertentu mungkin Mama dan Papa dapat menjelasannya kembali atau memberikan contoh yang mereka butuhkan.
Namun bagaimana jika mereka mengerti itu buruk namun tetap melakukannya.
Kebanyakan disiplin didapatkan ketika si Kecil mampu mengenali dorongan dari motivasi dan hati nurani yang kuat, bukan dari teguran ataupun resolusi.
Mereka mungkin mengetahui tindakan/sikap salah yang dilakukan namun tanpa motivasi anak-anak tidak akan tergerak untuk menghindarinya.
Motivasi yang anak butuhkan dalam mendisiplinkan dirinya terlihat seperti:
"Aku ingin tidur sedikit malam dan bermain, namun aku tidak ingin dikenai sanksi karena telat bersekolah."
Atau mungkin, "Aku ingin membalas kakak karena menjahiliku, tetapi aku tidak ingin Mama marah karena tindakan kami."
Menanggapi ini si Kecil membutuhkan dukungan dan bimbingan dari kedua orangtua agar lebih mengetahui apa yang sebaiknya ia lakukan.
Bantulah anak untuk mengenali emosinya dengan lebih baik agar tindakannya tidak dilakukan berdasarkan emosi semata, tetapi ke arah tindakan yang positif, seperti mengalah ataupun memaafkan.
Ketika anak mulai tenang, orangtua dapat memperkuat motivasi positif itu agar membantu anak untuk mengontrol dan mengenali emosi mereka.