Di masa kanak-kanak, buah hati Mama mungkin saja belum bisa mengendalikan diri sepenuhnya. Terutama dalam hal emosional sehingga cenderung mudah marah.
Sebenarnya perilaku ini cukup wajar dialami oleh anak-anak. Namun, akan menjadi tidak normal apabila si Kecil meluapkan amarahnya terus-menerus hingga beranjak dewasa.
Apa itu Oppositional Defiant Disorder (ODD)?
Oppositional Defiant Disorder (ODD) adalah keadaan yang ditandai dengan perilaku mudah marah dan tersinggung yang biasa dilakukan seseorang dan terbawa hingga usia dewasa. Anak dengan ODD juga terkadang disertai sikap pendendam dan pembangkang.
Tentu saja, perilaku anak yang mengalami ODD akan berpengaruh pada kehidupan sehari-harinya. Baik di bidang akademik, maupun sosial. Maka, perlu perhatian khusus dari orangtua.
Lebih lanjut, berikut Popmama.com jelaskan secara lengkap mengenai ODD beserta gejalanya. Dilansir dari beragam sumber, Ma.
1. Waspadai gejala ODD pada buah hati
Unsplash/Patrick Fore
Terkadang, sulit untuk mengenali perbedaan antara anak yang berkemauan keras atau emosional dan anak dengan gangguan ODD. Hal ini karena adanya perilaku menentang anak wajar terjadi pada tahap perkembangan tertentu, Ma.
Melansir laman mayoclinic, tanda-tanda ODD umumnya dimulai selama tahun-tahun prasekolah. Meskipun mungkin ODD bisa berkembang setelah masa tersebut, tetapi hampir selalu terjadi sebelum awal masa remaja.
Tentu saja, perilaku ODD dapat menyebabkan gangguan signifikan pada keluarga, kegiatan sosial, sekolah hingga pekerjaan anak.
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association, mencantumkan kriteria untuk mendiagnosis ODD. Kriteria DSM-5 mencakup gejala emosional dan perilaku yang berlangsung setidaknya 6 bulan, di antaranya:
mood marah dan mudah tersinggung: seringkali mudah marah atau kesal, sensitif, dan mudah terganggu oleh orang lain,
perilaku argumentatif dan menantang: sering berdebat dengan orang dewasa atau orang yang berwenang, secara aktif menentang atau menolak untuk mematuhi permintaan atau aturan orang dewasa, sengaja membuat orang kesal, menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kelakuannya,
sifat pendendam: seringkali pendendam atau menunjukkan perilaku dengki.
Bagi beberapa anak, gejala ODD pada awalnya mungkin hanya terlihat di rumah, tetapi seiring waktu dapat meluas ke tempat lain, seperti sekolah dan dengan teman sebayanya.
Editors' Pick
2. Penyebab anak mengalami gangguan ODD
Unsplash/Jordan Whitt
Sebagai orangtua, Mama dan Papa perlu mengetahui hal yang menjadi penyebab gangguan ODD pada anak. Sebenarnya, tidak ada penyebab yang jelas atau pasti dari gangguan ODD.
Penyebab ODD pada anak-anak dapat berupa kombinasi faktor genetik dan lingkungan, yaitu:
faktor genetik, watak atau temperamen yang dimiliki anak telah ada secara alami dalam diri, hal ini biasanya disebabkan oleh kemungkinan adanya perbedaan neurobiologis dalam cara kerja saraf dan fungsi otak,
faktor lingkungan, biasanya karena ada masalah dengan pengasuhan yang mungkin melibatkan kurangnya pengawasan, disiplin yang tidak konsisten atau keras, atau pelecehan dan pengabaian.
3. Faktor risiko yang bisa menyebabkan anak alami ODD
Unsplash/Marcos Paulo Prado
Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ODD pada anak-anak. Beberapa di antaranya:
temperamen, seorang anak yang kesulitan mengatur emosi, seperti sangat reaktif secara emosional terhadap situasi atau kesulitan menoleransi rasa frustrasi,
masalah pengasuhan anak, anak yang mengalami pelecehan atau penelantaran, disiplin yang keras atau tidak konsisten, atau kurangnya pengawasan orangtua,
masalah keluarga lainnya, seperti seorang anak yang tidak tinggal dengan orangtua karena perselisihan keluarga, memiliki orangtua dengan gangguan kesehatan mental atau penggunaan narkoba,
lingkungan, kurangnya perhatian dari teman sebaya dan disiplin yang tidak konsisten dari figur otoritas lain, seperti guru.
4. Dampak pada anak yang mengalami ODD
Unsplash/Annie Spratt
Gangguan ODD pada anak-anak tentu saja dapat mengkhawatirkan. Tak hanya dalam lingkup keluarga, tetapi dapat berpengaruh pada kehidupan sosialnya.
Mulai dari masalah di sekolah dengan guru, di tempat kerja dengan pengawas, atau figur otoritas lainnya. Anak-anak yang mengalami ODD mungkin kesulitan untuk berteman dan menjaga hubungan dengan orang lain.
Beberapa dampak lain yang mungkin saja muncul pada anak-anak ODD, diantaranya:
kinerja sekolah dan pekerjaan yang buruk,
perilaku antisosial,
masalah kontrol impuls, dan
berisiko untuk bunuh diri.
Selain itu, banyak anak dan remaja ODD juga mengalami gangguan kesehatan mental lainnya, seperti:
gangguan perhatian-defisit/hiperaktif (ADHD),
gangguan perilaku,
depresi,
kegelisahan, hingga
gangguan belajar dan komunikasi.
Maka, perlu penanganan yang tepat terhadap gangguan kesehatan mental lainnya ini agar gejala ODD dapat diperbaiki. Apabila gangguan kesehatan mental yang menyertai tidak ditangani atau dievaluasi dengan benar, pengobatan ODD pada anak pun bisa saja lebih sulit.
5. Cara penanganan ODD pada si Kecil
Unsplash/Eddie Kopp
Apabila Mama merasa ada beberapa gejala dan dampak yang terjadi pada si Kecil karena ODD. Mungkin cara penanganan ini dapat dilakukan untuk mengatasinya:
Terapi perilaku kognitif secara individu
Terapi individu mengajarkan anak dengan ODD menggunakan serangkaian teknik untuk mengelola amarah, mengendalikan emosi, dan memecahkan masalah.
Cara ini dapat membantu perilaku negatif ODD, seperti pemarah, pendendam, atau pembangkang untuk mendapatkan alternatif yang positif. Jenis terapi ini dapat bekerja paling baik jika dimulai sejak awal diagnosa.
Program pelatihan keluarga dan orangtua untuk ODD
Pelatihan ini mengajarkan cara pengasuh apa yang harus dilakukan pada saat menghadapi anak ODD.
Orangtua pun belajar untuk mengubah reaksi mereka terhadap perilaku anak, belajar untuk mendemonstrasikan dan menentukan ekspektasi, memberikan penghargaan atau pujian yang terdefinisi dengan baik ketika anak mereka berperilaku sesuai, atau konsekuensi yang konsisten ketika anak tidak melakukannya.
Perubahan gaya hidup
Keluarga mungkin dapat menggunakan beberapa perubahan gaya hidup sebagai pilihan penanganan pada anak yang mengalami ODD.
Teknik-teknik ini meliputi, selalu membangun hal positif, mengajari anak untuk mengontrol diri sendiri, tetapkan batasan yang masuk akal, sesuai usia dan tegakkan konsekuensi secara konsisten.
Sebelum mengambil tindakan penanganan pada anak yang mengalami ODD, pastikan Mama telah sudah berkonsultasi dengan dokter, ya.
Itulah beberapa informasi penting mengenai gangguan Oppositional Defiant Disorder (ODD) yang dapat dialami anak-anak disertai penyabab dan cara penanganannya. Semoga dapat bermanfaat, Ma.