Setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang penting bagi para orangtua. Untuk itu, Mama dan Papa perlu memerhatikan setiap perubahan dalam kehidupan anak.
Mulai dari fisik, intelektual, bahasa, sosial, maupun emosionalnya. Jadi, sudah sepatutnya bagi orangtua untuk memberikan stimulasi agar proses tumbuh kembang si Anak berjalan dengan optimal.
Salah satu cara yang mungkin dapat dilakukan, yaitu menerapkan Metode Montessori. Metode Montessori merupakan cara belajar yang memungkinkan anak-anak menjelajahi dunia secara mandiri.
Namun, dengan bantuan alat montessori dan arahan dari orangtua. Anak pun dapat memahami bagaimana cara melakukan sesuatu dengan caranya sendiri, Ma.
Dalam Metode Montessori ini, terdapat masa yang dikenal dengan periode sensitif. Periode sensitif adalah kondisi optimal anak dalam melakukan segala sesuatu selama 6 tahun kehidupan pertamanya.
Jadi, anak memiliki kesempatan untuk belajar berbagai keterampilan.
Lebih lanjut, berikut Popmama.com jelaskan mengapa Metode Montessori ini penting dilakukan. Disertai dengan tips menerapkan Metode Montessori di rumah agar periode sensitif anak berjalan maksimal.
6 aspek periode sensitif anak-anak
Youtube.com/Popmama.com
Periode sensitif sebaiknya tidak dilewatkan oleh anak-anak karena berperan penting dalam tumbuh kembangnya. Maka, penting bagi Mama dan Papa untuk memahami dan menjadi pendukung dengan mengarahkan anak di periode sensitifnya.
Periode sensitif dalam Metode Montessori ini terdiri dari 6 aspek. Aspek periode sensitif ini ditemukan oleh Dr. Maria Montessori, selaku penggangas filosofi montessori.
Berikut aspek-aspek dalam periode sensitif anak yang perlu Mama ketahui. Dikutip dari pernyataan Sarah, trainer Metode Montessori Sunshine Teachers Training dari wawancara bersama tim Popmama.com.
1. Periode sensitif terhadap keteraturan
Pexels/Gustavo Fring
Perlu diketahui bahwa anak-anak sangat sensitif dengan keteraturan. Hal ini karena terbiasa hidup di dalam rahim yang tenang dan aman. Di sana, mereka mendengar detak jantung ibu, mendapat aliran makanan, dan lainnya secara teratur.
Jadi, ketika anak lahir, mereka merasa asing dengan hal yang tidak teratur. Anak pun merasa bahwa kehidupan di luar rahim merupakan hal yang menakutkan atau menyebalkan.
"Biasanya, periode sensitif anak terhadap keteraturan ini dialami pada usia 2 tahun. Maka, kita perlu membantu anak untuk menghadapi keteraturan karena mereka sangat sensitif dengan hal tersebut. Misalnya, dengan menciptakan rutinitas yang jelas," kata Sarah.
Berlangsungnya periode sensitif anak terhadap keteraturan adalah sesuatu yang alami, Ma. Hal ini karena anak sedang dalam masa transisi dari kehidupan di rahim ke dunia yang belum dikenali sebelumnya.
Namun, jika periode sensitif terhadap keteraturan ini dapat dilewati anak-anak dengan baik. Mereka akan menganggap bahwa kehidupan dunia sebagai tempat yang nyaman, sama seperti rahim.
Editors' Pick
2. Periode sensitif untuk bergerak
Pexels/Anete Lusina
Dalam rentang usia 6 tahun pertama kehidupan anak, mereka juga mungkin akan mengalami periode sensitif untuk bergerak. Jadi, sebaiknya Mama dan Papa tidak melarang anak untuk benyak bergerak.
Masa-masa aktif dalam bergerak ini termasuk waktu yang optimal untuk tumbuh kembang otot tubuh anak. Kemampuan motorik halus dan motorik kasarnya pun akan lebih terasah sehingga proses belajar anak dapat lebih maksimal pada periode berikutnya.
3. Periode sensitif pada benda-benda kecil
Pexels/Tatiana Syrikova
Periode sensitif berikutnya yang mungkin akan terjadi pada anak, yaitu sensitif pada benda-benda kecil. Masa ini ditandai dengan rasa ingin tahu anak terhadap benda-benda kecil.
Anak pun akan tertarik melihat, menyentuh, dan merasakan benda-benda kecil yang ditemukan di sekitarnya. Jadi, Mama dan Papa sebaiknya berhati-hati dalam menyimpan barang di rumah karena mungkin berisiko tertelan oleh anak.
Dalam memaksimalkan periode sensitif ini, sebaiknya orangtua menyediakan media atau alat pembelajaran yang sesuai ukurannya sehingga anak dapat melewati periode sensitif ini dengan baik.
4. Periode sensitif terhadap bahasa
Pexels/Ketut Subiyanto
Buah hati mama dan papa pun akan mengalami periode sensitif terhadap bahasa. Bahkan, ketika mereka belum bisa bicara sekali pun, Ma.
"Biasanya, periode sensitif ini ditandai dengan kemampuan anak dalam mendengar, sampai nanti terdapat ledakan bahasa. Di mana anak akan mengeluarkan kosakata atau kalimat yang pernah mereka dengar sebelumnya," jelas Sarah.
Sebaiknya, Mama dan Papa lebih bijak dalam berbicara di hadapan anak. Hal ini untuk menghindari kosakata yang tidak pantas didengar dan ditiru oleh anak.
6. Periode sensitif untuk bersosialisasi
Pexels/Allan Mas
Pada rentang usia 6 tahun pertamanya, anak-anak pun akan mulai menyadari kehadiran orang lain di sekitarnya. Hal ini pun menjadi tanda bahwa anak sedang berada dalam periode sensitif untuk bersosialisasi.
Menurut Sarah, periode sensitif untuk bersosialisasi ini terjadi pada usia 2 tahun. Biasanya, ditandai dengan anak yang mulai mengenal siapa teman-temannya. Kebutuhan bersosialisasi anak juga cenderung tinggi, Ma.
Dalam mendukung anak pada periode sensitif ini, orangtua dapat memulainya dengan mengajari cara berinteraksi yang baik dengan orang lain. Selain itu, arahkan anak untuk bersosialisasi dengan teman-temannya.
Sunshine Teacher Training Membuka Program Belajar Kursus Interaktif Montessori via Zoom
Program berlangsung selama Januari-Juni 2021 dan kelas diadakan setiap hari Selasa dan Kamis melalui zoom. Lembaga ini juga sudah mengajarkan 22.000 orangtua dan guru dalam menerapkan Metode Montessori dari berbagai negara di dunia.
Dengan kursus ini Mama bisa membantu anak belajar lebih fokus, konsentrasi, meningkatkan minat belajar, dan membangun pondasi yang kuat dari apa yang mereka butuhkan selama tahun-tahun sekolah.
Mama juga akan mendapatkan dukungan penuh oleh trainer dan sesama peserta hingga 1 bulan setelah mengikuti program.
Pendaftaran bisa melalui 0813-1112-8124 dan Mama bisa langsung bergabung ke dalam program ini.
Itulah penjelasan mengapa menerapkan Metode Montessori di rumah pada anak adalah hal yang sangat baik dan perlu untuk Mama coba. Selamat belajar Ma.
Periode sensitif terhadap eksplorasi sensorial ditandai dengan ketertarikan anak dalam menjelajah atau melakukan kegiatan yang menggunakan indera. Baik indera penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecap, dan peraba.
Hingga tidak heran, pada periode sensitif ini anak akan lebih banyak melihat benda di sekitarnya. Bahkan mungkin, memasukkan benda tersebut ke dalam mulut untuk merasakannya.
Untuk itu, sebaiknya orangtua berhati-hati agar keamanan anak tetap terjaga. Sebagai gantinya, sediakanlah alat yang aman untuk dilihat maupun disentuh si Anak, ya.