5 Tips Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak Guna Mencegah Stunting
Imbangi juga dengan pola hidup bersih dan sehat, Ma
5 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemenuhan gizi seimbang pada anak-anak di Indonesia masih menjadi hal yang perlu diperhatikan semua pihak, khususnya para orangtua. Hal ini karena gizi seimbang memiliki peran yang sangat penting bagi proses tumbuh kembang anak.
Terpenuhinya gizi seimbang juga dapat mencegah anak dari stunting. Stunting adalah suatu kondisi kekurangan gizi pada anak-anak yang biasanya ditandai dengan postur tubuh pendek dan kecil.
Namun, bisa saja Mama dan Papa menemukan tantangan saat berusaha memenuhi kebutuhan gizi anak. Misalnya, anak sulit dan terlalu pemilih pada makanan.
Dalam mengatasinya, berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa tips yang dapat orangtua terapkan dalam memenuhi kebutuhan gizi si Kecil.
Masalah makan yang biasa terjadi pada anak
Menurut Prof. Dr. Ir. S. Anna Marliyanti, MSi, Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia - Institut Pertanian Bogor, ada beberapa masalah makan yang biasa dialami anak usia 4-6 tahun, yaitu:
Pilih-pilih makanan (picky eater)
Biasanya masalah pilih-pilih makanan atau yang populer dengan sebutan picky eater ini biasanya disebabkan oleh perkembangan selera makanan anak. Jadi, anak cenderung memilih untuk mengonsumsi makanan dengan cita rasa yang disukainya saja.
Bisa juga karena munculnya rasa bosan terhadap hidangan yang diberikan Mama karena kurangnya variasi.
Selain itu, dapat dipengaruhi oleh faktor kebiasaan makan keluarga. Ketika orangtua pilih-pilih makanan, si Kecil pun akan mengikuti untuk pilih-pilih makanan.
Susah makan, hanya mau makan sedikit
Ketika anak mau makan, tetapi hanya sedikit saja yang mampu mereka telan. Hal ini juga menjadi sebuah masalah karena tubuh anak tidak mendapatkan nutrisi yang utuh.
Salah satu penyebab yang membuat anak hanya mau makan sedikit, yaitu adanya pengaruh psikologis. Misalnya, orangtua terlalu memaksa anak untuk makan sehingga mereka merasa tertekan.
Tak hanya itu, bisa juga dipengaruhi oleh pemberian susu atau makanan selingan (camilan) yang dekat dengan waktu makan. Anak pun merasa sudah kenyang dan cenderung makan dalam porsi sedikit.
Menolak makan
Ketika anak menolak untuk makan, Mama dan Papa mungkin akan kebingungan serta khawatir karena tidak adanya asupan yang masuk dalam tubuh buah hati. Namun, jangan langsung menyalahkan anak karena hal ini.
Cobalah untuk mengoreksi diri sendiri dahulu, apakah ada hal dari orangtua yang menyebabkan anak menolak makanannya. Misalnya, rasa makanan yang kurang sesuai selera anak, adanya rasa bosan terhadap makanan karena tidak variatif, atay suasana makan yang tidak menyenangkan (dipaksa).
Bisa juga disebabkan oleh diri anak sendiri, seperti hanya ingin mencari perhatian, tidak suka dengan orang yang memberi makan, atau anak sedang sakit.
Setelah mengetahui masalah makan yang biasa terjadi pada anak dan memahami penyebabnya, orangtua sebaiknya segera memperbaiki. Baik dari segi hidangan yang disajikan dan suasana makan.
Berikut 5 tips yang dapat diterapkan agar kebutuhan gizi anak tersayang mama tercukupi sehingga proses tumbuh kembangnya optimal dan terhindar dari stunting.
1. Penuhi kebutuhan dengan mengikuti panduan "Gizi Seimbang"
Dalam memenuhi kebutuhan gizi anak, makanan yang diberikan tentu saja tidak boleh sembarangan. Penting bagi Mama untuk menggunakan panduan "Gizi Seimbang" yang digalakan oleh Kemenkes RI.
Salah satu isi panduan "Gizi Seimbang", yaitu anjuran makanan yang harus dikonsumsi anak-anak atau disebut sebagai "Isi Piringku". Sebaiknya, menu makanan yang dihidangkan dalam 1 kali porsi makan anak, meliputi makanan pokok, lauk pauk, buah-buahan, dan sayuran.
"Makanan pokok yang dimaksud bisa diperoleh dari nasi, singkong, ubi, mie, jagung, atau roti sebagai sumber karbohidrat. Sedangkan untuk lauk pauknya, diusahakan yang memiliki protein tinggi, seperti daging sapi, daging ikan, daging ayam, tempe, tahu, atau telur," jelas Prof. Dr. Ir. S. Anna Marliyanti, MSi.
Jangan lupa, sertakan juga aneka ragam buah-buahan dan sayuran agar nutrisi si Kecil terpenuhi dengan baik. Hal ini karena vitamin serta mineral yang terdapat dalam buah-buahan dan sayuran berperan untuk mengatur metabolisme dan sistem kekebalan pada tubuh, Ma.
Editors' Pick
2. Cara mengatasi anak yang tidak suka makan sayur dan buah
Meskipun banyak fakta yang telah menunjukkan bahwa sayuran dan buah-buahan memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Namun, masih banyak anak-anak yang tidak suka mengonsumsi sayur dan buah karena mereka mengaku bahwa rasanya tak enak.
Hal ini dibuktikan dengan data yang dikeluarkan oleh Riskesdas tahun 2018. Sebanyak 95,5% penduduk usia di atas 5 tahun masih kurang mengonsumsi sayuran dan buah. Padahal, WHO menganjurkan konsumsi sayur dan buah sebanyak 400 gram per harinya.
Apabila anak mengalami kondisi ini, Mama sebaiknya segera menanganinya. Berikanlah pemahaman secara perlahan tentang pentingnya makan sayur dan buah.
Olah dan sajikan sayur serta buah dalam bentuk yang bervariasi agar anak-anak tertarik untuk mengonsumsinya. Selipkan atau modifikasi makanan kesukaan anak dengan sayur atau buah.
Selain itu, jadilah teladan yang baik dengan selalu mencontohkan makan sayur dan buah setiap hari, Ma.
3. Membiasakan anak untuk selalu hidup bersih
Selain memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, orangtua juga perlu membiasakan si Kecil agar selalu hidup bersih. Hal ini karena lingkungan yang kotor dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit dan juga stunting, Ma.
Lingkungan kotor terutama sanitasi atau keadaan toilet yang buruk dan tidak terjangkaunya air bersih dapat memicu diare bahkan menjadi faktor penyebab terjadinya stunting pada anak.
Jadi, penting bagi Mama dan Papa untuk mengajarkan anak cara membersihkan diri yang benar. Misalnya, dengan mandi sebanyak 2 kali sehari, rajin sikat gigi, dan cuci tangan menggunakan air mengalir serta sabun. Jangan lupa selalu memantau kondisi toilet di rumah, pastikan tetap bersih, ya!
4. Mengajarkan anak melakukan pola hidup sehat
Pola hidup sehat juga merupakan faktor penting yang dapat mendukung terpenuhinya gizi seimbang pada anak. Salah satunya dengan mengajarkan anak mama untuk melakukan aktivitas fisik dan berolahraga secara rutin.
Aktivitas fisik yang dimaksud adalah membiarkan anak bergerak dengan cara bejalan, berlari, atau melompat saat bermain. Namun, tetap awasi mereka agar terhindar dari bahaya dan tidak terlalu lelah.
Untuk olahraga, Mama bisa memulainya dengan cara sederhana yang menyenangkan, seperti bermain sepeda di luar rumah, berlari santai bersama hewan peliharaannya di lingkungan sekitar, atau sekadar bernyanyi sambil menari di ruang bermainnya.
Kemenkes RI menganjurkan aktivitas fisik ringan setidaknya 5–10 menit dan aktivitas sedang selama 30 menit agar tubuh anak mama menjadi lebih sehat. Sementara olahraga, sebaiknya dilakukan selama 3 kali dalam seminggu.
5. Memantau berat dan tinggi badan anak secara rutin
Hal penting selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam memenuhi gizi seimbang dan mencegah stunting pada anak, yaitu dengan memantau berat dan tinggi badan buah hati secara rutin.
Timbanglah berat badan dan ukur tinggi badan anak mama. Lalu, lihat apakah jumlah berat dan ukuran tingginya telah sesuai dengan kurva pertumbuhan.
Orangtua dapat melakukannya di rumah. Namun, sebaiknya pengukuran berat dan tinggi badan dilakukan ke puskesmas atau rumah sakit dengan bantuan tenaga medis agar hasilnya lebih akurat.
Apabila terdapat hal yang mengkhawatirkan, seperti kurangnya berat atau tinggi badan dan tanda-tanda stunting, anak pun dapat ditangani segera oleh ahlinya, Ma.
Itulah beberapa tips yang bisa orangtua lakukan agar gizi anak terpenuhi dengan baik. Semoga bermanfaat ya Ma, sehingga dapat mencegah stunting pada anak!
Baca juga:
- Penting, Kenali 5 Cara Cegah Stunting sejak Bayi Lahir!
- Ciri-Ciri Anak Stunting dan Cara Mengatasinya
- 5 Cara Mewujudkan Pertumbuhan Anak Sehat dan Bebas Stunting